15. Tertohok

2.7K 517 77
                                    

Double update nii, soalnya besok tanggal merah hehe
.
.
.

Kalya menaruh berbagai macam makanan di atas meja kamarnya. Dia menyiapkannya sebagai amunisi begadang malam ini. Kalya akan menyiapkan rangkuman materi, soal, dan cara pengerjaan olimpiade biologi. Semua Kalya siapkan untuk Aya. Dia baru tahu dari Jerry kalau Aya akan mengikuti olimpiade. Kalya tidak tahu dan tidak mungkin menyiapkan semua ini jika Jerry tidak memberitahunya sebab Aya tidak mengatakan apa-apa padanya, ditambah keduanya belum bertemu hampir seminggu ini karena liburnya kegiatan les. Sudah pasti libur itu diminta oleh Aya dan Ansha, Kalya mana punya keberanian meminta libur. Merasa ini salah satu kewajibannya sebagai guru les, Kalya berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Aya belajar. Kalya duduk di kursinya, memakai kacamata minusnya, dan mulai mengumpulkan materi dari berbagai sumber, baik itu buku ataupun internet.

Suara ketukan pintu kamar terdengar. “Teh, Papa masuk ya?”

“Iya Pa.”

Sadi tersenyum melihat putrinya yang fokus. Tangan Sadi terulur membelai kepala Kalya, mengundang senyum si empunya. “Mau begadang ya?” Sadi hapal betul dengan kebiasaan Kalya yang menumpuk makanan di meja belajar sebab artinya wanita itu akan begadang.

“Tau aja.”

“Tau lah. Hapal Papa. Mau ditemenin begadang gak?”

Biasanya Kalya akan mengiyakan jika ditawarkan begitu. Tapi dia tersenyum dan menggeleng ketika ponselnya yang berada di depannya menyala karena ada sebuah pesan yang baru saja dia terima. Jerry, dia bertanya apakah Kalya bisa menemaninya lembur malam ini di telepon. “Gak Pa, aku pingin fokus ngerjain ini. Papa bisa keluar dulu?”

“Yaudah kalau gitu. Papa tinggal bobo ya.” Sadi mencium pipi sang putri sebelum beranjak pergi. Gegas Kalya mengunci pintu kamarnya dan menelepon Jerry.

Malam, Sayang.” Jerry menyapa lebih dulu.

“Malam, Mas.”

Temenin aku lembur hehe.

“Iya, aku juga lagi bikin materi buat olimnya Aya. Kamu lembur di rs atau di rumah?”

Rs. Kal, kita udah hampir seminggu gak ketemu.” Benar, bukan hanya tidak bertemu Aya dan Ansha, Kalya juga belum bertemu ayah dari kedua anak tersebut. Jerry sibuk belakangan ini. Kalya diberitahu jika kekasihnya terus mendapat pasien rujukan yang harus segera ditangani. Tapi Kalya tidak mempermasalahkan hal itu, dia tahu gaya berpacaran orang yang sudah dewasa dan memiliki pekerjaan tidak melulu harus bertemu, yang terpenting bagaimana kualitas yang tercipta saat keduanya bertemu. “I miss you so much. Miss your neck too.

“Kan ujungnya ada aja.”

Jerry tertawa. “Kamu gak kangen aku?

“Perlu ditanya?”

Hm, aku pingin denger langsung.

Kalya mendecih. “Miss you too.”

Aku nyengir dengernya.

Keduanya terus berbincang, sembari Kalya menyelesaikan kegiatannya. Berbagai macam topik keduanya bahas, dari yang menarik sampai random, semata-mata untuk menumpas rindu masing-masing.

Eh iya Kal, Malik ada ngajak aku sama yang lain liburan bulan depan.

“Ke mana?”

Awalnya ngajak ke Raja Ampat. Tapi si Oliv, 'kan udah hamil besar, rada ngeri kalau ke jauh-jauh, akhirnya milih ke Puncak.

BAD JERRYWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu