28. Unseal

16.4K 1.2K 135
                                    

Selamat membacadanSemoga suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Cyrielle meletakan lilin itu di atas nakas. Lorcan melihat sebuah gelas berisi air mineral ada di atas nakas yang satunya. Pria itu memasukan sesuatu ke dalam air itu. Lorcan naik ke atas kasur sementara Cyrielle mengambil bantalnya dan menaruhnya di atas sofa.

Lorcan kesal melihat Cyrielle yang merebahkan tubuhnya di sofa. "Kenapa kamu tidur sofa?!"

Cyrielle hanya meliriknya setelah itu membalikkan tubuhnya membelakangi suaminya itu. Tidak ada suara apapun. Cyrielle membalikan tubuhnya perlahan memeriksa apakah Lorcan sudah tidur atau belum.

Sepertinya Lorcan sudah tidur dengan pulas.

Cyrielle turun dari sofa. Tenggorokannya terasa kering. Gadis itu meneguk air dalam gelas itu sampai habis.

Tanpa membuka matanya. Bibir Lorcan tersenyum kecil.

Cyrielle kembali naik— Merebahkan tubuhnya di atas sofa. Cyrielle berguling kesamping kanan dan kiri. Gadis itu mengibaskan tangannya. "Aneh! Kenapa panas sekali ya?"

"Cyrielle, kamu kenapa?"

Cyrielle menoleh ke arah Lorcan yang duduk sambil mengucek matanya. Seperti orang yang baru bangun tidur. "Ada apa?" Lorcan turun dari atas kasur.

Pria itu menyentuh dahi istrinya.

Cyrielle menepis tangan Lorcan yang menyentuh kulitnya. "Padahal dia paling benci kalau kulit ku menyentuhnya. Sekarang dia seenaknya menyentuh ku! Aku mau mandi saja!"

Cyrielle mengambil lilinnya. Dia berjalan menuju kamar mandi. Namun di cegah oleh Lorcan.

"Tidak boleh mandi di tengah malam begini! Tidak bagus untuk kesehatan mu!"

Cyrielle merasa aneh setiap kali Lorcan menyentuh dirinya. "Aku takut!"

Lorcan menarik pinggang Cyrielle kemudian di jatuhkannya tubuh istrinya itu ke atas kasur. Pria itu menindih tubuhnya. Cyrielle memberontak. Dia memukul-mukul dada Lorcan. "Aku tidak mau! Aku tidak mau!"

Lorcan menahan kedua tangan Cyrielle dengan satu tangannya. Sebelah tangannya lagi menyentuh pipi istrinya. "Tenanglah sayang! Kamu merasa panas bukan? Aku akan membantumu. Jangan khawatir aku tidak akan menyakiti mu."

Cyrielle menendang perut Lorcan hingga cekalannya terlepas. Gadis itu berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Pintunya terkunci?! Dimana kuncinya?!"

Sebuah lengan kekar memeluk pinggangnya. "Cyrielle ..."

Bisikan Lorcan di telinganya membuat jantungnya berdebar. Pria itu menyingkirkan rambut istrinya. Lalu menjilati lehernya.

"Pasti ada yang salah! Kenapa tubuh ku seperti ini?! Ini pasti ulah Lorcan!"

"Memangnya kamu tidak penasaran? Bagaimana rasanya bercinta?"

DESTINY Where stories live. Discover now