28. Wacana

1.3K 82 4
                                    

Assalamu'alaikum!!
author comeback dengan kepolosan yang tiada tara
Sorry typo
Happy reading!!!!

Sultan dan Kirana pulang dari Kalimantan lebih cepat dari perkiraan. Keduanya terkejut melihat mansion nya yang tiba-tiba ada lift.

"By,kamu yang suruh buat lift?" tanya Sultan.

Kirana menggeleng, "Si abang,mau ngurangin duit di bank,kasian petugasnya."

"Bener juga,kasian ngitung duit banyak-banyak,nanti ngiler," timpal Sultan.

"Bi Jum,abang sama Dea masih disekolah? Kok sepi?" tanya Kirana.

"Dari kemarin belum keluar kamar nyonya," jawab bi Jum. Kirana dan Sultan saling bertatapan penuh arti.

"Jangan-jangan." Kirana dan Sultan naik ke lantai 3 dengan lift barunya.

Deade sudah selesai melaksanakan ritual pagi dengan penuh kegaduhan. Tidak ada tentram-tentramnya jika kedua belah pihak ini disatukan.

Dea menatap dirinya melalui cermin, "Aihs! Kenapa jadi kaya gini si kak!?"

"Makanya jangan cantik-cantik jadi orang!" balas Ade cuek sambil memakan kripik singkong.

Dea melirik ke Ade yang duduk di sofa dengan santai bak raja, "Cantiknya Dea itu udah dari lahir!"

"Kenapa cantik kalau bisa jelek," ujar Ade tanpa beban sedikitpun.

Dea mendesus pelan, "Emang mau punya istri jelek?"

Ade menatap langit-langit kamarnya sekilas seakan sedang berfikir keras, "Jelek kalau dede no problem," ujarnya dengan senyum tipis.

Dea memutar bola matanya jengah, "Nyenyenye! Bullshit!"

"Terus ini gimana kalau ada yang liat?!"

"Biarin,mereka punya mata," balas Ade.

"Kak serius,ini keliatan banget!" Dea menghentakkan kakinya kesal.

Dibalik pintu kamar...

"Apa yang keliatan?" tanya Kirana pada Sultan.

"Mungkin..." Kirana dan Sultan kembali mendekatkan telinganya,menyimak percakapan anak dan menantunya dengan seksama.

Ade meletakkan bungkus kripik singkongnya, mendekati Dea yang sedari tadi sibuk bercermin. Tangan kekarnya melingkar di pinggang Dea. Ia meletakkan dagunya di kepala Dea yang hanya sebatas dadanya.

"Ngomel terus daritadi,sini kaka perjelas," ujarnya membuat Dea semakin kesal.

"Ngajak geger geden!"

Ade mengecup singkat rambut Dea,lalu kembali ke tempat persinggahan nya, "Yaudah makanya diam,lalu nikmati. Toh,ga lama hilangnya."

Dea menatap tajam sang empu sambil berkacak pinggang.

"Jikalau menyantet itu halal!!"

"Sudah ku santet dirimu wahai anak durjana!!"

Ade menyeringai tipis, "Kalau perawanin istri sendiri ga susah,sudah ku perawanin dari kemarin."

"Kak Ade tidur diluar!!"

"Nanti yang bakal dipeluk pas tidur siapa,kalau kaka tidur diluar?" goda Ade.

"Setan!"

"Dede mau apa? Skincare,transfer uang,rumah baru,apartemen,perusahaan,honey moon, kekayaan 7 turunan atau.." Ade mengantungkan ucapannya.

"Atau apa?"

"Atau baby De," lanjut Ade.

"Yang tau tempat santet terdekat dan gratis telfon gue sekarang!!" teriak Dea frustasi.

"Ujung gang,ada mbah Sinom. Dukun paling canggih se Asia udara," balas Ade jail.

"KAREPMU!!"

Saat Dea membuka pintu kamar,disana ada Sultan dan Kirana yang sedari tadi menguping.

"Ayah sama bunda cuma lewat aja kok ga denger apa-apa," ujar Kirana padahal Ade atau Dea tidak menimpalinya pertanyaan.

"Dea/abang ga nanya loh bun," ujar keduanya bersamaan.

"Bini gue cantik doang pinter bohong kaga," gumam Sultan pelan.

"Kalian ga nanya kami pulang jam berapa gitu? Ga ada sambutan?" tanya Sultan mengalihkan pembicaraan.

"Ayah ga usah mengalihkan pembicaraan," kompak Deade.

"Sayang,aku lupa kalau hari ini kita ada launching restoran di pusat kota kan?" Kirana mengode Sultan membuat Ade dan Dea menatap keduanya aneh.

"Ahaha,iya sayang aku lupa. Kita berangkat sekarang aja," balas Sultan merangkul pinggang istrinya.

Ade berjalan cepat,memutar tubuh Dea dalam pelukannya. Mengunci kamar dengan satu tangannya.

"Kak Ade!! Kok dikunci si!?"

"Biar ga ada yang gangguan." Ade menggoyangkan tubuhnya ke kanan-kiri.

"De"

"Hm?"

"Punya rumah sendiri yuk," ujar Ade tiba-tiba.

"Serius?" Ade mengangguk yakin.

"Biar ga ada yang ngepoin lagi kalau lagi main."

Ade melihat wajah Dea seakan ia tidak setuju dengan usul Ade, "Kenapa? Ga mau punya rumah sendiri?"

"Bukan gitu,bingung aja."

"Bingung kenapa?" Dea menyidikan bahunya.

"Tapi mau punya rumah sendiri?"

Dea mengangguk pelan, "Ada syaratnya."

"Apa?"

"Belinya ga boleh pakai uang kaka semua." Perkataan Dea membuat Ade berfikir sejenak.

"Terus?"

"Kita patungan," lanjut Dea.

Ade terkekeh kecil, "Emang dede punya uang?"

"Punya lah!"

"Yaudah,dede DP nya aja,sisanya biar kaka."

"Ga! Kita bagi rata. Biar adil kak,ya?"

"Iya"

"Mau daerah mana?" tanya Ade.

"Merpati putih," jawab Dea dengan antusias.

"Kenapa merpati putih?"

"Dulu pengen banget punya rumah disitu,boleh kan?"

"Ga boleh ya? Yaudah gapapa." Dea melepas tangan Ade yang melingkar di pinggangnya.

Ade terkekeh gemas, "Apa si yang enggak buat dede,hm?"

"Makasihh!!"

"Jangan makasih doang dong." Ade menunjuk pipi kanannya agar diberi kecupan. Walau singkat kan bisa dibawa mimpi,wkwk.

"Sungguh tidak ikhlas sekali kau wahai anak durjana!!"

S041121

Maaf,ceritanya pendek banget🙏
Makasih yg udh mmpr,vote,komen
Jujur-jujuran plis kalian geli ga klo mereka pake panggilan baru? (Dede-kaka)
Yg geli komen aja gpp,kita saling terbuka

DEADE [END]Where stories live. Discover now