61. Cerai?

283 15 4
                                    

Hellow!! Happy reading!!

"Yangg!! Ayanggggg!! Ayanggggg!! Ayangggg!!" teriak Ade tanpa malu.

Ia memeluk tubuh kecil Dea dari belakang, padahal Dea sedang asik menyiapkan bahan masakan.

"Teriak-teriak! Ga malu lo didenger anak-anak?!" Ade menggeleng polos.

"Kok di dapur, ngapain?" Ia meletakkan dagunya di bahu istrinya.

"Kayang! Pake nanya lagi!" Dea melepas pelan pelukan itu.

Ade mengkerut kan bibirnya kesal. "Kan bisa minta tolong bi Jum."

"Heyyy! Suka-suka gue dong!" seru Dea.

"Oh iya, kalau mau makan di meja udah gue siapin," ujar Dea yang tetap fokus dengan masakannya.

"Yangg~" Lelaki itu kembali memeluk gadisnya.

"Yangg! Yangg! Yangg! Cewek mana yang lo panggil?!" protes Dea.

Ia melepas pelukannya dengan wajah ditekuk. "Biar mesra elah, diajak romantis juga!"

"Gue lebih suka uang daripada romantis!" Ade menyenye ucapan Dea saat ia tak melihatnya.

"Nanti gue kepincut janda kembang kompleks sebelah, sukurin!" lirihnya dengan kesal.

"Bilang apa lo?!" Dea berbalik menodongkan spatula tepat didepan wajah lelaki itu.

"Bayu suka sama nenek-nenek!" ujarnya spontan.

Ade memincingkan matanya dan tersenyum curiga. "Kamu curiga aku selingkuh?"

"Kalau lo berani selingkuh, gue patahin kaki lo sekarang juga!" ancam Dea.

"Kalau kamu patahin kaki aku, gimana aku mau ngelindungin kamu?" tanyanya sok manis.

"Gue ga butuh perlindungan lo!" ketusnya.

"Butuh atau enggaknya itu urusan kamu"

"Ngelindungin kamu itu urusan aku." Ia menoel pelan hidung gadisnya.

"Ke atas yuk," ajaknya.

"Ngapain?"

"Ngecas"

"Itu di ruang tengah ada colokan, kenapa mesti ke atas?" bingung Dea.

"Kalau ngecas harus private. Ayooo!" Ade mendorong pelan istrinya agar mau meninggalkan dapur, dan meminta Toge untuk melanjutkannya.

Pasalnya kalau minta tolong yang lain itu rawan ga jadi.

"Cepetan!"

Dea digendong, lalu di turunkan diatas sofa agar lebih tinggi darinya. Ia memeluk istrinya dengan posesif.

 Ia memeluk istrinya dengan posesif

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Mandi sana! Bau matahari!"

"Jangan keluar!" ujarnya sambil berjalan mundur ke arah kamar mandi.

"Iya! Iya!" Dea mendorong pelan lelaki itu agar segera masuk kedalam kamar mandi.

DEADE [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora