40-2 • Last Flower

12.1K 969 251
                                    

Selamat membacadanSemoga suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Cyrielle berawah tanah. Di sebut sebagai jalan tikus karena tempatnya sangat kecil. Dia harus merangkak sepanjang jalan. Berulangkali dia terbatuk dan matanya kemasukan tanah.

"Aku harus cepat! Aku harus cepat sampai dan mencari bantuan untuk Lorcan!"

Cyrielle terus merangkak tanpa henti. Meski dia sangat kelelahan.

"Kumohon! Lindungilah Lorcan. Jangan biarkan dia tiada. Aku mohon biarkan aku dan Lorcan hidup bahagia." Air matanya mengalir deras. Ada dua orang yang membantu Amory. Lorcan melawan mereka bertiga sendirian. Suaminya itu memang hebat. Tapi tetap saja dia sangat takut dan khawatir. Dia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada suaminya.

"Aku harus cepat! Aku tidak boleh berhenti! Aku tidak boleh lambat!"

Cyrielle berhasil keluar dari dalam jalan tikus itu. Jalannya cukup panjang dan sangat melelahkan. Cyrielle berlari. Dia berteriak memanggil Cassius.

"Papa!"

"Papa!"

Panggilnya dengan suara yang kencang sampai suara menggema di langit.

Leo yang sedang berdiri di atas pohon bisa mendengar suara itu dengan. Begitu pria itu mencari-cari dimana suara itu berasal. Leo menemukan Cyrielle yang sedang berlari. Pria itu langsung melompat turun dari tempatnya menghampiri nyonya mudanya itu.

Melihat Leo yang tiba-tiba datang dari atas pohon. Membuat langkahnya terhenti. Jantungnya berdebar kencang. Di tangan Leo ada sebuah senjata api yang sangat tajam. Saat Leo mendekat Cyrielle langsung memundurkan tubuhnya.

"Nyonya!" Leo berlutut memberi penghormatan. Pria itu berdiri. "Saya Leo! Saya anggota NYX. Anda pasti sudah bertemu dua teman saya. Raim yang bertubuh besar dan Mikko yang berwajah seperti orang jepang."

Cyrielle mengangguk. Dia jadi lega begitu tahu jika pria di hadapannya ini adalah orang Lorcan bukan Amory. "Lorcan! Tolong suami ku! Kumohon!"

Leo terkejut mendengarnya. Bukankah yang dia tahu Cyrielle ini bisu. "Nyo--nyonya anda ..."

"Tidak ada waktu! Cepat tolong Lorcan! Dia di sana di dekat air terjun itu. Dia menghalangi Amory dan dua anak buahnya. Kumohon bantu dia." Cyrielle berlutut memohon pertolongan.

Leo meraih bahu Cyrielle. "Nyonya! Anda tidak perlu berlutut. Karena sudah tugas kami membantu dan melindungi anda dan tuan. Mari nyonya! Saya bawa anda ke tempat yang aman terlebih dahulu."

Leo membawanya ke markas Alphonse. Di dalam tenda, Cyrielle di berikan makanan dan minuman. Namun wanita itu menolaknya. Dia tidak mau makan sampai Lorcan datang. Sedari tadi hatinya terus merasa tidak tenang. Seperti ada sesuatu yang akan hilang.

DESTINY Where stories live. Discover now