04. Family

15.8K 930 137
                                    

Selamat MembacadanSemoga suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat Membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.


Cyrielle naik satu mobil bersama Lorcan sementara Kakek suaminya itu berada di mobil yang berbeda. Kendaraan yang di naikinya berjalan tepat di belakang mobil yang di tumpangi tua besar Alphonse itu. Ia tidak tahu mereka akan pergi kemana. Ia hanya melakukan apa yang di perintahkan tanpa membantah.

Cyrielle meremas perutnya yang terasa mual. Ia sudah mencoba meminta Lorcan untuk meminta supir menghentikan mobilnya. Namun Lorcan selalu saja menipis tangannya yang hendak meraih ujung bajunya.

"Bagaimana ini? Perut ku sangat mual. Aku ingin muntah."

Karena tidak sanggup menahannya lagi. Cyrielle memuntahkan isi perutnya di dalam mobil.

"Holly fuck! Hentikan mobilnya!"

Cyrielle berjongkok memuntahkan semua isi perutnya. Mulutnya terasa pahit. Kepalanya pusing. Udara di dalam mobil tidak cocok untuknya. Lorcan sangat marah melihat dirinya muntahnya mengotori mobil. Tidak hanya satu mobil yang berhenti. Tetapi semua mobil yang bersama mereka terhenti.

"Menyusahkan saja! Lebih baik kita tinggal dia di sini!"

"Tidak Lorcan!" Tegur kakeknya. Yang masih duduk di dalam mobil. Kaca pintu mobilnya terbuka. Matanya menatap menantunya yang kini duduk di rerumputan menghirup udara segar.

"Dia itu tidak ada gunanya! Hanya bisa menyusahkan saja! Mobil jadi kotor dan bau muntah dia! Benar-benar menjijikan!"

"Tutup mulut mu, Lorcan! Setelah istri mu membaik. Kita baru melanjutkan perjalanannya. "

"Jangan sebut dia istri ku!"

Tak ingin mendengar ocehan Lorcan lagi. Pria tua itu langsung menutup kaca mobilnya.

Cyrielle melihat ke arah Lorcan. "Maafkan aku."

Lorcan tak mau menaiki mobil yang sama meski sudah di bersihkan. Alhasil Ia berpindah tempat di mobil lain. Ia juga melarang Cyrielle untuk satu mobil dengannya.

Mobil kembali melaju. Cyrielle duduk sendirian di kursinya. Tidak ada Lorcan. Hanya terdapat supir saja yang menemaninya. Sepanjang perjalanan kaca mobilnya terbuka. AC mobil sudah di matikan dan pengharum ruangan mobil juga sudah di buang.

"Jangan khawatir, nyonya. Tuan besar adalah orang yang baik. Terlepas dari sifat tuan muda Lorcan. Tuan besar Cassius sangatlah baik. Beliau adalah kepala keluarga yang bijak dan tegas."

Cassius- Jadi nama pria yang membeli sekaligus kakeknya Lorcan bernama Cassius.

"Sebelumnya perkenalkan, nama saya Amias. Saya adalah supir pribadi tuan Lorcan."

Cyrielle tersenyum tipis. Pertama kalinya ada seseorang yang mengajaknya berbicara dengan ramah.

"Saat ini kita sedang menuju kediaman Alphonse. Lebih tepatnya rumah nyonya."

DESTINY Where stories live. Discover now