Kalya Maheswari after War

2.1K 337 34
                                    

Malaaaam!! Belum genap seminggu ditinggal, tapi udah merasa hampa banget huhu :(

Kangen gak sih?
.
.
.

“Jagoan-jagoan Papa udah pada bangun ini. Nyari apa Sayang? Nyari Mama ya? Mama lagi di kamar mandi, lagi cuci muka, baru bangun bobo.” Kalya yang baru keluar dari kamar mandi, tersenyum mendapati Dante yang sedang mengajak kedua putra mereka berbicara. Tangan Dante yang besar dan kekar, dengan mudahnya menggendong Kafa dan Kafi sekaligus. Menimang mereka sambil sesekali mencium gemas pipi Kafa dan Kafi. “Kafa lebih berat dari Kafi. Ayo Kafi, jangan mau kalah sama Abang lima menit kamu. Kafi harus mimi susu yang banyak, biar kita bisa jagain Mama.”

“Iya Kafi, mimi yang banyak Nak, biar Papa kamu gak kebagian.” Kalya menimpali seraya menghampiri sang suami.

“Gak kebagian gak apa-apa, yang penting anak-anak Papa sehat.”

“Yang bener?”

Dante menunjukkan deretan giginya. “Masa iya gak kebagian Sayang?” Kalya terkekeh. Dicubitnya pelan pinggang Dante kemudian Kalya peluk lelaki jangkung itu. “Hari ini sarapan sayur bayam sama semur telur mau gak? Tadi pas kamu belum bangun, ada tukang sayur lewat. Jadi aku beli beberapa bahan masakan.”

“Kamu gak capek Mas?”

Dante menggeleng. “Capek kenapa?”

“Semalaman gak tidur karena jagain anak-anak. Terus sekarang mau buat sarapan.” Semalam, Kafa dan Kafi kompak terjaga. Kedua bayi yang baru berusia satu bulan itu nyaris membuat Kalya terjaga jika Dante tidak memaksa istrinya untuk tidur dan beristirahat, sementara Dante yang menjaga putra kembar mereka. Padahal saat itu Dante baru menyelesaikan pekerjaannya yang sejak pagi sudah sibuk di depan laptop. Dante bekerja di perusahaan di Jepang sebagai data analis. Alasannya tidak pulang bersama Kalya ke Indonesia sebelum istrinya melahirkan pun sebab Dante harus menyelesaikan pekerjaannya lebih dulu sebelum mengambil cuti dan sekarang sampai beberapa waktu ke depan, Dante diberi kesempatan untuk mengerjakan pekerjaannya di rumah. Tapi tetap saja, meski di rumah Dante tidak memiliki banyak waktu istirahat. Begitu pekerjaannya selesai, Dante akan bergegas membantu Kalya mengurus rumah dan kedua putra mereka yang membuat Kalya khawatir suaminya kelelahan. “Istirahat ya, gantian sama aku.”

“Iya, nanti gantian. Aku buat sarapan dulu buat kamu. Oke?” Dante mengecup bibir Kalya. Kemudian menaruh kembali kedua putranya ke atas kasur. “Kalian sama Mama dulu, Papa mau masak.”

“Oke Papa, semangat. Makasih ya!” Kalya menyahut bak mewakilkan kedua putranya yang membuat Dante tertawa dan kembali mencium sejenak bibir Kalya sebelum akhirnya pergi ke dapur. “Papa kalian kenapa baik banget sih? Mama makin cinta tau gak?”

Karena tak ingin membuat Dante lelah, Kalya memutuskan menghampiri suaminya setelah memastikan kedua putranya aman di dalam box bayi.

“Eh eh mau ngapain kamu?” Dante mengambil pisau yang baru Kalya sentuh. Wanita itu berniat membantu.

“Kupasin bawang.”

“Gak, aku aja. Kamu sama anak-anak tunggu aja di kamar.”

“Biar cepet selesai, Mas. Udah sini.” Kalya kembali merebut pisaunya.

“Enggak ya Istriku. Pokoknya hari ini aku yang masak.”

“Kemarin juga kamu yang masak, kemarinnya lagi kamu, kamu masak terus tau.”

“Terus kenapa? Masakan aku, 'kan enak kayak Chef Arnold.”

“Tapi aku kasian sama kamu lho Mas. Kamu udah jagain anak-anak, kerja, beresin rumah, masak. Kapan ada waktu tidurnya?”

BAD JERRYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora