17 • Present

11.8K 978 99
                                    

Selamat membacadan Semoga suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.




Alec benar. Selama ini dia kesadarannya tidak hilang. Pria itu tahu jika istrinya lah yang sudah mengobati lukanya. Tak pernah terlewatkan satu hari pun istrinya itu mengganti perbannya. Bahkan setiap kali dia datang. Cyrielle selalu membawa senampan makanan untuknya berjaga-jaga. Gadis itu juga meninggalkan buah-buahan di nakas.

"Tuan muda, tidakkah anda merasa tersentuh sedikit saja?" Pikir Alec. Dia sudah berada di samping Lorcan bahkan sejak kecil. Tuan muda Alphonse ini tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dalam hidupnya. Bahkan pengasuhnya saja seorang laki-laki. Alec yakin, perhatian yang di berikan Cyrielle padanya pasti sudah membuat hatinya tersentuh.

Hanya saja. Pria satu ini tidak bisa mengakuinya. Baginya itu sebuah kekalahan. Dia takut perasaan itu semakin lama semakin membesar.

"Sejak nyonya datang, tuan besar tidak pernah datang ke sini lagi."

"Alec!"

"Iya tuan?"

"Cari tau tentang perempuan itu. Apa hubungannya dengan si tua itu sampai-sampai dia sangat menyayanginya!"

Alec diam. Sebelum Lorcan memberikan perintah. Alec sudah mencari tahu terlebih dahulu. Hanya saja, sampai saat ini dia masih belum menemukan jawabannya. Dia bahkan pernah menyuap para bawahan Cassius untuk memberikan informasi. Namun, tidak ada yang mereka ketahui.

Kenyataan yang mengetahui alasan di balik kasih sayang Cassius pada menantunya. Hanya di ketahui oleh Cyrielle dan Cassius. Atau mungkin saja, hanya Cassius sendiri yang tahu.

"Lorcan!"

Lorcan melirik Alec. Sudah lama dia tidak mendengar Alec memanggil namanya. Pria itu tidak pernah memanggilnya dengan nama lagi setelah dirinya resmi menjadi tangan kanannya.

"Kalau aku mendapatkan jawabannya. Apa kamu akan menggunakannya untuk menyerang istri mu kembali?! Setelah kamu hampir membunuhnya. Dia masih mau merawat mu Lorcan!" Tegas Alec. Dia merasa kasihan.

"Aku tidak peduli! Dia tidak ada untungnya buat ku!"

Alec mendengus kesal. Tidak ada untungnya katanya?! Padahal dia bisa hidup berkat donor darah dari istrinya itu. Istrinya jugalah yang telah merawatnya saat sakit. Dia ini jauh lebih buruk dari istrinya yang bisu. Mulutnya sudah gatal ingin memberitahukan kebenaran itu. Namun bisa saja nanti yang terjadi bukanlah penyesalan namun penyiksaan.

"Tapi--"

"Ada apa denganmu?! Apa sihir si perempuan bisu itu sudah menular pada mu?! Sekarang kau jadi ikut berpihak padanya. Kau bekerja untukku Alec! Kalau kau tidak ingin jatuh miskin. Turuti semua perintah ku!"

Pintu terbuka lebar. Menampakkan Cyrielle yang masuk ke dalam. Gadis itu terkejut melihat Lorcan yang sudah sadar. Pria itu bersandar di atas kasurnya dengan mata yang terus melihatnya.

DESTINY Where stories live. Discover now