45. Eropa

1.9K 358 181
                                    

Double updatee!!!!
.
.
.

“Woah ini pertama kalinya aku liat salju secara langsung.” Kalya tak berhenti berdecak kagum sejak tiba di salah satu resort Santa Maddalena. Kalya takjub dengan pemandangan di depannya, hamparan salju yang seputih susu dan sepertinya empuk bak tahu, meski kenyataannya saat Kalya berjongkok dan menyentuhnya itu transparan dan tak selembut bayangannya. Kalya mendongak, menatap Jerry yang sejak tadi tak melunturkan senyumnya karena tingkah sang calon istri. “Mas, ini boleh aku cobain gak?”

“Coba aja.”

Kalya mengambil sedikit salju, memasukkannya ke dalam mulut. “Rasa air.”

Jerry terkekeh. “Yakali rasa amer.”

Kalya berdiri. “Terus kita ngapain setelah ini?”

“Inget tujuan utama aku ngajak kamu ke sini?”

“Main ski? Tapi aku gak bisa.”

“Aku ajarin.”

“Emang kamu pernah?”

Jerry menggeleng. “Sama sih, ini pertama kalinya buat aku.”

Kalya merotasikan bola matanya malas. “Gak usah ngomong kalau gitu.”

“Hehe.”

Karena tak ada yang bisa di antara Jerry dan Kalya, mereka ditemani seorang tutor. Sebelum naik ke lintasan yang tinggi, Jerry dan Kalya belajar dasar-dasarnya lebih dulu di tempat yang landai. Dibanding Jerry yang memiliki keinginan bermain ski di tempat ini, nyatanya Kalya lebih cepat menangkap ketika tutor mengajarkannya. Kalya bisa menjaga keseimbangan, tak sering terjatuh, sementara Jerry baru berdiri sebentar langsung terjatuh, dia tak bisa menggerakkan kakinya yang mengenakan papan ski. Kalya tergelak tiap kali calon suaminya terjatuh. “Haha Mas gimana sih? Payah banget.”

“Susah banget Kal, ini sepatu juga seberat dosa Mas.” Jerry berusaha berdiri dengan bertumpu pada tongkatnya.

Kalya berdecak. “Gimana sih? Kamu yang ngajakin ke sini tapi malah kamu yang gak bisa.”

Jerry lagi-lagi hanya bisa menunjukkan deretan giginya. Dia mengakui dirinya payah.

Setelah berulang kali berlatih, akhirnya Jerry dan Kalya bisa bermain ski, tentu masih ditemani seorang ahli. Kini mereka sedang menuju lintasan ski yang cukup tinggi menggunakan chairlift. Melihat kakinya semakin jauh dari daratan, Jerry tanpa sadar mencengkram tangan Kalya. Si calon istri itu terkekeh. “Penakut.” Kalya mencibir.

“Tinggi banget lho Sayang, jantung kamu gak dregdeg emang?”

“Dikit, tapi liat Mas.” Kalya menunjuk ke depan, Jerry mengikuti arahan kekasihnya. “Seindah itu, makasih udah bawa aku ke sini.” Kalya secara tiba-tiba mengecup pipi Jerry. Sebelum akhirnya dia turun dari chairlift dan bersiap meluncur. “Siap Mas?”

Jerry memukul helmnya beberapa kali, kemudian mengangguk. “Siap!”

“Oke! Lets do it!” Kalya meluncur lebih dulu, meninggalkan Jerry di belakang.

“Kalyaaaaaa!” Jerry menyusul dengan teriakan histeris namun gembira.

Keduanya bersenang-senang dengan olahraga yang cukup ekstrem tersebut. Tawa mereka lepas ketika saling bergantian menarik papan seluncur.

BAD JERRYWhere stories live. Discover now