42. Iblis Berwajah Polos

970 69 7
                                    

#IBLIS BERWAJAH POLOS

Terkadang,orang terdekat ialah musuh terkuat.

•••

Happy reading!!

Sorry typo

Spam votment!!

Jam dinding pukul 11 malam. Gadis dengan rambut tergerai bebas duduk di kursi ayunan di balkon kamarnya ditemani secarik kertas kusam ditangannya.

Mata indahnya senantiasa menatap bulan dan bintang yang begitu cerah hingga bumi tak perlu lagi lampu agar terang.

Bulan memang tidak bersinar menggunakan sinarnya sendiri,tapi dengan sinar matahari. Namun,bulan nampak begitu indah di kegelapan malam.

Suasana sunyi,hanya ada suara burung hantu yang berasal entah dari mana. Angin malam yang mungkin tidak baik bagi kesehatan,tapi ini kenikmatan yang sesungguhnya.

"Seperti yang lo bilang waktu itu,untuk jadi leader Delandaz." Nafas gusar terdengar jelas dari gadis tersebut. Dea gadis itu.

"Tapi kenapa setelah semuanya terjadi,selalu muncul masalah? Banyak banget yang benci sama gue,atau bahkan lo yang udah ga ada."

"Sebenernya lo punya masalah apa sih,sampe nurun ke gue? Cape gue bang terima teror-teror ga jelas ini," ujar Dea memijat pangkal hidungnya pusing.

Perlahan tangannya dengan gemetar membuka kertas usang ditangannya. Itu surat dari mendiang El sebelum ia pergi,ia sudah menuliskan surat tersebut dan dititipkan ke Dafa. Wakil El.

Saya El Bramastatian menyatakan surat terbuka untuk Delandaz,bahwa saya akan menurunkan jabatan kepada adik saya Adea.

Itu isi dari surat terbuka dengan tanda tangan El langsung tanpa copy an sebelum ia pergi selamanya.

"Bang El..." lirih Dea meremas kuat kertas tersebut.

"Kenapa lo harus tulis nama gue disini?"

Matanya tak kuasa lagi menahan bendungan air mata. Perlahan pipinya basah seketika saat teringat masa-masa El masih ada. Masih bisa mendengarkan keluh kesahnya.

"Bang El,jujur gue cape. Inti Delandaz yang lo percaya semua udah pergi ninggalin gue."

"Lo bukan cewek lemah,hapus air mata lo!" Entah bisikan dari mana Dea langsung menghapus air matanya dengan kasar.

"Gue udah janji sama bang El untuk terus pimpin Delandaz apapun yang terjadi!"

"Semoga lo tenang disana bang."

"Gue bakal cari semua orang yang udah bikin Delandaz hancur!" Senyum miring Dea tercetak saat ia mengucapkan kalimat tersebut.

Cape itu wajar,tapi menyerah bukan jalan keluar.

Dea yang mendengar suara langkah kaki dari luar kamar. Dengan segera ia masuk kedalam.

"Ngapain malem-malem keluar?" tanya Ade yang baru saja masuk kamar.

DEADE [END]Where stories live. Discover now