39. Bakti Sosial

1.7K 381 35
                                    

SELAMAAAAAAT SOREEEEE!!
SEMUAA!!!
.
.
.

Kegiatan bakti sosial dilaksanakan selama dua hari. Para relawan yang hampir semuanya adalah dokter dan perawat dari beberapa rumah sakit datang untuk memberi penyuluhan dan pengobatan gratis bagi para warga. Karena banyaknya relawan, tidak semua muat tinggal di dalam rumah yang telah disediakan pihak desa, ada beberapa yang terpaksa membangun tenda sendiri, misalnya saja Jerry. Lelaki itu sudah siap sedia dengan tendanya yang tidak terlalu besar. Dia memang sudah mempersiapkannya sebelum berangkat karena takut Kalya tidak nyaman jika harus berbaur atau tidur bersama dengan orang lain di rumah sementara. Namun dugaan Jerry sepertinya salah, ketika dirinya dibantu Saga membangun tenda, Kalya justru sibuk berbincang dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Kalya pun terlihat akrab dengan seorang dokter wanita bagian kandungan yang Jerry baru ketahui juga saat tiba di tempat pelaksanaan kegiatan.

“Tidur berdua doang lo sama Kalya di tenda?”

“Gak tau. Liat aja, dia kayaknya lebih suka tidur rame-rame di rumah itu.”

“Yaudah, lo di sana juga, tenda biar gue yang isi.”

“Enak aja lo.” Jerry melepaskan tali tenda yang semula dipegangnya. “Lanjutin Ga, mau nyamperin Kalya dulu.”

“Brengsek.” Saga mengumpat yang tak diperdulikan sang sahabat.

Jerry menghampiri Kalya yang asik berbincang. “Ngomongin apa? Kayaknya seru banget.”

Kalya menoleh. “Ini Mas, aku lagi denger ceritanya Mbak Laila waktu bantu orang melahirkan di desa terpencil gitu, harus nyeberang dulu pakai perahu, karena gak keburu jadi lahiran di perahu.”

Dokter Laila mengangguk. “Iya, pokoknya banyak kejadian-kejadian yang menurut aku itu menakjubkan selama kegiatan bakti sosial gini. Liat aja deh, pasti kamu bakal ngalamin juga Kal.”

Kalya menggoyang-goyangkan tangan Jerry. “Iiiih aku jadi gak sabar.”

Jerry tersenyum. “Selama kegiatan, jangan jauh-jauh dari aku ya. Aku takut kamu hilang.”

“Dipikir aku anak kecil?”

“Gak, kamu calon istri aku.”

“Lho aku kira kalian udah nikah.” Dokter Laila berujar.

Kalya menggeleng. “Belum Mbak. Tapi segera.”

Dokter Laila tersenyum. “Undang-undang aku ya kalau nikah.”

“Siap dok.” Jerry menyahut mantap.

Kegiatan dimulai setelah jam makan siang. Relawan dibagi menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok yang tinggal dan memberikan pemeriksaan gratis di pos, dan ada yang penyuluhan ke rumah-rumah. Jerry, Kalya, dan seorang dokter gigi laki-laki yang Jerry dan Kalya baru ketahui namanya Farhan, mendapat tugas mendatangi rumah-rumah warga, terutama warga yang dilaporkan sedang sakit dan kesulitan jika harus pergi ke puskesmas mengingat jarak rumah dan puskesmas yang cukup jauh. Sampai di sebuah rumah, Jerry mengetuk pintu lebih dulu. “Permisi.”

“Permisi Bu, Pak.” Kalya menimpali. Dia celingukan ke sana ke mari, menanti seseorang membukakan pintu. Jerry yang melihatnya lagi-lagi hanya bisa tersenyum gemas. Kalya benar-benar bersemangat dalam hal kemanusiaan seperti sekarang.

BAD JERRYजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें