38 • Attack

11.1K 1K 62
                                    

Selamat membacadanSemoga suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Lorcan mengusap rambut Cyrielle yang tertidur di dalam pelukannya. Cyrielle pasti lapar. Seharusnya dia membawakan makanan di kantungnya. Pria itu menatap perut Cyrielle yang masih rata. Keajaiban telah datang padanya. Atas izin tuhan Cyrielle bisa berbicara. Tapi seperti apa anak itu mereka tidak bisa membuatnya sesuai keinginan mereka. Seperti apapun bayinya lahir. Anak itu adalah hasil keharmonisan dan bukti cintanya pada Cyrielle.

"Akhirnya! Setelah ini aku tidak akan mendesah sendirian lagi!"

Cyrielle yang mendengarnya membuka matanya. Mencubit kecil perut suaminya. "Lorcan!"

Lorcan berpura-pura merasa kesakitan lalu tertawa. "Ulangi!"

"Apa?"

"Perkataan mu sebelumnya!"

Cyrielle tersenyum. "Lorcan!"

Lorcan tersenyum. Suara istrinya sangat lembut.

"Lorcan!" Panggil Cyrielle lagi.

"Aku suka ketika suara mu memanggil ku. Apalagi ketika mendengar mu mendesah dan menyebut nama ku!"

Cyrielle tertawa. Wanita itu mencubit suaminya lagi.

Lorcan hanya bisa berpura-pura kesakitan agar istrinya itu tertawa. Seorang ibu hamil tidak boleh stress sedikitpun. Demi kesehatan bayinya. Dia ingin Istrinya itu tersenyum dan merasa tenang karena ada dia di sisinya. Di saat hamil muda seperti ini seorang ibu hamil pasti memiliki banyak keinginan yang harus di turuti. Apapun yang di inginkan si bayi, ayahnya harus mengabulkannya meski permintaannya itu aneh-aneh.

"Kamu ingin baby kita laki-laki atau perempuan?" tanya Cyrielle.

"Laki-laki!" Jawab Lorcan cepat.

"Kenapa?" Cyrielle pikir Lorcan ingin anak pertama mereka perempuan. Seseorang yang bisa dia manjakan.

"Karena dalam hidup ku, hanya ada satu perempuan yang aku cintai."

Lagi-lagi Cyrielle tersenyum. Suaminya ini paling ahli dalam hal menggoda.

"Aku ingin anak pertama laki-laki, karena jika aku sudah tiada. Dia bisa menggantikan ku untuk menjaga mu. Jika dia perempuan dia harus memikul tanggung jawab yang berat. Anak perempuan ku itu harus di manja. Tidak boleh ada yang menyakitinya. Dia harus hidup seperti putri raja. Kamu tahu bisnis keluarga yang selama ini aku jalani. Aku tidak ingin anak perempuan ku memikul tanggung jawab yang begitu berat. Jadi sebaiknya aku ingin anak kita yang pertama ini laki-laki."

Ternyata alasan Lorcan itu cukup masuk akal. Pria itu pasti membandingkan dirinya dan anaknya sewaktu kecil. Diculik, disiksa dengan begitu kejam sampai hampir mati. Jika dia perempuan belum tentu bisa bertahan selama itu.

DESTINY Where stories live. Discover now