𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+
Bagai burung kecil yang tidak bisa berkicau. Hanya bisa pasrah kemana takdir akan membawanya.
****
"𝙉𝙤 𝙢𝙖𝙩𝙩𝙚𝙧 𝙝𝙤𝙬 𝙢𝙖𝙣𝙮 𝙩𝙞𝙢𝙚𝙨 𝙄 𝙩𝙝𝙧𝙤𝙬 𝙮𝙤𝙪 𝙖𝙬𝙖𝙮. 𝙄𝙣 𝙩𝙝𝙚 𝙚𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪 𝙘𝙖𝙢𝙚 𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙢...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Selamat membaca dan Semoga suka . . . . .
"Look at me!"
Lorcan menarik dagu Cyrielle. Bibirnya melumat bibir manis itu dengan lembut. Lorcan beralih menghirup aroma lehernya. Tangan Lorcan tak tinggal diam— Meremas kedua buah dada Istrinya. Tangan kiri Lorcan turun meraba paha kemudian melebarkan selangkangan istrinya. Dua jari Lorcan masuk ke dalam dan menari-nari di sana.
"Nnnghhh ..."
"Aaaaahhhhhhh ..."
"Mmmhhhhh ... Aaaaahhhhh ..."
"Aaaaaaahhhhhhh ..."
Bagai sengatan listrik Cyrielle berhasil mencapai pelepasannya.
Lorcan mendorong tubuhnya agar menungging. Kemudian pria itu memasukkan miliknya dari belakang.
Cyrielle berpegangan pada tepi bathtub agar keseimbangannya tidak hilang. Meski Lorcan memeluk tubuhnya dengan erat.
"Aaaaahhhhhh ... Aaaaahhhh ..."
"Aaaahhhh ... Mmmhhh ... Aaaahhh ..."
Lorcan mengecup punggung Cyrielle. "Aaaaahhhhhh ..." Sebelah tangannya meremas buah dada istrinya dan sebelah tangannya lagi memeluk pinggangnya dengan erat.
"Aaaahhhhh ... Aaaaahhhhhh ..."
"Lorcan! Aaaaahhhhh ..."
"Cyrielle! Aaaahhhh ..."
"Uuugghhh ... Aaaaahhhh ..."
"Aaaaahhhhh ... Aaaaahhhh ..."
Lorcan memompa tubuh istrinya dengan lembut. Dia belum berani untuk bermain kasar.
"Aaahhhh ... Aaaaahhhh ... Aaaahhh .."
"Aaaahhhh ... Fuck!"
"Aaaaaaahhhhhhhh ..."
Lorcan menahan miliknya. Mengeluarkan semua cairan cintanya di dalam.
"Kamu pikir sudah selesai? Ini masih belum permulaan, sayang!"
"Aaaahhhhh ... Aaaahhhhh ..."
"Hentikan Lorcan! Aaaahhh ..."
Setelah di kamar mandi mereka melakukannya lagi di atas kasur.
Lorcan tidak memberinya kesempatan untuk istirahat sedikitpun. Pria itu selalu ingin lagi dan lagi. Staminanya kuat sekali. Lorcan nampak tidak kelelahan sedikitpun. Berbeda sekali dengannya.
