8. Gedung Tua

1.8K 95 2
                                    

Happy reading!!!

Sesuai kode Pramuka yang diberikan oleh makut a.k.a Ade sang ketos. Dea menunggunya disana,hampir setengah jam!

"Gue hitung sampe 3 dia ga nongol, gue tinggal balik!" kesal Dea.

"Satu..."

"Dua..."

"Ti..."

"Tiga," sambung seseorang.

"Elu jalan kaya siput,lama!" ledek Dea.

Ade memutar bola matanya malas, "Sekarang kita ke butik. Gue disuruh bunda."

"Ngapain?" Ade menyidikan bahunya tak tau.

Kedua remaja itu pergi ke butik Arges. Sesuai dengan pesan sang ibu negara.

Butik kelas atas Dengan gedung tinggi menjulang. Menyapa penglihatan siapapun yang sedang melintas atau berada disana.

"Silahkan masuk tuan dan nona," ucap sang penjaga diangguki singkat oleh Ade.

"Bun," panggil Ade pada Kirana.

"Akhirnya datang juga. Lama!" Kirana menekan kata 'lama'

"Dea mana?" tanya Kirana setelah menyadari ketidak beradaan Dea disana.

"Disini tan. Geser dong!" Dea menggeser paksa tubuh Ade yang menutupinya.

"Kalian kan akan mau nikah tiga hari lag-"

"Eh! Dea ga mau ya,Dea udah tolak semuanya," potong Dea.

"Aku akan menebang pohon bulanmu jika kau menolak," ancam Adi yang tiba-tiba datang. Selalu mengancam dengan pohon bulan.

"Tebang kalau kau bisa," balas Dea tanpa ragu.

"Baik-" ucapan Adi terpotong oleh sang istri.

"Sudah! Dea,kami mau kamu menuruti apa yang sudah kami rencanakan sedari dulu," ujar Tia dengan nada lembut.

"Ga!"

"Aku akan menuruti semua kemauan mu. Kau mau apa?" Ini yang Dea tunggu-tunggu.

"Elbra"

Ade dan Kirana menatap Dea aneh. El? Sahabat Ade? Atau bukan?

"Jangan kau mengungkitnya lagi Dea!" desis Adi.

Dea menyidikan bahunya acuh.

"Jika kau menolak,aku akan coret namamu dari daftar pewaris tunggal, cucu Andromeda,dan jangan harap kau akan kami anggap!" ancam Adi tak main-main. Tia sang istri pun menenangkan Adi.

Dea tersenyum kecut, "Silahkan! Bahkan Dea ga peduli lagi ada marga Andromeda atau enggak. Dea juga ga peduli sama warisan. Ga guna!"

"Kau memang anak yang tak diinginkan,Dea!" ujar dingin Adi.

"Apa yang kau bicarakan!?" bentak Tia untuk Adi.

Adi memutar bola matanya malas, "Aku sudah bosan dengan drama ini. Dea memang anak yang tidak diharapkan,sampai Langit anakku tak mau mengurusnya!"

Dea tertawa hampa.

"Anggap sesuka kalian!" Dea pergi dari butik itu dengan aura hitam mencengkeram.

Terkuak sudah fakta selama ini yang tersimpan dalam diam.

Ade mengejar kepergian Dea dengan cepat. Saat sampai di parkiran, Dea sudah tidak ada. Kemana gadis itu?

Ade mengotak-atik ponselnya menelfon Dea berulang kali. Tapi nihil hanya suara operator saja.

DEADE [END]Where stories live. Discover now