01 • Without A Name

63.2K 1.4K 48
                                    

Selama membacadanSemoga suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selama membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

BYUR!!— Seorang gadis langsung terbangun dari tidurnya ketika derasnya air menimpa wajahnya.

Tanpa nama— Itulah dirinya. Napas gadis itu naik turun. Hidungnya terasa perih karna kemasukan air. Matanya menatap ke depan. Di sana berdiri ibunya yang sedang menatapnya dengan tatapan marah. Gadis itu mengusap wajahnya yang basah.

“Ini sudah siang! Mau sampai kapan kau tidur?! Cepatlah mandi dan bekerja!” Murka ibunya. Gadis itu mendengar ibunya berdecih.

Sambil membawa ember di tangannya. Ibunya itu pergi berjalan keluar. Langkahnya terhenti begitu kembali melihat anaknya yang masih berada di tempat tidurnya. “Tunggu apa lagi kau cepat mandi!”

Gadis itu terkejut kemudian mengangguk cepat. Sebelum mandi Ia membereskan kamarnya terlebih dahulu. Karna di rumahnya tidak ada saluran air. Untuk mengambil air Ia harus mengambil dari sumur yang letaknya sedikit jauh dari rumahnya. Gadis itu tinggal di pinggiran kota kawasan daerah kumuh. Sedari kecil Ia tidak dapat mengenyam pendidikan karna keluarganya adalah orang yang tidak mampu.

Jangankan untuk pendidikan. Untuk makan sehari-hari saja sudah sulit.

Kaki gadis itu berjalan sambil membawa dua ember penuh berisi air. Sangat berat namun ini lebih baik dari pada harus bolak-balik mengambil air.

“Astaga! Hei anak cacat! Lamban sekali kau!” Ibunya itu merampas kedua air embernya. “Berikan pada ku! Kau ambil lah lagi!”

Gadis itu menghela napas berat. Padahal Ia sudah susah payah membawa dua ember itu.

“Jika cacat seperti ini seharusnya kamu terlahir cantik! Wajah mu saja sudah jelek di tambah kau bisu! Seharusnya aku bisa menjual mu dengan harga tinggi. Tapi karna kecacatan mu itu aku jadi tidak bisa mendapatkan uang!” Ocehnya.

Gadis itu tinggal di sebuah desa kumuh yang berada di pinggir kota. Disini anak laki-laki di perlakukan layaknya raja dan anak perempuan di perlakukan layaknya budak. Dan sekarang Ialah satu-satunya anak perempuan di desa yang sudah dewasa dan belum menikah. Kebanyakan anak perempuan disini akan di jual kepernikahan untuk melunasi hutang-hutang keluarga mereka atau bahkan untuk biaya bertahan hidup.

Hanya dirinya seorang yang belum menikah. Mereka semua menolak karna kekurangan yang di milikinya. Bisu— Gadis itu bisu sejak lahir. Ia adalah anak tunggal. Ayahnya adalah seorang pengangguran dan ibunya adalah buruh cuci. Penghasilan yang di dapatkannya tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

Setelah mandi gadis itu pergi mencari makan sendiri. Tangannya merogoh-rogoh tumpukan sampah di tong. Mencari sesuatu yang masih layak untuk di makan. Setiap hari Ia harus berjuang mencari makan sendiri karna ibunya tidak memberinya makan. Bahkan ibunya berharap semoga dirinya bisa cepat mati kelaparan.

DESTINY Where stories live. Discover now