Selamat Membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.Cyrielle masih terduduk di lantai. Tamparan di pipinya masih terasa panas hingga membekas. Matanya terkadang melirik Lorcan yang sedang makan dengan lahap di sofa. Makanannya banyak sekali di meja. Aromanya juga sangat enak. Persis seperti aroma masakan yang Ia cium dari jendela dapur restoran. Begitu tersadar sudah menatap sangat lama. Cyrielle langsung melirik Lorcan. Pria itu juga melihat ke arahnya.
Ia menundukkan kepalanya, malu sekaligus takut.
"Kenapa? Mau?"
Cyrielle melirik takut kemudian mengangguk pelan. Perutnya lapar.
Dirinya melihat Lorcan mengeluarkan beberapa jenis makanan dari plastik hitam. Pria itu meletakan makanan yang setengah darinya sudah di makan ke atas piring. Kemudian pria itu meremas-remasnya sampai hancur hingga tercampur rata. Lorcan berjalan ke arahnya lalu menumpahkan semuanya ke lantai. Pria itu tersenyum remeh. "Makan!"
Melihat tangannya terulur. Lorcan kembali berkata. "Tanpa tangan!"
Cyrielle mendongak. Menatapnya sendu. Tidak boleh pakai tangan. Itu artinya Ia harus makan seperti cara binatang.
"Cepat makan! Sebelum ku injak-injak!" Teriaknya memaksa.
Cyrielle menatap makanan itu. Terlihat seperti makanan ternak. Perutnya sudah sangat lapar. Ia makan tanpa memakai kedua tangannya.
Lorcan yang menatapnya tersenyum senang. "Jangan sisakan noda sedikitpun di lantai! Jilati sampai bersih!"
Cyrielle mengangguk dengan pipi yang mengembang. Meski tampilannya buruk. Rasa makanannya tidak begitu buruk. Rasanya aneh. Ia tidak yakin bisa menghabiskan semuanya dengan sampai bersih.
Lorcan duduk dengan kedua kaki yang naik ke atas meja. Ia menonton istrinya yang sedang membersihkan makanan di lantai dengan lidahnya. Pria itu menonton sambil menikmati makanannya. "Untung saja aku belum membuang makanan sisa yang sudah kadaluarsa itu."
Lorcan sudah pergi naik ke atas. Pria itu hanya pergi dan menyuruhnya untuk tidak pergi kemanapun apalagi sampai menyentuh apapun yang ada di sini.
Setelah sekitar enam jam. Cyrielle meringkuk merasakan sakit di perutnya. Sangat perih— Biasanya Ini terjadi ketika Ia memakan sesuatu yang sudah basi. "Sakit ..."
"Aku haus. Aku butuh air."
Di gelapnya ruangan. Dinginnya lantai dan udara di bawah hujan. Membuat tubuhnya menggigil. Di rumah lamanya Ia masih memiliki jerami untuk menghangatkan diri. Ia juga bisa membuat api dari kayu. Namun di sini Ia tidak bisa melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Romance𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ Bagai burung kecil yang tidak bisa berkicau. Hanya bisa pasrah kemana takdir akan membawanya. **** "𝙉𝙤 𝙢𝙖𝙩𝙩𝙚𝙧 𝙝𝙤𝙬 𝙢𝙖𝙣𝙮 𝙩𝙞𝙢𝙚𝙨 𝙄 𝙩𝙝𝙧𝙤𝙬 𝙮𝙤𝙪 𝙖𝙬𝙖𝙮. 𝙄𝙣 𝙩𝙝𝙚 𝙚𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪 𝙘𝙖𝙢𝙚 𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙢...