50. r you Edward?

342 52 0
                                    


Celah pintu membawanya masuk ke area gunung utara. Membuktikan fakta Whittaker sudah sedari dahulu berhubungan dengan orang sekitar secara rahasia.

Di sana, dia dihadiahi kedatangan Grand Duke bersama bangsawan lain yang memasuki gua es, membuatnya semakin bertanya-tanya. Baru saja dirinya hendak pergi seusai melihat kumpulan kabut hitam terbang menuju pemukiman, Atarah batalkan karena kehadiran Duke Muda beserta pria berjubah.

Kulit pria itu putih bersih, sangat serasi dengan jubah putih dan pakaian putihnya yang nampak dari celah jubah. Dia hampir tertangkap oleh pria tersebut, namun akhirnya lolos melarikan diri. Pria yang lebih tidak layak disebut sebagai manusia, meskipun separuh wajahnya tertutup tudung jubah.

Hal-hal senyap ia rasakan seharian ini, sehingga membuat dia tidak selera untuk melakukan apa pun. Dirinya hanya duduk di depan perapian sembari menebak-nebak hubungan mereka.

Mengambil kertas tergeletak yang sudah dibuka dua hari lalu serta bangkai kaku merpati putih, dengan gerakan elegan ia memasukkannya ke perapian.

"Tuan Putri," panggil seorang laki-laki dari balik jendela.

"Masuk!"

Jendela dibuka tanpa menimbulkan decitan sama sekali, hanya terdengar suara kaki melangkah. Tak sampai lama menunggu, Atarah menerima kertas yang diserahkan padanya. Kemudian ia memberi sekantong emas yang sudah menunggu sejak awal di meja kepada laki-laki berjubah yang hanya menampakkan iris legamnya itu. Seusai serah-terima, sang pesuruh pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Kejadian lima bulan lalu, terbantainya para budak di gedung itu," gumamnya, dan menyeringai.

"Baiklah, aku hanya perlu sandiwara seolah tidak tahu," tambahnya, lalu kembali membuka kertas selanjutnya.

Terteta nama Erland Schafer Florentine sebagai Marquess, dan Kaylilo Frost Cypress sebagai Count yang di mana ia menerima gelar meski memakai jubah penutup yang melekat, dengan alibi memiliki penyakit kulit.

Marquess Florentine, memiliki istri dan anak yang dirahasiakan, tanggal 17 bulan lima, anaknya dikabarkan mengunjungi alun-alun bersama Duke Muda D'Lupus.

Putri Atarah terbelalak membaca tulisan akhir. Maknanya, hubungan mereka erat. Seorang Lady yang dirahasiakan, mengenakan jubah seperti Count Cypress, apakah dia memiliki penyakit kulit juga? Atarah berpikir seperti itu. "Tidak, tidak. Tidak semudah itu mengambil keputusan."

Suara gaduh rendah di luar menghentikan laju pikirnya. Ia menarik sedikit gaun guna memudahkan diri untuk bangkit dari kursi.

"Bukankah sudah kukat—" Atarah merapatkan bibirnya perlahan, lalu kembali berucap seraya melakukan cursty, "Salam sejahtera untuk Anda, Yang Mulia. Ada apa gerangan, membuat Yang Mulia datang kemari?"

Ia mengernyit. Air muka dingin yang pertama kali terlihat di wajah Pangeran Mahkota, secara apik berubah ceria. Lantas ia memanggil pelayan untuk menemani Achille ke taman, menunggu dirinya marapihkan sesuatu.

Sedangkan di lain tempat, laki-laki beriris legam, membuka jubah dan penutup separuh wajah, menunjukkan rambut gandum milikknya. Ia menghitung benda beharga di kantong tersebut.

Yaitu seorang anak dari pasangan bangsawan Moller. Tahu hal itu, membuat kebencian semakin menjadi pada Putra Mahkota dan Duke Muda D'Lupus.

***

"Bagaimana kabarmu? Kudengar kau sakit," tanya Achille, memperhatikan kantung hitam di mata Atarah. "Kau tidak tidur lagi semalaman?"

"Berkat kunjungan Yang Mulia Raja, aku merasa membaik. Terima kasih atas kunjungan Anda," jawabnya bernada manis, sehingga siapa saja yang mendengar akan luluh.

The Cursed Duke's MoonWhere stories live. Discover now