6. Hukuman Berjamaah

2.1K 102 6
                                    

Happy reading!!

Pagi ini Dea keluar dari markas besar dengan seragam sekolahnya. Sebenarnya ia mau bolos saja. Tapi akan ancaman pohon bulan akan ditebang ia lantas tancap gas ke CBS.

"Kalau ga gara-gara pohon bulan. Ogah! Gue masuk," gerutu Dea.

Sudah masuk telat lagi. Jarak markas besar dengan CBS kan ga deket!

Dea tidak masuk ke CBS,percuma nanti pasti kena hukum. Mending duduk santai di warung Babe.

"Assalamu'alaikum, pagi Babe," sapa Dea pada babe-sang pemilik warung.

"Wa'alaikumsalam, eh neng Dea. Ga masuk? Bukannya hari ini ada razia ya?" Dea tersedak air minumnya sendiri.

Apa!? Razia!? Mampus!

"Ajg! Kok ga ada yang ngabarin sih!" kesal Dea ia lantas beres-beres dan pergi dari warung Babe.

"Dea Andromeda." Dea langsung menyumpah serapahi sang pemilik suara.

Ia menuliskan beberapa kata dibuku hitam tebal miliknya, "Ikut gue ke lapangan,gabung sama Delandaz!"

Dengan terpaksa Dea mengikuti sang ketos ke lapangan. Bagaimana lagi? Mau kabur juga tetap tidak bisa.

Saat sampai dilapangan,Dea menatap tajam ke seluruh anggotanya. Kenapa ga ada yang kasih tau!?

Semua menunduk takut. Bisa kena amuk lagi.

"Hukuman kalian mudah,cuma lari lapangan 15 kali,tanpa jeda. Bersihkan toilet, tanpa ketercuali. Dan..."

"Bersihkan, rapikan perpustakaan." Astaga! Perpus adalah tempat Kramat pagi Delandaz.

"Hukumannya emang gampang. Lakuinnya yang susah!" Ojik berseru sebal.

"Astaghfirullah!! Ga ada tempat lain selain perpus?" tawar Bayu.

Ade tersenyum licik. "Gudang tua belakang sekolah?"

"FAK AJG!!!" Mereka semua berseru tak terima.

Perpus mereka pusing melihat buku yang amat sangat banyak.

Gudang belsek nanti ada mbak Kunti dkk, gmn? Bimbang sekali bukan?

"Wah! Ngajak geger geden lo, ha!?" Dea menggulung lengan seragam panjangnya.

"Kebanyakan bacot, cepet lakuin. Gue awasi kalian dari sini," suruh ketos tak berperikekakian.

Ade dengan santai duduk dibawah pohon mengawasi mereka yang sedang lari keliling lapangan di hari yang panas ini.

"Permisi kak," ucap seseorang dengan sopan.

Ade menaikkan alisnya satu. Apa?

"H-hari ini ada jadwal rapat OSIS. Ini berkas yang diminta kemarin," ujar gadis itu dengan nada, ya caper-caper pen kena gampar.

Ade menerima berkas dari adik kelasnya. "Thanks."

"Emm, kak aku..."

"Cepet, gue ga ada waktu ngeladenin orang ga penting kaya lo!" potong Ade cepat.

"Aku boleh minta nomor WhatsApp?" tanya gadis itu cepat

Ade meminta ponsel gadis itu. Ia mengetik beberapa nomor lalu ia save.

"Makasih kak," ucap gadis itu. Ade mengangguk singkat.

Ade kembali mengawasi mereka yang sedang olahraga pagi. Lumayan bakar lemak

"Fak ajg! Kenapa ga ada yang ngasih tau di GC!?" Dea berseru pelan.

Bayu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Sorry bos, kita aja ga tau pas ada razia."

DEADE [END]Where stories live. Discover now