Selamat Membaca
dan
Semoga Suka
.
.
.
.
.Lorcan merebahkan tubuhnya di kasur. Di luar turun hujan deras. Lama-kelamaan Sambaran petir terdengar sangat kencang. Pria itu merasa sangat senang setelah berhasil meninggalkan Istri bisunya yang menyusahkan itu di Funfair. Saat ini dia pasti sedang menunggu seperti orang bodoh.
Kata orang kepercayaannya. Cassius membeli perempuan bisu itu dari desa kumuh. Cassius melihat apa apa dirinya sampai-sampai pria tua itu tertarik untuk membelinya. Bahkan menjadikannya sebagai istri dari cucunya.
"Apa bagusnya dia? Hanya sampah tidak berguna! Bagaimana perempuan bisu tidak tahu baca tulis bisa menjadi nyonya yang baik di rumah ini?! Tidak untungnya menjadikan perempuan bodoh itu sebagai nyonya!"
Lorcan mematikan lampu kamarnya. Malam ini Ia akan tidur dengan nyenyak.
"Lorcan! Lorcan buka pintunya!"
Lorcan berdecak. Baru saja Ia menutup matanya. Pria tua itu mengetuk pintu kamarnya dengan tidak sopan. Cassius sudah menaruh curiga kenapa pria itu tidak melihat kehadiran Cyrielle. Di malam-malam begini dirinya pasti akan di marahi.
Lorcan membuka pintunya. Pria itu berdiri di hadapannya sekarang. "Ada apa?!"
"Malam ini aku akan pergi. Kau! Jagalah istri mu dan jangan buat masalah!"
Lorcan mengira si tua itu akan bertanya tentang Cyrielle. Rupanya dia belum menyadarinya. Ini sangat bagus. "Sudah?! Hanya itu?! Pergilah dan jangan kembali agar aku bisa mewarisi keluarga ini! Setelah itu aku akan menceraikan istri yang tidak berguna itu!"
Setelah mengatakan itu Lorcan menutup pintunya dengan kasar. Pria itu kembali naik ke atas kasur. Merebahkan dirinya. "Dasar orang tua menyebalkan!" Gerutunya. Lorcan menarik selimut. Kemudian menutup matanya.
Jam terus berputar. Hujan di luar belum mereda. Tangan Lorcan meraba meja nakas. Meraih gelas yang berada di sana. Kosong- Tenggorokannya kering. Sambil berdecak. Pria itu bangun dari tidurnya. Ia harus menghilangkan rasa dahaganya. Begitu membuka pintu kamar. Ada sederetan genangan air yang memajang. Aneh- Pria itu tidak menuju dapur dan beralih mengikuti kemana arah tetasan air itu. Airnya berhenti di sebuah kamar. Yang Ia tahu, itu adalah kamar yang di gunakan untuk Cyrielle.
Tanpa rasa takut. Lorcan menekan knop pintu ke bawah- Melihat isi kamar itu.
Gelap- Gertakan suara gigi terdengar. Tangan Lorcan meraba stopkontak. Begitu lampu menyala. Matanya terkejut melihat seseorang yang menggigil kedinginan di lantai. Wajahnya pucat. Bibir dan kulitya membiru.
Dia Cyrielle.
Bagaimana perempuan itu bisa kembali ke sini? - Pikirnya.
Tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Romance𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ Bagai burung kecil yang tidak bisa berkicau. Hanya bisa pasrah kemana takdir akan membawanya. **** "𝙉𝙤 𝙢𝙖𝙩𝙩𝙚𝙧 𝙝𝙤𝙬 𝙢𝙖𝙣𝙮 𝙩𝙞𝙢𝙚𝙨 𝙄 𝙩𝙝𝙧𝙤𝙬 𝙮𝙤𝙪 𝙖𝙬𝙖𝙮. 𝙄𝙣 𝙩𝙝𝙚 𝙚𝙣𝙙 𝙮𝙤𝙪 𝙘𝙖𝙢𝙚 𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙢...