11. Manja

3.1K 112 0
                                    

Hai update lagi nih. Jangan bosen-bosen buat nunggu update dari author ya. Jangan lupa baca sampai end
Tinggalin satu bintang and komen ya <3

Happy reading!!!

Malam hari setelah teman-teman Ade yang entah siapa itu pulang,ia kembali masuk kedalam kamar.

"Astaghfirullah,lo lupa peraturannya?" tanya Ade setelah melihat satu kamar dibuat seperti kapal pecah oleh Dea.

"Santay,nanti gue balikin seperti semula," jawab Dea santay.

Ade berjalan bodoamat melintas didepan Dea.

"Lo kalau mau lewat permisi atau apa kek!" protes Dea.

"Bacot! Gue lagi pusing,diem!" Dea memutar bola matanya malas.

"Kek orang gabut lo bolak-balik ga jelas," ujar Dea yang sedang membersihkan seluruh bungkus makanan.

"Delandaz bikin ulang apa lagi?" Kegiatan Dea seketika berhenti saat Delandaz disebut.

"Gini ye,Delandaz aja dari kemarin diacara kita full day kan."

Dea membuang semua sampah dan kamar Ade kembali seperti semula, "Kalau ada apa-apa pasti gue yang tau pertama kali."

"Delandaz melakukan penyerangan ke angkasa 11."

"Angkasa 11? Geng mana tuh? Ga famous,ga tau gue," balas Dea acuh.

"Lo ga tau apa lagi gue. Gue barusan dapet laporan dari AOSIS buat ngelaporin ke kepsek."

"Gue bakal cari kebenarannya,jangan main laporin!" Ade mengangguk paham.

Toh,bisa saja salah paham. Jika ada penyerangan kenapa leadernya tak tau? Sungguh aneh.

"Lan,lo pada abis dari acara gue pada kemana?" tanya Dea pada Alan dari sambungan telepon.

"Balik lah,lo kira kaga cape?" sewot Alan.

"Ga ada penyerangan tanpa gue kan?"

"Dih,gabut amat penyerangan ga ada leader."

"Ada laporan Delandaz bentrok sama angkasa 11."

"Buset,geng mana tuh? Ga famous ya?" sahut Bayu yang juga ikut bersuara.

"Lo dapet laporan dari mana?" tanya Edgar.

"Lo pikir?" Edgar tertawa renyah.

"Woy anjing! Delandaz kena tinta!!" Toge berseru murka.

"Tinta?" cengo mereka.

"Fitnah asw! Typo lo ga ngotak!" semprot Dea. Alan menjitak kepala Toge disebrang sana.

"Bahas besok. Suruh Siwa cari info tentang mereka."

"Siap"

Panggilan telfon diputus sepihak oleh Dea.

"Simpen laporan itu,besok gue mau kumpulin anak-anak buat cari kebenarannya." Ade mengangguk paham.

"Gue mau tidur," ujar Ade.

"Tidur ya tidur apa susahnya? Tinggal merem," balas Dea acuh.

Ade berdecak sebal, "Lo lupa peraturan ketiga?"

Dea berfikir sebentar, "Apa? Lupa gue."

"Ck,buatin gue susu. Cepet!"

"Ogah! Buat sendiri!"

"Cepet elah,lelet amat si!" suruh Ade.

"Mager kak,lo buat sendiri sono," suruh balik Dea.

"Gue bilangin bunda lo," ancam Ade.

DEADE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang