Sepatu bot beradu tegas dengan marmer dan menyebabkan kesunyian di koridor pecah. Hari-hari penat nan berat terus berjalan. Sejak ayahnya kembali dari peperangan merebut Kerajaan Berly, tugas sebagai penerus semakin menumpuk. Menyebalkannya lagi, jalan pikirnya sekarang tidak bisa dewasa. Waktu benar-benar kembali, hanya menyisakan ingatan yang terjadi.
Ia bertekad akan menjadi pemimpin yang lebih berpengaruh, terlebih kali ini dirinya mempelajari sihir. Ada yang tidak bisa dikalahkan oleh tajamnya senjata, kalimat tersebut menjadi paduan tegas keluarga D'Lupus untuk belajar sihir. Sekarang, ia baru saja usai belajar sihir dan memilih pergi ke arah berlawanan dari kamarnya.
Waktunya akan berputar dari bangun tidur dengan berlatih pedang bersama Grand Duke, ataupun berlatih seorang diri jikalau Grand Duke terlalu sibuk. Kendatipun sudah dicap sebagai ahli pedang muda sejak usia 10 tahun, Lyle masih belum bisa mengalahkan kehebatan ayahnya sesuai yang dirinya harapkan, dan bukan bearti ia tidak pernah mengalahkan Grand Duke. Beberapa kali, hanya saja butuh menghabiskan waktu saat saling beradu pedang. Harapannya, ia dapat mengalahkan sang ayah seperti dirinya mengalahkan kesatria-kesatria dengan cepat.
"Ke mana kau akan pergi?"
Suara tegas menggema di lorong tersebut, bisa diketahui secara mudah bahwa itu suara sang ayah. "Kamar timur," jawabnya singkat tanpa menoleh.
Kamar timur merupakan kamar yang D'Lupus berikan untuk Sophia tempati. Alphonsus jelas tahu, putranya sedang merindukan gadis itu. Di dunia ini, tentu hanya dia yang tahu bahwa putranya telah memutar waktu. Jika bukan karena semua itu, mana mungkin putranya akan melakukan hal seperti sekarang.
Punggung tegap anaknya semakin menjauh tertelan ujung lorong, lalu hilang di belokan. "Lebih baik kau jangan terlalu mecintainya!" ujarnya tertahan.
Pria paruh baya itu berjalan berlainan arah dengan Lyle, ia pergi menuju kamar seraya terus memikirkan hal-hal. Memijat kepala yang serasa pening, entah kenapa otaknya sangat berisik. Setiap malam bayangan istrinya tidak pernah lepas, lalu kali ini Lyle membuatnya khawatir. Apa yang akan terjadi lagi? Apakah akan ada sesuatu yang baru? Bisakah tujuannya akan terkabulkan? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar seperti jarum jam.
Pikiran yang mengusiknya. Pikiran yang selalu menghalanginya untuk beristirahat sejenak, sulit dihindari. Ruang kamarnya yang luas dan tenang tersebut, serasa suram dan gelap. Tiada warna semenjak hilangnya wujud Estelle di sana.
Tangan besar pria itu meraih botol bening berukuran kecil dari nakas, kemudian membukanya. Menungkan dua butir ke telapak tangan, Alphonsus menelan pil bewarna putih tersebut.
Sementara itu, Lyle yang sudah mengenakan piyama, memandang bulan musim semi yang begitu indah. Berbeda dengan apa yang dilihat, bukan bulan, melainkan bayang-bayang gadis berambut perak dengan mata kebiruan yang beku, bulu mata yang lebat dan lentik, serta pipi yang layak untuk dicubit.
"Aku merindukannya," kata ia. Selama tiga tahun ini, dia sudah membuka semua buku medis, namun benar, penyakit istrinya tidak bisa terdeteksi. Padahal ia ingin menemukan obatnya.
Bulan di langit perlahan tertutup awan, lalu dalam beberapa saat, awan pergi menjauh dari bulan. Laki-laki itu masih setia bersandar di bingkai jendela memandangi langit dengan bersedekap dada. Lyle percaya, pasti sekarang Sophia juga sedang menikmati bulan.
Dia belum bisa berteleportasi untuk menembus malam agar segera menemui istrinya secara cepat. Memakai kuda, selalu memakan waktu sangat lama. Apalagi jika menempuh jalan kota, setidaknya akan memerlukan dua hari untuk sampai ke march. Maka dari itu, dia lebih memilih melewati hutan.
Malam kian larut. Semakin waktu menyeret ke dalam heningnya malam, perhiasan langit semakin jelas dan bersinar. Pemandangan indah disajikan untuk dia yang menyukai malam.
आप पढ़ रहे हैं
The Cursed Duke's Moon
काल्पनिकAlur lambat⚠️ Demigoddess-Wizard Correy Lyle, Duke Muda D'Lupus yang terkutuk kegelapan. Pernikahan paksa yang diputuskan Grand Duke pada dirinya saat masih belia, membuat ia kabur dari pernikahan. Tiga tahun berlalu, dan ia kembali dari medan peran...