24. I'll die

531 78 10
                                    

Bunyi percikan api terdengar seperti api unggun yang super besar. Mungkin berkali-kali lipat.

Seorang perempuan baru saja bangkit dari lahar panas seperti Phoenix. Phoenix yang mati membakar diri untuk lahir kembali. Perbedaannya, ketika perempuan ini meleburkan tubuh ke Tartarus, usianya akan dikurangi, serta separuh kekuatan akan dirampas sampai ritual selanjutnya.

Jika tidak segera ke Tartarus, raga akan terlepas dari tubuh. Itu berupa bayaran lantaran tidak bisa menyerahkan jantung para wanita sebagai sesembahan ritual untuk malam gelap.

Malam di saat bulan menjadi hitam. Tidak ada bulan. Tanggal 30.

Atarah Mengusap tengkuk yang masih retak. Lalu menghadap sosok yang berada di singgasana dan bertanya, "Kau benar-benar tidak tahu di mana anak itu berada?"

Sesosok berbentuk manusia, namun lebih besar serta memiliki tanduk kambing. Tidak memiliki rambut sama sekali, semua tubuhnya merah seperti arang membara. Dia, Iblis Kegelapan, iblis yang mengutuk keturunan D'Lupus dengan kegelapan karena D'Lupus melanggar suatu perjanjian.

"Sekarang kau bertanya padaku?" Ia mengangkat dagu, sombong. Tentu saja pantas, Atarah budaknya. "Ambil kegelapan itu darinya, secepatnya, Bodoh!"

Suara itu menggelegar seram, namun Atarah sama sekali tidak tunduk maupun takut. "Aku akan mati," desisnya.

"Kau bisa masuk ke tubuh yang lain!" kata Iblis tersebut naik pitan.

Mendecak, Putri Atarah memunggungi sosok itu. "Putri di sini hanya dua. Putri kecil itu jelas memiliki raga."

"Bunuh saja dia," perintahnya, tidak luput dari suara seram yang menggelegar seperti petir sedang menyambar.

Isi pikiran perempuan itu menjadi bertumpuk, ia memutuskan membuka portal dan pergi masuk ke dalamnya.

Secara cepat  ia menembus ke ruang kamar, ruang elegan dengan warna keemasan. Di atas kasur terdapat boneka hidup tengah berbaring, mirip sekali dengan wajah sang putri.

Dilihatnya boneka, tanpa menunggu lama boneka menghilang tanpa jejak.

Atara merenung.

Membunuh Asteria, merebut kutukan, atau mencari Whittaker lebih dahulu? Namun nyatanya, ia sudah makin jarang mendengar kabar Duke Muda.

"Haruskah menemuinya?" monolognya.

Ia membalikan badan dan memijit pelipis dengan telunjuk. "Itu akan merepotkan."

Rasanya lelah menanggapi orang yang selalu menyapa. Dari Raja hingga rakyat biasa, mereka semua menyukai sosoknya. Pengganti Putri Estelle, itu yang mereka sebutkan.

Selain cantik dan pintar, Putri Atarah dikenal anggun dan ramah. Itu hanya manipulasi, karena dirinya sedang dalam proses menarik simpati demi tujuan sebenarnya.

Putri yang dikabarkan sakit itu, lekas berbaring ketika mendengar ketukan dari luar pintu. Wajahnya berubah lembut dan manis. Meski ia tak tahu siapa yang tiba.

*****

Sophia melompat-lompatkan kaki, berusaha untuk menarik buku di rak atas. Dia tampak lucu, gemas sekali, beruntung Lyle tidak ada di sini. Jika ada, sepertinya tidak akan tahan lagi dengan kelucuan Sophia.

The Cursed Duke's MoonМесто, где живут истории. Откройте их для себя