13. Part 11

1.6K 83 0
                                    

"Kayanya ketos ada hubungan sama leader," ucap seseorang ditengah-tengah kegelapan ruangan kecil.

"Hubungan? Mereka aja kaya kucing sama anjing,ga bakal bisa akur," timpal temannya.

"Ck,makanya banyakin baca wattpad biar ga kudet!" Orang tadi menjitak kepala temannya.

"Wattpad? Apaan tu?"

"Dunia orange. Dimana di dunia itu semua yang mustahil menjadi nyata!" Ia kembali menjitak kepala temannya.

"Iyaiya! Nanti gue baca!"

"Back topik,mereka ada hubungan apa?"

"Pacaran? Sahabat? Suami istri?"

"Masih SMA anjing!"

"Makanya banyakin baca wattpad biar ga kudet!" ucap temannya mengikuti ucapan seseorang tadi.

"Copas lu!"

"Bodo!"

"Bisa antara ketiga itu kan?" Orang tadi mengangguk iya.

"Selidiki,apa bener mereka ada hubungan? Gue ga mau leader gue ada yang miliki."

"Halah! Sok iye,mau deketin leader," cibir temannya.

"Aamiin in aja napa si!"

"Aamiin."

☁ ☁ ☁

"Dea!!!" Sasa dan Qila berteriak memanggil nama Dea saat masuk kantin.

"Njing! Bisa ga,yang santai manggilnya?" Keduanya menggeleng.

"Traktir."

"Pemerasan," ujar Dea sok dramastis.

"Bodo!"

"Lo pada pesen terserah apapun itu,asal abis." Dengan cepat Sasa dan Qila melenggang kesetiap stand makanan.

"Punya temen gitu amat," gumam Dea.

"Hai De,kita gabung," ujar El disusul dengan yang lain.

"Kak Ade ga ikut?" tanya Dea saat tidak melihat kehadiran sang ketos.

"Cie!!! Nyariin," pekik Sasa dan Qila yang baru datang.

Dea menatap mereka malas, "Gue cuma nanya,biasanya sepaket."

"Lagi ngurus berkas,biasa ketos," ujar Satya memberi tau. Dea hanya memanggut-manggut paham.

"Tapi kenapa lu kaga? Lu kan waketos."

"Males," acuh Satya.

"De,mending lu kasih makanan ke Ade," saran Sasa diangguki semua.

"Lo tau mager? Males? Itu gue," jawab Dea acuh dan melanjutkan makan baksonya.

"Gitu amat lu sama laki sendiri," ujar Sasa sok dramastis.

"Ganteng bangetttt," pekik Qila membuat semuanya bingung.

"Apanya yang ganteng banget?"

"Tentu,gue," balas El ke PD an.

"Berisik!" Tara memasukan sosis ke mulut El dengan paksa.

"Bukan anjing! Onoh kak Ade,udah ganteng makin ganteng kalau lagi serius gitu," puji Qila pada Ade yang sedang sibuk mengurus AOSIS.

"Inget laki orang," kompak mereka (minus Dea) namun dengan suara kecil. Takut ada yang tau kan ga lucu.

"Gue kan niatnya bikin Dea cemburu,eh malah cuek." Qila mengkerutkan bibir bawahnya.

"Kaya bebek lu!!" Arka melempar kulit kacang tepat di bibir Qila.

"Woy! Gincu gue mahal anjing!" kesal Qila sambil berkacak pinggang.

Arka mengibaskan tangannya acuh, "Gincu lo ga semahal rokok gue!"

"Lo tau harga gincu gue?" Arka menggeleng tak tau.

"Seharga rokok lo!"

"Sebungkus doang jan sok keras!" El membela Arka.

"Rokok lo dua slop!" jawaban Qila membuat Satya tersedak air minumnya.

"Dua slop!? Buat gue seminggu lebih cok!" timpal Satya.

"Gincu yang merah-merah itu kan?" tanya Dea membuat semua menepuk dahi pelan.

"Lo ga tau?" Dengan polosnya Dea menggeleng.

"Dia taunya WAR sama nongkrong doang," ujar seseorang membuat Dea menengok kebelakang.

Semua membalikkan badan ke arah berlawanan. Males liat ke uwuan.

"Ngapain lo kesini?!" ketus Dea.

"Ada tulisannya orang ganteng dilarang masuk kantin Ga kan? Ya udah,terserah!" acuh Ade.

"PD kali kau nak."

"Orang ganteng harus PD." Dea belaga sok mau muntah dengan ucapan Ade.

Ganteng si ganteng tapi ga usah di perjelas. Eneg lama-lama.

"DUNIA SERASA MILIK BERDUA!"

"YANG LAIN MAH NGONTRAK!"

Satu meja berseru (minus Tara) membuat semua pasang mata bertuju pada meja mereka.

"Hargai El yang jomblo dong!!" rajuk El tak tau malu.

"Lo mau dihargain berapa? Gue bantu jual di onlineshop." Ade mengotak-atik ponselnya mencari toko penjual manusia minim akhlak.

"Kak El jual diri?" Sasa mengangguk iya. Iyain aja biar cepet.

"Gue ga bakal laku di onlineshop," sombong El.

"Lo lakunya cuma di club doang," balas Tara sekali kecap langsung jleb.

"Tanpa kau sadari perkataan mu membuat hatiku sakit!" El memulai dramanya.

"Lo punya hati? Gue kira cuma jantung," balas Dea.

"Yayaya,jantung jantung pun jadilah." El dengan kesal mengaduk es teh dan menyerutup dengan kesal.

"Lo ga pantes ngambek!" ledek Ade malah semakin membuat El kesal.

Inilah sifat asli tukang jitak pala orang

"Kan,gue diem dikata sariawan gue ngomong dikata ga pantes. Emang yah, goodlooking selalu dibela!" balas El mengikuti gaya bicara Ria djs.

"Woy anjing! Elu juga goodlooking!!" semprot Dea dkk.

"Goodlooking si Ade. Kemana-mana ada aja fansnya,herman gue muka pas-pasan gitu!"

Eh woy dodol! Sekate-kate muka dah macam Cai Xukun gitu,dikata pas-pasan buta lo!?

"Muka pas-pasan." Dea menahan tawanya agar tidak meledak. Bagaimana tidak? Baru kali ini ada yang bilang muka Ade pas-pasan.

"Muka kaya artis-artis Korea,China,Thailand aja dibilang pas-pasan. Terus lo apa?" skakmat El kehabisan kata-kata.

"Burik!" Arka dan Satya yang sedari tadi tertawa sampai menangis.

"BHAHAHA burik!" Satu meja berseru membuat El mengkerutkan bibir sebal.

Ia meminum es teh milik Tara dengan kesal.

"Eh anjing,dendam si dendam tapi itu es gue!!" seru Tara tak terima.

El meletakkan gelasnya dengan kasar lalu menatap Tara kesal.

"Gue kan lagi kesel ciki! Nanti gue ganti elah!"

"Gue mau lanjut kesel,lo jangan ganggu!" El memberi peringatan pada Tara.

Tara memang selalu merusak suasana dengan fakta yang ada.

"DEA!!!! DEA!!!!"

•••

S250921

Ada yang mau double update ga?

DEADE [END]Where stories live. Discover now