36. Pernyataan yang Salah

1.2K 85 9
                                    

Setelah selesai membakar ikan lele. Belum sempat diberesin,udah hujan. Mana gede banget lagi.

"Gara-gara fyp gue isinya sound langit turunkan hujan! Sekarang hujan beneran kan!" kesal Toge. Pasalnya,listrik padam,WiFi otomatis mati,ga ada sinyal. Gimana mau posting di tictac?

"Kalau hujannya ga reda,kalian nginep aja," ujar Dea mempersilahkan diangguki Ade.

"Habis ini kudu reda,kaga balik dinyapnyap kanjeng mami gue," ujar Komar. Emaknya memang galak tapi it's the best untuk masakan.

"Biasanya kaga balik juga mak lo fine-fine aja," ujar Alan membuka kartu As Komar.

"Emak lo mungkin bersyukur anaknya kaga balik,lumayan bisa hemat beras," timpal Toge yang tetap eksis ditengah-tengah lampu pingsan.

"BERDOSA!" Komar menyentuh dadanya dramastis.

"Tumben mas boy tidak ikut menistakan Komar burik," bingung Angga.

"Habis di ghosting virtual" celetuk Siwa santai.

"Kasihan," ucap mereka bersamaan.

"Baper kok sama ketikan," cibir Arka.

"Suka ngasih perhatian lebih dikira sayang,ternyata baik kesemua orang," ujar Sasa sinis.

"Virtual aja bangga," cibir Komar.

Udin menepuk bahu Bayu menyalurkan semangat untuk segera move on, "Virtual lebih susah buat move on dari pada yg didepan mata."

"Makanya jadi orang jangan baperan, kasih ketika aja udah nge fly," cibir Qila.

"Mending virtual,daripada lo fiksi!" balas Bayu sengit.

"Udah fiksi,ga nyata,hasil ketikan orang (author),mati lagi," tambah Bayu semakin sengit menatap Sasa dan Qila yang notebennya korban fiksi tingkat kuadrat.

"Yg depan mata aja banyak kenapa lo milih virtual dan kalian milih fiksi?" heran Adgar pada Sasa,Qila dan Bayu.

"Karena virtual lebih ngertiin gue dari pada yg didepan mata. Bisanya nyakitin doang!" jawab ngegas Bayu sambil memasukkan nasi kedalam mulutnya.

"Gue lebih suka fiksi yang ga nyata, karena untuk membuat mereka nyata. Gue harus mencintainya dulu," jelas Sasa diacungi ibu jari oleh Qila dan Satya.

Grata menahan tawanya,menepuk bahu Bayu singkat. "Ga usah sok merasa tersakiti. Lo kan demen nyakitin."

Suara tawa meledek Bayu terdengar keras. Baru kali ini si buaya karet di ghosting. Biasanya tukang ghosting anak orang. Kena azab!

"Yang biasanya ghosting,eh ke ghosting. Gimana rasanya mas boy?" tanya meledek Alan.

Bayu menjawab pertanyaan Alan sambil bernyanyi, "MAU TAU RASANYAA?"

"SAKIT HATI ITU APA??" lanjut Bayu mendadak dramatis.

"PERNAHKAH KAU DISENGAT LEBAH??" sahut Toge mengikuti gaya Bayu.

"ITU LEBIH PEDIH,KATANYAAA." Bayu memegang dadanya sok menjadi manusia paling tersakiti. Padahal cuma di ghosting sama virtual.

Disamping kisah Bayu di ghosting virtual,yang udah sah mau umbar keuwuan bentar.

"Mau coklat panas?" tawar Ade pada Dea yang sedari tadi kedinginan. Dea mengangguk pelan.

"De,kamar mandi dimana? Gue kebelet!" tanya Qila tergesa-gesa.

"N-ngikutin kak Ade." Suaranya sampai bergetar karena kedinginan.

Qila mengikuti kemana Ade pergi. Ia yang menyadari diikuti pun berhenti lalu menoleh ke belakang.

"Ngapain lo ngikutin gue?"

DEADE [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora