Selamat Membaca
dan
Semoga Suka
.
.
.
.
.
Setelah beberapa hari. Begitu Cassius sudah kembali ke rumah. Di saat itu pula penderitaan Cyrielle terhenti. Para pelayan sudah kembali ke mansion untuk bekerja. Cassius melihat wajah Cyrielle yang tampak lesu dan tubuhnya semakin kurus. Rambutnya terlihat kusut dan berantakan. Wajahnya pun terlihat kusam. Yang di lakukan gadis itu hanya diam memandang langit dari jendela."Apa pelayan tidak melayaninya dengan baik?" Tanya Cassius pada orang kepercayaannya- Kaemon.
"Akan saya selidiki apa yang terjadi tuan."
Cyrielle menyentuh perutnya yang sedari tadi berbunyi. "Lapar ..." Ia belum makan apapun sejak kemarin malam. Suara langkah kaki yang bergerombolan membuat pandangannya teralihkan. Lima orang pelayan wanita sedang berjalan ke arahnya. Dari pelayan-pelayan itu. Ada satu wajah yang paling Ia ingat. Dia adalah pelayan yang membicarakannya di belakang.
"Selamat siang nyonya muda. Anda harus bersiap-siap. Kami berlima akan membantu nyonya. Malam ini Anda harus ikut menghadiri acara bersama tuan besar dan tuan muda Alphonse."
Cyrielle meringkuk di dalam kolam mandi besarnya. Para pelayan itu membantunya mandi. Ada yang mencuci rambutnya. Ada juga yang menggosokan tubuhnya. Taburan kelopak bunga berwarna merah muda membuat kolam terlihat sangat cantik.
"Astaga! Jika saja ini bukan perintah tuan besar. Aku pasti tidak mau melakukannya!" Keluh seorang pelayan. Pelayan itulah yang suka menjelekkannya di belakang. "Apa kalian tidak bisa membayangkan jika nyonya di masa depan yang harus kita layani itu bisu seperti ini?!" Keluhnya lagi.
"Hei! Jaga ucapan mu!" Tegur pelayan yang sedang mencuci rambut panjangnya.
"Kenapa? Apa dia akan mengadu?! Bagaimana caranya?! Dia saja bisu! Dia juga tidak bisa baca tulis. Lagipula dia ini orang baru! Kita bekerja di rumah ini sudah bertahun-tahun. Tuan besar pasti akan lebih mempercayai kita!" Pelayan itu berucap dengan sangat percaya diri.
"Hei! Aku dengar saat kita di beri waktu cuti selama tiga hari nyonya Cyrielle menggantikan seluruh pekerjaan kita!" Satu orang pelayan lainnya berbicara.
"Sungguh?! Bukankah kalau begitu lebih baik anda bergabung saja bersama kita menjadi pelayan? Anda tidak pantas menjadi nyonya di rumah ini!"
Cyrielle menundukkan kepalanya. Ia harus berusaha tidak mendengar semua kalimat-kalimat itu.
"Sayang sekali ya, padahal ku pikir nona Dysis dari Keluarga Eluned akan menjadi istri tuan Lorcan. Nona Dysis sangat cantik, pintar, derajatnya pun setara. Bukankah dia lebih cocok untuk tuan Lorcan?"
"Benar! Padahal mereka selalu bersama seperti sepasang kekasih!"
"Mungkin saja setelah tuan Lorcan resmi menjadi kepala keluarga. Nyonya rumah ini juga akan berganti! Aku tidak sabar menunggu nona Dysis menjadi majikan kita!"
YOU ARE READING
DESTINY
Romance𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ Bagai burung kecil yang tidak bisa berkicau. Hanya bisa pasrah kemana takdir akan membawanya. **** "𝙉𝙤 𝙢𝙖𝙩𝙩𝙚𝙧 𝙝𝙤𝙬 𝙢𝙖𝙣𝙮 𝙩𝙞𝙢𝙚𝙨 𝙄 𝙩𝙝𝙧𝙤𝙬 𝙮𝙤𝙪 𝙖𝙬𝙖𝙮. 𝙄𝙣 𝙩𝙝𝙚 𝙚𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪 𝙘𝙖𝙢𝙚 𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙢...