53. he's liar!

370 56 2
                                    

"Yang Mulia, mohon lepaskan Tuan Putri," pinta Sophia.

Kaku, dan formal. Perkataan Sophia asing didengar olehnya, namun Achille turuti tanpa protesan apa pun. Padahal jika sesuai sikapnya, ia akan banyak protes terhadap ucapan Sophia.

Sophia memerintahkan Asteria menutup mata dan membayangkan apa saja yang dilihat. Sinar terang kebiruan memancar dari sela tangan yang masih menekan ubun-ubun Asteria.

Tergambar apa yang telah diceritakn Asteria, seakan Sophia mengalami hal tersebut. Jiwanya keluar dan masuk ke dalam gambaran itu, menyebarkan sinar bulan guna membasmi bayangan-bayangan dari kegelapan malam. Setelahnya, ia mengangkat telapak tangannya dan meminta Asteria untuk membuka mata lagi.

"Apa yang Anda lihat setiap malam?" Sophia mengulang pertanyaan awal.

Anak itu menghening, seperti orang yang hilang ingatan. Keningnya berkerut halus, matanya menerobos tak bertepi. Lantas ia menggeleng. Tidak tahu apa yang ia lihat, hanya tahu rasa yang ia rasakan.

Ketakutan.

Yah, hanya itu yang dia ingat. Seperti sebuah trauma yang terlupakan.

"Asteria?" Achille berusaha menyadarkan sang adik.

"Asteria tidak tahu."

Lyle membayangkan bahwa dirinya telah mati, ketika ia menyadari suguhan pemandangan di depan matanya saat ini. Itu nampak serasi, itu nampak seperti pasangan yang mengagumkan.

'Seserasi apa pun mereka, dia tetap istriku, dan aku masih hidup.' Lelaki itu menolak keadaan. Lantas ia lebih mendekat pada Sophia dan berkata, "Aku minta maaf karena pergi tanpa memberitahu. Bagaimana tidurmu semalam?"

"Aku tidur tengah malam," jawabnya, sama sekali tak melihat pada si Pembicara. Gadis itu melangkah maju semakin ke hadapan Achille yang sudah berdiri. Muak, ia ingin sekali memukul lelaki yang telah berbohong kepada dirinya.

"Achille!" Ia terganggu dengan gelar kehormatan milik lelaki yang telah membohonginya itu. Entah mesti seperti apa ia memanggil temannya. Ingin menyematkan panggilan mulia, tetapi saat ini dirinya sedang kecewa dengan dia.

Sophia melayangkan pukulan pada dada pemuda tersebut hingga terdengar bunyi khas pukulan. Perlakuan tidak sopannya menyita perhatian Asteria. Tetapi, karena Sophia sudah mengatakan bahwa ia malaikat, Putri Bungsu Cygnus tak bisa mencegah, sampai akhirnya terdengar tawa Lyle yang pecah.

Raut wajah Achille tidak kesakitan sama sekali, ia hanya telihat terkesiap. Sementara Alphonsus tak mengerti akan permasalahan, mulutnya hanya terbuka, dan keningnya mengerut melihat sikap aneh dari Sophia.

"Putriku, apa yang kamu lakukan? Dia Putra Mahkota!" tegurnya yang tersadar, dan menjauhkan Sophia dari Achille. "Apa beliau pernah melukaimu?"

"Ayah! Yang Mulia sudah berbohong padaku. Aku ingin memarahinya. Setelah aku puas, aku tidak keberatan jika akan dibui karena telah memukul anggota kerajan!" Sophia terus-terang.

"Saya sudah menunggu Anda, Yang Mulia."

Serentak, mereka melihat Marquess yang tiba dengan buku. Di belakangnya, berderet pelayan yang membawa banyak jamuan. Tanpa disuruh, pelayan-pelayan membeberkan jamuan di atas meja yang tersedia beberapa jarak dari arah mereka.

Erland menghadap Putra Mahkota dan memberi hormat sejenak dengan sorot mata yang muram. "Sudah lama kita tak berjumpa, Yang Mulia. Sekarang Anda tidak perlu melompati gerbang jika ingin kemari."

"Ya?" Achille tak mengerti. Kemudian lengannya menerima buku yang diberikan Marquess Florentine. Ia membuka buku tersebut, melihat tanggal-tanggal dan catatan penting yang nampaknya ditulis Erland.

The Cursed Duke's MoonWo Geschichten leben. Entdecke jetzt