43. Makan Bareng

2.1K 402 71
                                    

SIANG MENUJU SOREE!!!
🔞
.
.
.

“Mas udah liat taman hasil rancangan tim wedding?” Kalya menghampiri Jerry yang sedang membuat kopi sambil membawa ponselnya.

“Belum, coba aku liat.” Jerry mengambil alih ponsel Kalya, melihat foto-foto dan hasil gambaran untuk pelaminan mereka nanti.

Ketika Jerry sibuk melihat-lihat, Kalya mengambil kesempatan menyeruput kopi yang sengaja dibuat calon suaminya untuk menemani Jerry bekerja di rumah hari ini. Setelah sekian lama jadwalnya padat, Jerry setidaknya bisa bernapas lega hari ini karena dia tak perlu pergi ke rumah sakit dan bisa mengerjakan beberapa tugasnya di rumah, dan Kalya sengaja datang ke rumah kekasihnya untuk sekedar menemani Jerry dan membicarakan beberapa hal yang masih berkaitan dengan persiapan pernikahan. Hanya ada mereka berdua di rumah, anak-anak belum pulang dari sekolah, dan para pegawai di rumah Jerry sedang tidak di tempat.

“Ini bunga yang dipakai asli apa palsu?” Jerry melihat Kalya. “Jangan dihabisin Sayang.”

Kalya menarik cangkir dari mulutnya. “Gak mau juga ngabisinnya, pait banget.”

“Enak tau.” Jerry menyerahkan ponselnya lagi pada si pemilik. “Mas gak mau bunganya yang palsu, kurang mantap.”

“Asli ini, Monic udah jelasin ke aku tadi. Cuma warnanya aku kurang sreg, pinginnya, 'kan dominan putih gitu.”

“Yaudah kamu bilangin ke dia.”

Kalya mengetikkan pesan di ponsel sambil mengekori Jerry yang menuju kamar, tepatnya ke ruang kerja.

Jerry duduk di kursinya, dia meletakkan cangkir kopinya ke atas meja. “Kamu mau nemenin aku kerja?”

Kalya mengangguk.

“Sini.” Jerry menepuk-nepuk pahanya, memberi isyarat agar Kalya duduk di sana. Kalya tersenyum sebelum akhirnya menuruti Jerry. Kalya duduk dipangkuan Jerry selagi calon suaminya sibuk dengan laptop.

“Ih Mas itu kenapa kok retak-retak gitu?” Kalya penasaran ketika layar laptop Jerry menunjukkan foto yang sepertinya hasil rontgen seseorang.

“Kecium mobil. Kalau kecium kamu jadinya berbunga-bunga.” Habis merayu Kalya, Jerry jadi gemas sendiri, dia menggigit bahu Kalya pelan.

“Mas sakit!”

“Gemes, aku gemes banget sama kamu. Kenapa ya?” Kali ini lelaki itu menghujani pipi Kalya dengan kecupan, membuat Kalya tertawa kegelian.

“Mas udah, geli.” Kalya menahan wajah Jerry.

“Sekali lagi.” Jerry kembali mengecup bibir sang pujaan. “Kal, kamu pernah dateng ke peramal ya?”

“Tau dari mana?”

“Clara, tempo hari pas fitting dia cerita.”

“Itu random aja sebenernya Mas. Jadi dulu ada festival gitu, aku lupa festival apa, pokoknya banyak orang-orang dagang, nah terus ada satu tenda serba hitam yang ternyata tenda peramal gitu. Aku sama Clara iseng lah nyobain gara-gara tertera tarifnya cuma sepuluh ribu. Pas peramalnya ngomong ini itu awalnya aku gak percaya, sampai sekarang juga gak percaya sih. Cuma ada beberapa kebetulan yang peramal itu ucapin kejadian, kayak Clara yang bakal sukses semisal dia buka usaha di bidang kecantikan, dan itu bener.”

BAD JERRYOnde as histórias ganham vida. Descobre agora