15. Dede?

1.9K 84 4
                                    

Hai update lagi. Semoga suka
Jangan lupa vote and komen
Happy reading!!!

Ade menatap Dea datar. Tatapan itu membuat Dea canggung,ia bingung harus bersikap seperti apa.

"Udah gue bilang jangan kedepan,kenapa ngeyel,hm?" Ade berucap dengan nada rendah nan menyeramkan.

"Gue kan leader,ga lucu kalau gue ga ikut turun."

Ade menyentil dahi Dea hingga memerah. "Sakit!!"

"Mau kemana?" tanya Dea saat lengannya ditarik Ade.

"Neraka." Mata Dea melebar terkejut.

"Eh anjir! Ga usah ngajak-ngajak dong!"

"Pinter dikit bego!!" Ade menyentil dahi Dea (lagi)

"Ya kemana!?"

"UKS."

"Ogah!" tolak Dea langsung melepaskan pegangan tangan Ade.

"Ck,cepet!" Ade menarik tangan Dea agar ke UKS.

"Ga! Ga mau gue!!" Dea memeluk pilar dengan kuat.

Ade memutar bola matanya malas.

"ASTAGHFIRULLAH!!" pekik Dea saat Ade dengan tiba-tiba mengendongnya.

"Turunin gue!!"

"Huwaaa bundaaa!!!" Dea semakin kuat saat berteriak.

"Gue aduin bunda ya lu!!" Ancam Dea tak membuat Ade takut.

"Diem atau gue cium," ucap Ade dengan smirk.

Dengan polosnya Dea menggeleng lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

☁ ☁ ☁

"Pelan-pelan kak!"

"Gue udah pelan!"

"Kak Ade!!!" Dea berteriak saat Ade dengan sadisnya menekan luka dilengan kanan Dea.

"Berisik!"

Dengan telaten Ade mengobati luka Dea akibat WAR tadi.

"Pelan-pelan njing!!"

Ade diam tak mau menanggapi,toh ga guna ditanggapi. Makin ditanggapi makin menjadi kan ga lucu.

Ade membasahi handuk dengan air hangat untuk mengompres lebam di sudut bibir Dea.

Ade mendekat ke Dea. Perlahan namun pasti. Ade menempelkan handuk basah itu dengan kelembutan yang hqq.

Deg!

Jantung Dea berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Wajah Ade sangatlah dekat. Oh ayolah,ini tampan sekali dari dekat.

Hembusan nafas Ade yang menerpa pipi Dea membuatnya merinding seketika. Saat ingin menjauhkan wajahnya,Ade semakin dekat dan terus begitu.

'anjingggg,laki gue cakep bangetttt'

"Sakit!!" teriak Dea saat Ade menekan lukanya.

Ade terkekeh geli, "Lo keenakan mandangin wajah tampan gue."

Dea berdecih sebal, "Siapa juga yang mandangin," elaknya

"Gue tau gue ganteng."

"Berisik!"

"Lanjutin sendiri,gue ke kepsek dulu,dede." Ade mengusak poni Dea sambil tersenyum manis.

Pipi Dea seketika memanas. Baru kali ini ia melihat sang ketos dengan senyum semanis gula. Dan,dede? Astaga...

DEADE [END]Where stories live. Discover now