🍂Enam🍂

14.6K 749 9
                                    

Aku melirik ke arah plang di atas pintu, kelas 3A. Aku masuk ke dalam kelas itu lantas berjalan ke arah meja guru. "Selamat pagi, semuanya," ucapku yang membuat para muridku langsung duduk di kursinya.

"Selamat pagi, Ibu," teriak mereka bersamaan.

Aku suka banget melihat murid-muridku. Mereka terlihat begitu semangat untuk belajar. Aku jadi ikutan senang untuk mengajar.

"Sesuai dengan mata pelajaran pagi ini ya. Kita akan belajar bahasa Indonesia," aku mengambil buku cetak bahasa Indonesia lantas membuka halaman demi halamam, "buka bukunya halaman 79. Tolong dibaca lima menit dari sekarang. Setelah itu materinya kita akan bahas bersama-sama."

Sambil menunggu mereka yang sedang membaca. Aku duduk lalu membuka ponselku. Ada pesan dari grup WhatsApp guru-guru. Sebuah informasi penting yang dikirimkan oleh Pak Angga—Bapak Kepala Sekolah— sekitar tiga menit yang lalu. Dia memberikan informasi bahwa pada jam mata pelajaran ketiga, semua guru diharapkan datang ke ruang rapat karena akan diadakan rapat dadakan. Mungkin pembahasannya penting, entahlah.

Aku mematikan layar ponselku kemudian memperhatikan anak-anak yang sibuk membaca. Beberapa menit kemudian, barulah aku berdiri lantas mulai menjelaskan materi yang baru mereka baca. Dilanjutkan oleh sesi diskusi dan diakhir dengan aku yang memberikannya tugas.

"Ibu ada rapat. Kalian kerjakan tugas latihan pada halaman 82 sampai 84 ya," aku memasukkan ponselku ke dalam saku, "Ibu tinggal dulu. Jangan berisik," ucapku lantas berjalan keluar dari kelas.

Sesampainya di ruang rapat, para guru sudah duduk di kursinya masing-masing. Di ujung sana, Pak Angga menatapku kemudian dia menunjuk sebuah kursi di sebelahnya. Memberikan perintah agar aku duduk di sana.

"Sudah saya siapkan buat kamu," ucap Pak Angga saat aku sudah duduk di sebelahnya. Pria itu menyiapkan botol air mineral yang sudah dia buka tutupnya, "ini diminum dulu," ucapnya lagi.

Bukan rahasia umum lagi bahwa Pak Angga sering memberikan perhatian lebih kepadaku. Bahkan banyak yang menduga bahwa Pak Angga menyukaiku. Aku sih sebenarnya enggak mempercayai rumor itu.

"Istri orang, Pak," celetuk Bu Sina di sebelahku. Aku hanya tersenyum tanpa menjawab.

Guru-guru di sini tahu kalau aku sudah menikah. Mereka juga tahu bahwa Jasmine adalah anak tiriku. Namun, fakta itu enggak mengubah sikap Pak Angga kepadaku. Pria itu tetap memberikan aku perhatian dengan kadar yang sama saat aku belum menikah.

"Iya, Bu. Enggak salah kan untuk berbuat baik," ucap Pak Angga memberikan pembelaan.

Ya, sebenarnya enggak salah. Hanya saja, kadar perhatiannya yang salah bagiku. Perhatiannya terlalu berlebihan dan terkadang aku juga merasa tidak nyaman.

"Mending cari perempuan lain, Pak. Bapak kan masih muda, ganteng juga. Jangan menunggu Bu Manda jadi janda," ucap Bu Sina lagi.

Betul. Pak Angga ini memang masih muda. Umurnya lebih muda daripada umur Kak Gandra. Wajahnya juga lebih ganteng. Namun, dari segi kekayaan Kak Gandra yang lebih kaya. Jadi, aku tetap memilih Kak Gandra. Maaf, tapi aku kondisi keluarga yang membuat aku begitu mencintai uang.

"Ayo, Pak. Mulai rapatnya," ucapku berusaha memutuskan pembicaraan mereka.

Pak Angga berdeham lantas dia mulai membuka sesi rapat ini.

Saat ponselku bergetar di saku bajuku, aku teringat bahwa aku lupa mematikan data selulernya. Aku mengeluarkan benda tipis itu berniat untuk mematikan datanya. Namun, ada sebuah pesan dari Kak Gandra yang mencuri perhatianku.

Papi Mine ♥️
Anak saya pulang jam berapa?

Jika Kak Gandra mengirim pesan singkat, dia selalu membahas tentang anaknya. Menanyakan kabar anaknya, menanyakan apakah anaknya sudah makan atau belum. Menanyakan anaknya kapan pulang dan lain sebagainya. Pokoknya dia selalu bertanya tentang Jasmine. Tidak pernah sekalipun bertanya tentang aku ataupun tentang keluargaku.

Dari sini aja sudah terlihat bahwa kepeduliannya hanya untuk anaknya.

Anda
Pulangnya sama seperti
jam aku pulang

Anda
Enggak mau nanya aku
pulang jam berapa Kak?

Papa Mine ♥️
Ga
Naik pulangnya naik taksi
Jangan naik bajaj

Papa Mine ♥️
Biar anak saya lebih nyaman

Ya, pokoknya semuanya selalu tentang Jasmine.

Yang dikhawatirkan, dipikiran, dipedulikan hanya Jasmine.

Yang dikhawatirkan, dipikiran, dipedulikan hanya Jasmine

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ini sudah tersedia versi baca duluan!

Saat ini sudah tersedia versi baca duluan!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hanya dengan Rp9.900 sudah bisa akses file tersebut!

Pembelian dapat melalui Karyakarsa atau WhatsApp (085810258853)

Cara pembelian melalui Karyakarsa
(Versi Web)

1. Masuk ke website Karyakarsa
2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Part Ke-1 sampai Ke-14 _ Mutualism Marriage _ TheDarkNight_)
3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. Harganya Rp 9.900.
4. Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.
5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).
6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".

Mutualism MarriageWhere stories live. Discover now