51. Terungkap

553 33 19
                                    

BRAK!!!

"Sttttt,diam dulu sayang," ujarnya pada satu orang yang duduk terikat di kursi dengan penampilan acak-acakan.

"Berapa lama lo disini? Emmm." Ia mengelus dagu belaga berfikir, "3 tahun bukan?"

Ia tertawa kecil, "Awww,lama bukan? Gimana rasanya kehilangan orang yang paling lo sayang,hm?" Menekan kedua pipi gadis berambut panjang itu sampai membekas.

Tubuh kurus,penampilan acak-acakan,siksaan bahkan menjadi pelampiasan nafsu,itu seakan sudah biasa baginya.

"Gue lepas ikatan lo,artinya lo harus siap buat main bukan,baby?" Matanya menyalak,ini yang ia benci bertahun-tahun ia mencoba kabur namun terus gagal.

"S-selama ini gue seakan boneka buat lo untuk menebus dosa-dosa dia itu kurang,ha!?!!!" teriaknya mulai tak tahan lagi.

Ia kembali tertawa devil, "Itu semua ga cukup sayang,Alam tiada tapi kekasih lo masih berkeliaran bebas!!"

Gadis itu mengepalkan tangannya kuat, "Alam memang telah tiada,tapi itu karena kecelakaan bukan karena dia!!"

"3 tahun! 3 tahun gue di sekap! 3 tahun gue dijadiin bahan pelampiasan nafsu! Lo mau buat gue seperti apa lagi?!!" Ia bertahan selama itu hanya untuk kekasihnya.

"Bahkan gue udah ga pantes untuk hidup di dunia ini!!! Gue manusia yang hina!!!" Air matanya perlahan mengalir membasahi pipinya.

Laki-laki itu mengusapnya pelan,namun ia segera memalingkan wajahnya. "Lo memang perempuan hina,tapi lo cantik makanya gue suka, tubuh lo," bisiknya pada dua kata terakhir.

"Cinta,apa lo pikir cinta yang gue maksud itu cinta yang indah? Tidak,baby. Cinta yang gue maksud adalah cuma ingin tubunya aja!" Gelak tawa kerasnya memenuhi ruangan.

Sungguh tidak menyangka ada lelaki seperti dia yang sangat tidak bisa menghargai seorang perempuan dan telah mengotori arti makna cinta yang sesungguhnya.

"Ayo kita main!!!" Ia menarik kasar gadis itu ke atas kasur.

Membuka seluruh pakaiannya hingga tidak ada sehelai benang pun yang menutupinya. Lampu mati,tubuh tertutup selimut. Hanya suara desahan dan teriakan kecil yang terdengar. Itu hal yang biasa bagi para penjaga yang ada disana.

'B-brengsek!'

"Arghhhh!!!"

"Stttt,ini ga sakit," bisiknya. Itu semua bohong!

"Gue ga bisa dapetin cinta lo,tapi adik gue bisa dapetin mahkota lo." Ia memberikan ciuman di pipi serta dahi. Itu membuat gadis dibawahnya menjadi semakin hina.

Di pagi harinya,ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membasahi seluruh tubuhnya. Air matanya luruh bersama air dingin,mau sampai kapan ia harus seperti ini terus? Ia sudah tidak tahan lagi. Terlebih harus mengonsumsi obat pencegah kehamilan.

'Kenapa hidupku malang sekali?' batinnya miris.

Ceklek

"Sudah bangun ternyata,terimakasih hiburannya," ucapnya sambil bersiap-siap seakan ingin pergi.

"Tunggu!" tahan gadis itu. "Apa gue boleh minta sesuatu?"

"Sebutkan." Laki-laki itu menatap gadisnya serius.

"Gue mau bebas." Ia menaikkan alisnya satu, "Tapi kekasihmu mati?"

"Bukan itu yang gue maksud"

"Lalu?"

"Bunuh gue." Ia terhenyak.

Memegang kedua bahunya,menatap intensif dengan mata yang mulai memerah. "Gue sayang sama lo,mana mungkin gue bunuh lo!"

DEADE [END]Where stories live. Discover now