61. Keegoisan

2.1K 462 168
                                    

Maap ya gesss baru update, asem habis berdiam diri di ragunan wkwkwkwkwk. Serius. Butuh healing😭✋️

.
.
.

“Brengsek!”

“Jerry bajingan!”

Fucking jerk! Biar gue susulin itu si Jerry sialan.” Tangan Clara ditahan Kalya ketika dirinya akan keluar dari kamar sahabatnya. “Lepas Kal!” Clara sangat ingin menemui Jerry, memukul habis-habisan lelaki yang sudah dia maki sejak tadi. Kesabarannya terhadap Jerry benar-benar diuji setelah Kalya menceritakan semua yang terjadi padanya. Clara awalnya sulit percaya jika Jerry banyak melakukan hal brengsek pada Kalya. Jika Clara bisa mendeskripsikan Jerry, dari luar lelaki itu nampak seperti calon suami idaman. Jerry selalu memberikan perhatian pada Kalya, tak hanya mengingatkan Kalya untuk makan, tapi langsung membelikan makanannya, Jerry terlihat sangat menyayangi Kalya, tak jarang memenuhi keperluan Kalya meski Kalya tak memintanya, dan Clara tahu, Jerry memiliki hal yang sangat diidamkan Kalya sebagai pasangannya, yaitu penyayang keluarga, act of service, dan phsyical touch. Namun, setelah tahu kebenarannya, Jerry berubah menjijikan dalam pandangan Clara. “Kalya lepasin gue ish!”

Kalya melepaskan genggaman tangannya. “Udah gue lepas. Terus lo mau apa?”

“Mukulin Jerry sampai mati.”

“Dan lo masuk penjara setelahnya, terus usaha salon lo tutup gara-gara gue?”

Clara berdecak. Dia kembali duduk di samping Kalya. “Kal! Kok lo keliatan tenang gini sih? Gue yang dengernya aja naik darah, pingin bunuh Jerry biar dia nyusulin mendiang istrinya.”

Kalya menatap Clara. “Gue keliatan tenang ya?”

Clara terdiam. Semakin ditatap mata Kalya, semakin Clara sadar ada hati yang hancur berkeping-keping di sana. Clara menggeleng. Detik selanjutnya, dia menarik Kalya ke dalam pelukannya. “I'm so sorry. Gue terlalu marah sama Jerry sampai lupa gimana sakitnya lo sekarang.”

Tangan Kalya terulur membalas pelukan Clara. “Lo pingin bunuh Jerry, tapi gue gak mau dia mati. Gue gak mau Jerry mati sebelum gue bisa ngebuktiin kalau gue bisa bahagia tanpa dia. Tapi Ra, rasanya ucapan gue cuma bullshit. Gue gak yakin, gue bisa bahagia setelah apa yang gue lalui. Jerry, terlepas dari dia yang memandang gue sebagai Tari atau bukan, gue cinta sama dia. Gue benci fakta, dibanding mantan gue yang lain, gue paling jatuh ke Jerry. Dia bakal jadi sosok yang susah gue lupain.” Air mata Kalya mendesak keluar di pelupuk. “Gak, gue gak boleh nangis lagi.” Kalya mencoba menguatkan diri. Dia memang terlihat kuat ketika menyampaikan rasa bencinya pada Jerry, namun sebetulnya Kalya tak sekuat itu. Dia terluka, benar-benar terluka.

Clara mengusap punggung sahabatnya. “It's okay, nangis aja kalau itu bikin lo lega. Lo gak harus keliatan kuat di depan gue Kal.”

Tumpah sudah air mata Kalya. Teringat kembali semua yang sudah dilaluinya bersama Jerry. Hubungan keduanya singkat memang, belum genap satu tahun. Tapi sangat membekas di hati Kalya, belum lagi fakta keduanya akan segera menikah. Sebelum masalah ini terungkap, Kalya menganggap Jerry laki-laki yang sempurna baik dari fisik maupun sikap. Sayangnya Jerry melupakan bagaimana cara menghargai Kalya sebagai pasangannya yang sekarang, dan itu fatal. “Kira-kira apa yang gak gue punya tapi Tari punya?” Sambil terisak, Kalya bertanya.

“Lo kenapa nanya gini sih?”

“Hati gue sakit banget Ra, gue iri sama Tari. Dia bisa dicintai sebegitu hebatnya sama Jerry, bahkan sampai akhir hayat. Jerry sampai rela nyakitin orang lain demi Tari. Apa karena Tari udah ngasih Jerry anak? Gue juga bisa kok, gue yakin gue bisa kasih Jerry anak atau karena Tari lebih cantik dari gue makanya Jerry sesusah itu lupain Tari?”

BAD JERRYWhere stories live. Discover now