58. Keputusan Kalya?

2.5K 498 388
                                    

Sumpaaaaaah kalian harus baca sambil denger lagi Fabio-Tanpa Rasa Bersalah

Lagunya relate banget sama kondisi Kalya saat ini!!!!!!!!!

Anw, jangan lupa pantengin tiktok asem juga ya!! Like dan komen hehe

OH YAAAA UNTUK PART INI PANJAAAANGGG!!! KARENA ASEM SATUIN PART 58 DAN PART YANG HARUSNYA JADI PART 59. PAHAM KAN? BIAR GAK NANGGUNG HEHE

.
.
.

Jerry merasa hubungannya dan Kalya tidak bisa terus seperti ini. Jerry ingin semuanya kembali normal. Lelaki itu tak mau Kalya mendiamkannya berlarut-larut. Hanya saja Jerry bingung bagaimana bisa meluluhkan hati Kalya sementara wanita itu dekat pun tak mau dengan Jerry, Kalya selalu memberi jarak dan tidak memberikan kesempatan Jerry berbicara. Baru Jerry mencoba membuka suara, Kalya langsung meninggalkannya. Tapi Jerry belum menyerah, dia berniat menemui Kalya lagi hari ini sepulang bekerja dengan membawa buket bunga besar dengan harapan Kalya mau berbicara dan mendengarkan penjelasannya. Sesekali lelaki yang tengah menyetir mobil itu melirik ke arah buket tulip putih yang dibelinya, Jerry sengaja memilih bunga tersebut karena bunga tulip putih simbol dari ketulusan, kemurnian, dan pengampunan, Jerry berharap Kalya mau memaafkannya.

Tiba di rumah Kalya, rumah itu nampak sepi. Gerbangnya ditutup, namun tak dikunci dan Jerry harus turun untuk membukanya sendiri. “Kalya?” Jerry memanggil sambil sesekali mengetuk pintu rumah. Tak berselang lama, terdengar suara motor masuk ke halaman, Jerry menoleh. Dia melihat Kalya yang baru sampai. Wanitanya melepaskan helm, dan membawa Jelya yang berada di dalam kandang. “Kamu dari mana? Grooming Jelya?”

Kalya tak menggubris, dia melewati Jerry untuk membuka pintu.

Meski tak dipersilahkan masuk, Jerry mengekori langkah Kalya. “Rumah sepi banget. Mama, Papa, sama Raihan lagi gak di sini?”

Lagi-lagi Kalya tak menjawab, seakan tak ada Jerry di sana. Wanita yang mengenakan hoodie dan celana pendek itu sibuk menuangkan makanan Jelya ke tempat makan. Kalya berjongkok, membuka kandang Jelya dan membiarkan kucing putih tersebut makan. Kalya mengusap lembut kepala Jelya. “Makan yang banyak, ini makanan terakhir kamu di rumah ini.”

Jerry mengernyitkan dahi. “Maksud kamu gimana Kal? Jelya mau kamu kemanain?”

Kalya berdiri, menatap Jerry. “Ke rumah dia yang sebenernya, rumah kamu dan Tari.”

“Kal please, jangan bilang begitu.”

“Kenapa? Aku salah? Jelya keinginan kamu dan Tari, bukan aku. Malah kalau bisa, namanya ganti aja, gak usah ada unsur-unsur nama akunya. Kasian Tari, nanti berasa diduain sama aku, padahal aku korbannya.”

Jerry tiba-tiba berlutut di depan Kalya, membuat Kalya sedikit tersentak kaget. “Aku salah Kal, aku nyesel banget gak bilang dari awal sama kamu dan malah diem-diem wujudin keinginannya Tari. Aku minta maaf, aku gak tau lagi harus gimana supaya hubungan kita bisa baik seperti sebelumnya. Please Kal, jangan acuhin aku kayak gini terus menerus, aku gak bisa.” Jerry menaruh buketnya ke lantai, kedua tangannya meremat celananya sendiri. Kepala dokter tampan itu tertunduk semakin dalam. “Aku lagi berusaha lupain Tari, aku gak bakal lagi pergi ke makamnya, aku gak bakal inget-inget dia lagi, aku usahain supaya sepenuhnya move on dari Tari. Tapi aku minta sama kamu, jangan hindarin aku lagi.”

“Aku gak percaya. Kamu gak akan bisa move on dari Tari. Aku bisa liat, secinta itu kamu ke Tari sampai kamu gak perduliin perasaan aku sejak awal.”

BAD JERRYWhere stories live. Discover now