20 • Seeing Something

11.8K 966 59
                                    

Selamat membacadanSemoga suka

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Karena terlalu lama menangis semalaman. Keesokan paginya. Tubuhnya demam. Matanya pun bengkak. Riona sudah mengompres dahi dan kedua matanya. Namun, bengkak di matanya masih belum berkurang.

"Nyonya muda, kenapa anda menangis?" Tanya Riona dengan lembut. Wanita itu duduk samping Cyrielle. Gadis itu menggenggam tangan Riona dengan kuat.

"Nyonya muda, saya adalah pelayan anda. Anda bisa berkeluh-kesah dengan saya. Jangan memendam semuanya sendirian. Jika nyonya dalam masalah. Saya akan selalu berusaha melindungi nyonya."

Perkataan Riona selalu berhasil membuat hatinya tersentuh. Dia seperti ibu. Anak-anaknya di masa depan nanti sangat beruntung lahir di dalam rahim seorang wanita seperti Riona.

"Maaf Riona, aku tidak bisa mengatakannya pada mu."

"Nyonya jangan khawatir. Saya ada di sini menemani anda."

"Cyrielle!"

Cassius masuk dengan wajah paniknya. Pria itu naik ke atas kasur menyentuh kulitnya. Begitu mendengar kabar bahwa dirinya demam. Pria itu langsung datang ke kamarnya. "Badan mu panas sekali!"

Melihat Cassius datang. Riona langsung berdiri dari duduknya.

Di belakang Cassius. Berdiri Lorcan yang menatapnya dengan wajah datar.

"Padahal aku berniat mengajak mu ke suatu tempat besok." Cassius duduk di tepi kasurnya.

"Suatu tempat?"

"Aku ingin mengajakmu berlibur melihat lautan." Cassius bisa melihat kedua mata Cyrielle yang nampak membengkak. Sepertinya gadis ini menangis semalaman.

"Lautan?"

"Iya lautan! Di sana sangat indah sekali. Kamu mau melihatnya bukan?"

Cyrielle mengangguk semangat. "Iya aku mau! Selama ini aku pernah melihat lautan!"

Cassius tersenyum tipis. "Kalau begitu segeralah sembuh, setelah itu kita akan pergi melihat laut. Kita akan menaik kapal dan memancing dari atas sana."

Lorcan berdecih. "Naik mobil saja dia mabuk. Apalagi menaik kapal?! Bisa-bisa dia mabuk laut sepanjang waktu. Menyusahkan saja!"

"Pergilah dan selesaikan pekerjaan mu Lorcan!" Usir Cassius.

Lorcan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pria itu merasa Cyrielle lebih di perlakukan seperti keluarga kandung di banding dirinya sendiri.

"Kamu jangan terlalu memikirkan perkataan Lorcan. Apapun yang di katakan anak itu kebanyakan hanya omong kosong. Kamu tidak pernah merepotkan sama sekali. Jadi jangan khawatir dan cepatlah sembuh putri ku."

DESTINY Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon