16. Lampu Pingsan

1.7K 86 0
                                    


Ada yang kangen ga?
Harus kangen!!!

Vote and komen ngokey

Happy reading!!!!


Dengan kecepatan ninja. Anjay ninja. Dea membelah jalanan ibuka kota pada malam hari ini. Baby sudah mengamuk,mau tak mau harus mau.

"Assalamu'alaikum," ucap Dea. Ia menyalimi kedua mertuanya dengan sopan.

"Wa'alaikumsalam."

"Yah bun,kak Ade mana?"

"Ciah,nyariin," ledek Kirana.

"Ada di kamar," jawab Sultan.

Dea naik dengan cepat. Saat masuk ke kamar,Ade duduk ditengah kasur sambil memeluk boneka panda jumbo miliknya. Dengan wajah ngantuk-ngantuk pengen gampar orang.

"Hai kak,gue mandi dulu ya." Dengan cepat Dea melenggang masuk kedalam kamar mandi.

"Jam berapa?" tanya Ade tiba-tiba saat Dea baru saja keluar dari kamar mandi.

Dea melirik jam dinding. Pukul 21:30 WIB.

"Sorry,gue tadi keasikan main."

"Buatin gue susu!" titah Ade.

Dea langsung turun membawa botol bayi bergambar panda.

"Anjir,bayi kingkong marah," gumam Dea saat menuruni tangga.

"Hati-hati De," peringat Sultan.

"Gapapa yah,udah biasa."

"Si abang masih aja minum susu pake botol." Kirana menggeleng heran akan tingkah anaknya.

"Dari dulu Bun?" Kirana mengangguk iya, "Itu botol kesayangannya,duplikat. Yang asli ga tau disimpen dimana."

"Duplikat? Asli?" bingung Dea.

"Yang asli itu,botol dari dia kecil. Hadiah pertama dari omanya." Dea mengangguk paham.

Setelah selesai membuatkan susu untuk bayi kingkongnya,Dea kembali ke kamar lagi.

"Kak,ini susunya."

Astaga,susunya sudah jadi tapi orangnya tidur. Kan kalau gini tadi ga usah ngebut pulangnya.

"Ye dodol,gue buatin dengan kekuatan ninja. Malah merem!"

"Kak! Mau diminum ga si!?"

"Apa si!" kesal Ade saat tidurnya terganggu.

Dea memberikan susu buatannya dan langsung diminum oleh Ade. Berbaring didalam pelukan boneka pandanya. Bucinan panda.

"Ewluwsin," ujar Ade dengan mulut tertutup dot.

Tangan kiri Dea mengelus rambut Ade pelan, sedangkan tangan kanan memasukan kripik kentang ke mulutnya.

Keduanya larut dalam kesunyian. Hanya ada suara televisi yang kecil,detak jam dinding,suara Dea memakan kripik dan semilir angin malam.

"Anjir!" Dea tersentak kaget saat Ade yang tiba-tiba memeluk pinggangnya dan mendusel ke perut rata Dea.

"Anjir!" Dea tersentak kaget saat Ade yang tiba-tiba memeluk pinggangnya dan mendusel ke perut rata Dea

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DEADE [END]Where stories live. Discover now