🍂Lima Puluh Lima🍂

7K 555 36
                                    

Kondisi Mine kembali kritis.

Entah bagaimana cerita kronologisnya, tapi yang jelas saat ini dia kembali tidak sadarkan diri. Aku, Kak Gandra, dan seluruh anggota keluarga yang lainnya hanya bisa menunggu di luar. Kami semua luar biasa kebingungan. Ekspresi-ekspresi panik tercetak jelas di wajah kami. Sekarang yang kami bisa lakukan hanya berdiam diri sambil terus memanjatkan doa.

Aku berjalan dan duduk tepat di sebelah Kak Gandra. Aku melirik sekilas, dia juga hanya diam menunduk dengan tatapan kosong. Tanpa berbicara aku mengambil tangannya dan menggenggamnya erat. Memberitahukan sebuah pesan tersirat bahwa dia enggak sendirian. Kami merasakan ini bersama-sama. Kami ada di sini saling menguatkan.

"Manda," Kak Gandra menyandarkan kepalanya di bahuku, aku langsung menyentuh kepala pria itu lantas mengelusnya, "saya belum bisa jadi Papi yang baik ya buat Mine?"

"Bisa kok," aku terus mengelus-elus kepalanya, "Kakak baik banget. Kakak memberikan semuanya buat Mine. Kakak adalah Papi yang hebat."

Semuanya sudah dia berikan untuk Mine. Sampai Kak Gandra rela menikahiku, orang yang tidak dicintainya, demi aku bisa mengurus dan memberikan kasih sayang kepada Mine. Dalam pernikahan kami pun, selalu Mine yang dijadikan prioritas utama.

"Manda," panggilnya lagi, "kalau Mine meninggal. Saya pasti merasa bersalah banget. Dia seperti ini karena kelalaian saya."

Aku kali ini terdiam, bingung ingin menjawab apa. Aku juga tidak meresponsnya dengan bahasa tubuh.

"Waktu itu saya habis menjemput Mine sekolah. kemudian kami mampir ke percetakan, tapi saya enggak menyuruh dia turun, Nda. Saya cuma mau ambil berkas, habis itu rencananya kami langsung pulang. Lalu dia nangis, minta turun, saya tetap menyuruh dia menunggu di mobil. Salahnya saya terlalu lama meninggalkan Mine dan lupa kunci mobil. Saya di percetakan ambil berkas lalu mengobrol sama karyawan, jadi lupa waktu. Saat saya keluar percetakan, sudah ramai orang kumpul. Rupanya Mine mau menyusul saya, Nda. Dia menyeberang dan tertabrak mobil."

Aku menarik napas.

Bodoh juga ya dia.

"Parkir mobilnya di mana emang?"

"Di depan percetakan."

"Diantara jalan?"

"Iya. Mobil, jalanan, lalu percetakan. Saya enggak parkir di parkiran percetakan karena saat itu penuh, Nda."

Lagian dia bodoh juga sih kenapa enggak ajak Mine ke percetakan, kalau aku jadi dia, aku pasti akan menyuruh Mine untuk ikut masuk ke dalam.

"Kok bisa pintunya enggak dikunci?"

"Niat awalnya saya kan cuma pergi sebentar. Di jalan situ aman, Nda. Enggak ada rampok atau lainnya. Jadi saya enggak mikir aneh-aneh."

Enggak tahu lah aku. Enggak tahu. Apa pun penjelasannya dia tetap salah dan terlihat bodoh. Bisa-bisa anak ditinggal dalam keadaan pintu terbuka plus kelupaan kalau anaknya menunggu di mobil.

Kalau suasananya sedang tidak panik seperti ini pastinya aku sudah mencaci maki Kak Gandra. Atas kelalaian dan kebodohannya. Masih enggak habis pikir aku, bisa-bisanya.

Setelah itu enggak ada tanggapan lagi yang aku berikan. Lebih memilih diam. Daripada kalau aku berbicara malah terbawa emosi.

Berjam-jam selanjutnya kami habiskan hanya dengan termenung sambil terus menunggu. Sampai akhirnya, tepat pada pukul sebelas malam, dokter kembali masuk ke dalam ruangan Mine karena detak jantung gadis kecil itu melemah.

Aku, Rosa, Kak Gandra, Mom, dan Dad semakin panik dan kacau dibuatnya. Mom sudah menangis-nangis. Aku dan Rosa pun sama. Dan tangisan kami bertiga semakin histeris begitu dokter mengabarkan bahwa Mine sudah tiada.

"Jasmine!" teriak Kak Gandra frustrasi, dia langsung berlari ke dalam kamar dan memeluk gadis kecil itu erat, "maafin Papi, Mine. Maafin, Papi!"

Mine meninggal pada pukul 00.01.

Tepat pada hari ulang tahunnya.

Teruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa 

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853

Full ebook 

Full ebook 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp46

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp46.000 kalian bisa akses full e-booknya 

Tersedia juga ebook versi baca duluan 

Cara Pembelian:

1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.

2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Part Ke-1 sampai Part Ke-61 (Ending) _ Mutualism Marriage _ TheDarkNight_)

3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. Harganya Rp46.000.

4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.

Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.

5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).

6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".

Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Mutualism MarriageWhere stories live. Discover now