43. i know ur friend

358 52 0
                                    

Menyaksikan taman Florentine dari balkon kamar Sophia, Lyle membiarkan angin malam meniup rambut kelamnya. Terdapat gelas cantik berisi minuman di salah satu tangannya.

Sudah beberapa menit berlalu ia habiskan dengan menyendiri setelah mendiskusikan sesuatu bersama ayah dan sang mertua. Sehingga kini pikiran segera membuat keributan dalam kepalanya.

"Apa yang aku sesali? Terlalu banyak penyesalan sampai aku tidak tahu mana yang sebenarnya aku sesali."

Andai saja dia tak pernah kembali meski perang usai dan dunia damai, mungkin saja Sophia tidak akan mati karnanya. Konsekuensinya, dia tidak akan tahu seberuntung apa bisa mengenal Sophia.

Mana yang harus dirinya sesali?

Penyesalan yang membuatnya kembali ke masa lalu, kini seolah berubah haluan. Di sisi lain ia sangat tidak menyesal bertemu Sophia, lantaran gadis itu membuat hidupnya memiliki sisi hangat.

Cinta memang begitu rumit, membuat siapa saja menjadi bodoh dan konyol. Ia berada di jalan pilihan membingungkan, ingin membuang ego, tetapi keinginan itu seolah ditepis tubuhnya yang ingin di dekat istrinya.

Namun, ia tidak ingin kembali untuk mengulang cerita yang sama. Ia akan menuruti rencana ayahnya. Memang sudah takdirnya jika darah D'Lupus berakhir dalam tubuhnya.

D'Lupus selama ini hanya bisa memiliki satu keturunan saja, dan dia semasa kecil memiliki firasat akan mati karna kutukan. Saat itu, saat usianya 5 tahun, sakit begitu menyiksanya sampai merasa ia akan mati dalam waktu dekat.

Jika dia mati, dia sadar D'Lupus juga akan mati. Dia pernah meminta seorang adik pada ibunya sebagai pengganti, namun Grand Duchess selalu berkilah, mengatakan bahwa tak semudah membalikkan telapak tangan. Tak lama ia tahu, dirinya takkan pernah memiliki adik kandung.

"Ha, aku juga harus mengembalikan hak D'Lupus. Apakah para Duke itu memakai perundingan kontes berburu sebagai sampul?" Ia tidak mungkin terus-menerus mengandalkan nama Florentine untuk memenuhi kebutuhan D'Lupus. "Apakah Raja tahu? Bagaimana mereka membuat keputusan itu tanpa sepengetahuan Raja? Atau mereka menipu Paman?"

Menegak minuman dalam gelas sampai tandas, lelaki itu kembali meraih botol dari meja putih di sampingnya, dia menuangkan semua sisa minuman dalam botol kaca tersebut ke dalam gelas.

Terlihat masih terdapat satu botol lagi yang masih penuh, sepertinya ia akan minum banyak malam ini.

'Aku sudah hidup selama 26 tahun lebih, tapi kenapa otakku tidak bisa berpikir matang seperti dulu? Seolah kehidupan itu hanya mimpi.' Ia harus mengambil keputusan yang tepat dan cepat.

Sebelum mati.

Tubuhnya seketika membeku sehingga proses meminum terhenti di tengah jalan. Punggungnya tertekan oleh tubuh yang bisa ia tebak siapa itu.

Punggung Lyle seperti tergelitik saat Sophia menyapu hidungnya di sana. Melihat lengan yang melingar di perut, sudah dibalut piyama putih. Aroma mewah mawar semakin ketara jika gadis itu baru saja mandi.

Ia menetralisir degupan jantung, dan menenggak kembali minuman sampai habis. "Segeralah tidur, Sophia."

"...."

"Ini sudah larut," perintahnya lembut, meskipun lagi-lagi Sophia tidak menyahut.

Banyak perubahan antara saat itu dan sekarang. Mungkinkah karna dirinya memperlakukan Sophia dengan baik dan akrab? Atau justru karna waktu yang dilalui sudah 3 tahun lebih? Sedangkan dulu mereka hanya bisa menghabiskan waktu 2 tahun saja.

Sophia sama sekali belum pernah melakukan hal-hal seperti ini, perilaku baru Sophia sering mengejutkan Lyle. Sebenarnya, seberapa jauh gadis tersebut menyembunyiakan diri?

The Cursed Duke's MoonWhere stories live. Discover now