47. cold and hot

355 50 3
                                    

Lelaki itu mendobrak tumpukan salju yang memenuhi sebuah lubang. Dikatakan Paman Kaylilo padanya bahwa lubang tersebut sebuah portal.

Di dasar gua, semua orang tergeletak tanpa sadarkan diri dan tengah diobati Paman. Pria itu berkata tidak mampu melelehkan salju dalam kondisi hati seperti ini, dia sedang dalam keadaan tidak tenang.

Satu orang terdengar merintih pertanda dirinya telah sadar.

Kendatinya Lyle tidak paham pada kondisi. Bagaimana bisa sang ayah yang dielu-elukan kekuatannya di seluruh negri hilang kesadaran seperti ini? Namun ia mengubur pertanyaan di dalam otaknya sendiri.

Ia akan bertanya itu nanti saat semua sudah selesai, untuk sekarang dirinya harus bisa membobol portal ini lagi. Kata Kaylilo, portal segera menutup setelah membawa korban. Bagaimana bisa dia menarik korban dari jauh?

"Tenanglah Sophia, aku akan datang! Bertahanlah! Aku akan segera datang!"

"Jika kau akan meleleh, kita harus meleleh bersama! Kau mendengarku, kan?!"

Ia kerahkan tenaga seraya melawan suhu dingin yang kian menusuk bak duri-duri kecil. Badannya sesekali menggigil. Sedangkan tumpukkan tersebut perlahan-lahan kian menyatu dan mengeras.

"Siaaal! Mengapa ini semakin mengeras?" racau lelaki tersebut. Ia melepaskan peraduan tangannya dari tumpukkan. Menjauh dari lubang sialan itu dan dengan terdesak mencari celah yang kiranya merupakan jalan lain menuju alam sana.

Kaylilo dapat membaca aura kesal, marah, cemas, takut, dan panik yang tercipta menjadi satu dalam perwujudan Duke Muda saat ini. Alis Duke Muda saling bertaut dengan sorot mata yang menatap penuh harap pada dinding gua.

Dirinya pun tak sempat meminta lelaki itu mengganti pakaian hangat sebelum ke gunung. Lyle segera bergerak begitu ia selesai menjelaskan.

Sedangkan Marquess dan Grand Duke mulai siuman, meskipun baru saja merintih dan membuka mata.

Meremas nadi tangannya sendiri, Kaylilo menutup mata guna menenangkan detak jantungnya. Beberapa kali menarik napas pelan, lalu menghembus lembut. Ia harus mendamaikan diri agar bisa membantu. Bila saja bersikeras melelehkan es saat ini, itu akan menjadi sia-sia semata. Bukannya lenyap, justru akan mengubahnya menjadi batu es.

"A-ada apa? Yang Mulia, Anda kemari?" tanya Erland kebingungunan, seraya meraba kesadaran dan menumpu telapak tangannya ke dasar, berjuang untuk duduk atau mungkin segera berdiri jika ia bisa.

"Kaylilo?" gumamnya lagi dengan keheranan karna Kaylilo juga hadir. Terakhir yang ia ingat, kumpulan kabut keluar dari portal seolah sebuah ledakan dahsyat. Namun suara bisingnya lebih seperti suara angin puting.

Pria berambut perak di hadapan Erland membuka matanya dengan gerakan cepat. Ia berdiri dan pergi menjauh, entah akan ke mana, yang jelas Kaylilo keluar meninggalkan gua.

"Your Highness!" panggil Erland lagi, menekuk lutut bersiap segera berdiri. "Anda meninggalkan Putriku?!"

"Sophia! Sophia dibawa ke Tartarus!" jawab Lyle kali ini dengan cepat.

Terbelalak bulat, sontak bangkit, Erland mendekati portal. Tanpa berpikir panjang memukul lempengan es tebal dengan tinju, membuat urat di punggung tangannya semakin jelas keluar.

Lyle mengacak rambutnya karna sama sekali tidak ada celah lagi, ia akhirnya kembali ke semula. Api sihir sedikit demi sedikit berkobar di telapak tangan lelaki itu. Ia menarik siku ke belakang dan menegur, "Biar saya saja!"

Diarahkannya kedua tangan yang sudah dipenuhi api sihir, Lyle mendorong seluruh kekuatannya.

"Akh!"

Dia terpental pada dinding yang jaraknya cukup jauh. Dingin, ngilu, dan sakit di punggung ia abaikan, seraya kembali mendekati portal itu lagi. Sedari awal api tak bisa melelehkannya, maka Duke mengubah api menjadi cahaya merah sebagai sihir peruntuhan. Harapannya itu dapat bisa diruntuhkan.

The Cursed Duke's MoonHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin