14 • Alive

11.4K 893 107
                                    

Selamat membacadanSemoga suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.





Cyrielle langsung membuka matanya. Deru napasnya bergerak tak beraturan. Ruang udara terasa sempit di dadanya. Cyrielle melihat ke kanan dan ke kiri. Ini— adalah kamarnya. Jelas-jelas kemarin dia ingat dengan betul bahwa Lorcan menyiksanya dan melemparnya ke dalam kolam. Ternyata dia masih hidup. Pasti Cassius yang datang dan menyelamatkannya.

"Kenapa? Padahal aku sudah berharap untuk mati."

Cyrielle menyentuh dahinya sendiri. "Panas. Aku demam."

Cyrielle terbatuk. Dadanya selalu sakit setiap kali terbatuk. Tangannya gemetaran melihat darah yang menempel di tangannya.

Pintu terbuka lebar. Seseorang masuk tanpa permisi. Orang itu adalah Lorcan— Suaminya. Pria itu masuk tanpa permisi dengan membawa nampan berisi makanan untuknya. Pria itu duduk di tepi kasur. Sementara Cyrielle menyembunyikan tangannya yang terdapat noda darah di dalam selimutnya.

Lorcan menatapnya sinis. Pria itu seperti sangat enggan melakukannya.

Di bantu dengan Lorcan. Cyrielle mengubah posisinya menjadi bersandar.

Cyrielle tidak percaya ini. Lorcan menyuapinya makan. "Aneh, kenapa kamu sampai-sampai melakukan ini? Kenapa tidak panggil pelayan saja?"

"Jangan percaya diri! Aku melakukan ini karna si tua itu memaksa!"

Sudah Ia duga. Sudah pasti ini semua bukan murni keinginannya.

Cyrielle bisa saja menarik nampan itu. Mengambil alih dan makan dengan tangannya sendiri. Tapi dia tidak bisa. Jika Lorcan melihat tangannya dia pasti akan timbul masalah. "Aku harus
menyembunyikannya. Tidak boleh sampai ketahuan!"

"Kau pasti sangat senang bebas dari keluarga miskin itu dan bisa hidup dengan perut kenyang di sini."

Cyrielle menggeleng pelan. Meski lebih baik dari kehidupan lamanya. Berada di sini. Dia masih sering kali tidak makan. Karena jika tidak datang ke ruang makan tidak akan ada pelayan yang mengantarkan makanan untuknya. Namun jika dia datang ke meja makan Lorcan pasti selalu makan sedikit. Dan jika dia sudah berada di sana mendahuluinya. Lorcan pasti enggan untuk duduk dan lebih memilih untuk tidak makan.

"Kau pikir meski si tua itu memberi mu kebebasan. Kau akan bertindak di sini dengan bebas semaumu?!" Lorcan mendekati wajahnya. "Ini bukan rumah mu!" Setiap kata yang di lontarkannya penuh dengan tekanan.

"Aku tahu. Ini bukan rumah ku. Tidak ada tempat untuk orang seperti ku di dunia ini."

"Apa yang membuat si tua itu lebih menyayangi mu?! Apa kau memegang kelemahannya?"

Cyrielle menggeleng cepat. Apa maksudnya itu.

"Tiga beban itu saja sudah membuat ku muak. Sekarang di tambah kau!" Gerutu Lorcan.

DESTINY On viuen les histories. Descobreix ara