56. Terbongkar Sudah

429 20 5
                                    

"Dea.. Dea.."

"Makin hari makin cantik aja," ucapnya sembari terus menatap foto Dea yang dibingkai dan diletakan di meja kamarnya.

"Sebentar lagi lo bakal lepas dari orang yang cuma manfaatin lo aja, sabar ya my baby." Diakhiri dengan kecupan singkat dikaca bingkai itu.

Kembali menatap keluar, dimana pemandangan langsung menuju ke hutan belantara. "Ade itu nikahin lo cuma karena ingin Delandaz, selebihnya pelampiasan nafsu. Hahahaha!!!" Tawanya menggema di kamar yang minim cahaya tersebut.

"Yok! Sadar yok!" celetuk Bunny dengan keras, seolah menyindir si jubah hitam.

"Sebenarnya yang mau Delandaz itu Ade, atau lo si?" tanya pak Patrick yang juga ada disana.

"Kalau elo bilang aja lo kali, ga usah bawa-bawa yang lain." Qila menambahkan sambil tersenyum miring dengan segelas coklat panas di tangannya.

"Mereka sepaket," balasnya dengan santai.

"Setiap ada Dea pasti ada Delandaz, dan setiap ada Delandaz pasti ada Ade." Semua bingung mendengar penuturannya.

"Emangnya cuma Ade doang yang bisa ambil alih kembali Delandaz dari Dea? Gue juga bisa kali." Mulai sombongnya.

"Kalau ngomongin soal bisa, siapa aja bisa tapi yang ga perlu berharap dan langsung bisa itu Dea, karena dia adeknya Elbra. Lah elu sapa nya?"

"Adek bukan, kakak apalagi, keluarga juga kalau bang Alam bukan abang lo Delandaz bukan keluarga lo."
Si jubah hitam tertohok dengan penuturan Bunny.

Pak Patrick merangkul Jubah hitam dengan hangat dan ia ajak menatap masa depan melalui figura besar. "Sadar diri aja dulu elah, kita semua ga bisa rebut Delandaz dari tangan Dea atau Ade."

"Ade? Apa hubungannya sama Delandaz?" tanya Qila.

"Ade dan Delandaz itu saling berhubungan satu sama lain," jawab Bunny.

Qila masih bingung akan semua ini dan ia meminta menjelaskan pada Si Jubah hitam.

"Dulu sewaktu abang gue masih hidup..."

***

Setelah kematian Elbra, semua kepemimpinan Delandaz ada ditangan wakilnya yaitu Alam. Tapi waktu itu ada kejadian tragis yang membuat Alam pergi menyusul Elbra.

Dan diserahkan kepada Ade. Semua itu diketahui oleh anggota Delandaz saat itu, musuh pun tak tau ketua Delandaz siapa. Saat bentrokan dengan Venus, ketua tak dapat lagi bergerak dibelakang bayangan. Lantas ia memperlihatkan dirinya didepan musuh saat itu juga.

***

Qila memangut-mangut paham, penggalan cerita itu masih bisa ia pahami dengan cepat.

"Hendri abang lo." Ia menunjuk qila. "Dia ga pernah terima akan posisi yang Ade dapatkan, seharusnya dia ada posisi itu."

"Dan di bentrokan itu terjadi,.satu lagi peristiwa naas yang menimpa salah satu anggota Delandaz, Dika abang lo." Menunjuk Pak Patrick.

Itu juga alasan mereka membenci Delandaz karena telah menjadikan orang yang mereka sayangi menjadi korban dari segala peristiwa yang telah menolimpa Delandaz dibeberapa tahun lalu.

Si jubah hitam melanjutkan ceritanya.

Si jubah hitam melanjutkan ceritanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DEADE [END]Where stories live. Discover now