24 • Blood

13.3K 1.2K 197
                                    

Selamat membacadanSemoga suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.

Hari ini mereka akan pulang. Peluru dari pistol yang dia kerahkan mengenai tepat di bahu Lorcan. Tidak hanya satu tembakan tapi lima tembakan. Satu di bahu kirinya dan kanannya dan lainnya mengenai kedua kaki Lorcan. Satu lagi tepat mengenai perutnya. Akibatnya mulut Lorcan jadi mengeluarkan darah. Pria itu terkapar lemas tak berdaya di lantai. Setelah menembaknya. Cassius memerintahkan semua anak buahnya untuk segera bersiap meninggalkan penginapan.

Cyrielle sangat gugup melihat suaminya yang bersimbah darah dengan luka tembakan. "Kalau kita pergi, Lorcan bagaimana?"

Tangan Cyrielle di tarik Cassius. Sementara matanya terus melihat kebelakang dimana Lorcan terkapar lemah dengan mata yang memandangi dirinya. Pria itu tersenyum kecil.

Cyrielle langsung memalingkan wajahnya. "Untuk apa aku merasa kasihan? Dia sudah berulangkali mencoba membunuhku!"

Cyrielle masuk ke dalam mobil. Tangannya meremas gaunnya. "Tapi ... Sendirian di saat sakit itu rasanya tidak enak. Kalau semuanya pergi. Lorcan sendirian dan tidak ada yang membantunya. Aku harus bagaimana? Aku tidak tega melihat Lorcan sendirian dengan keadaan yang seperti itu."

"Bagaimana ini?"

Cyrielle mencoba turun dari mobil namun Cassius sudah masuk ke dalam. Ia tidak menyangka mereka akan satu mobil. "Kalau seperti ini aku tidak akan bisa kabur."

"Kamu mengkhawatirkan Lorcan?" Raut wajah Cyrielle sudah bisa di tebak olehnya.

Cassius tahu, Cyrielle bukanlah gadis bodoh. Namun kepeduliannya itu bisa di bilang cukup tinggi. Anak ini tidak akan bisa membalas kejahatan orang yang telah mereka lakukan padanya.

Hati anak ini murni dan bersih.

Karena sudah mengalami banyak kesulitan. Dia jadi tidak ingin ada orang lain mengalami hal yang sama dengannya.

"Cyrielle! Kamu di tinggalkan olehnya di tengah laut! Sesekali kamu harus bisa bersikap jahat! Bahkan lebih baik jika sifat mu itu berubah menjadi jahat. Ingatlah! Ini bukan pertama kalinya Lorcan mencoba menghancurkan hidup mu. Simpan rasa iba mu Cyrielle! Kita tidak akan kembali lagi kesini. Bahkan sekedar mengambil jasadnya."

Cyrielle meraih buku kecilnya kemudian menulis. | Tapi, jika saja aku berguna untuk Lorcan. Lorcan pasti tidak akan melakukan itu. |

"Berguna? Kamu masih berpikir bahwa diri mu tidak berguna?! Kamu pikir karena siapa anak itu masih hidup?! Karena mu Cyrielle! Jika kamu tidak mendonorkan darah mu. Anak itu sudah mati sejak lama! Aku ingin memberitahu anak itu, tapi kamu sendiri yang meminta ku untuk tutup mulut."

Wajahnya menjadi sangat murung. "Tuan besar benar. Tapi selain itu aku tidak ada gunanya. Setelah mendapatkan istri bisu seperti ku. Aku dengar Lorcan jadi bahan tertawaan orang-orang. Kalau Lorcan tahu aku yang mendonorkan darah untuknya. Aku takut Lorcan akan semakin jijik. Di dalam darah ku pasti banyak cacing dan aku sudah menularkannya pada Lorcan."

DESTINY Where stories live. Discover now