🍂Dua🍂

25.7K 1K 13
                                    

Aku membuka mataku lantas melirik ke arah jam yang menampilkan pukul tiga pagi. Aku melirik ke arah sebelahku menatap Kak Gandra yang masih tertidur. Wajahnya tertutup bantal sehingga aku menggeser bantal itu agar dapat melihat wajahnya.

"Kak," aku menyentuh pundaknya, "kakak," panggilku lagi.

Dia menggeliat lantas membuka matanya perlahan. "Aku mau masak. Mau dimasakkan apa?"  dia berdiam sebentar lantas kembali menutup matanya.

"Apa Kak? Nanti kalau masakkan aku enggak kakak suka, kakak enggak mau makan."

Satu tahun lebih menikah dengan Kak Gandra membuat aku paham tentang pria itu. Dia tidak akan mau makan jika dia tidak suka menu makanannya. Jangankan dimakan, disentuh saja tidak.

"Rendang aja," ucapnya dengan mata yang tertutup.

Permintaannya yang mampu membuatku kembali menatap ke arah jam dinding. Mengingat masak rendang membutuhkan waktu yang cukup lama, aku jadi mengestimasi waktu apakah cukup atau tidak. Beberapa detik aku terdiam sampai akhirnya aku mengangguk kecil.

"Yaudah, aku masakkan ya," ucapku lantas bergegas ke dapur. Sebelum sampai di sana, aku sempat membuka kamar Jasmine, gadis kecil itu masih tertidur pulas dengan boneka Hello Kitty di pelukannya. Aku tersenyum kecil lantas kembali menutup pintu kamarnya dengan perlahan.

Anak gadis itu bernama Jasmine. Dia adalah anak Gandra dengan mantan istrinya dulu, Vinka. Jasmine ditinggal Ibunya saat masih berumur satu tahun. Kemudian, dia diurus oleh Kak Gandra seorang diri. Namun, semakin lama Kak Gandra semakin kewalahan karena dia juga memiliki urusan pekerjaan. Sampai akhirnya pria itu menikahiku demi bisa mengurus Jasmine.

Tugasku selain mengurus kebutuhan Kak Gandra—kecuali kebutuhan ranjang— aku juga mengurus segala kebutuhan Jasmine, anak tiriku.

Omong-omong mengenai Vinka. Aku mendapat cerita bahwa perempuan itu meninggal karena sakit. Lebih detailnya aku enggak tahu karena Kak Gandra enggan untuk menceritakannya. Mungkin luka traumanya masih semendalam itu.

"Mami Manda!" pekik nyaring suara Jasmine yang membuat senyumku merekah. Aku mematikan kompor karena memang rendang buatanku sudah matang, "wah, masak rendang," ucap Jasmine dengan mata yang berbinar-binar.

"Ayo kita makan bareng," aku mengusap kepala Jasmine, "Mami boleh minta tolong buat bangunkan Papi nggak Mine?"

"Boleh." Jasmine mengangguk lantas dia berjalan dengan cepat menuju ke kamar Papinya.

Sambil menunggu Kak Gandra bangun, aku memilih menyiapkan hidangan di meja makan. Selain itu tidak lupa aku memasukkan nasi beserta lauknya ke kotak bekal. Sudah menjadi rutinitasku setiap pagi membawakan bekal untuk Kak Gandra dan juga Jasmine.

"Pagi, Sayang," tanpa aku berbalik badan, aku sudah tahu itu adalah suara Kak Gandra. Pria itu memeluk tubuhku dari belakang, "ayo sarapan."

Aku membalikkan tubuhku lantas kami saling berhadapan. Aku melayangkan kecupan di pipinya. "Ayo, Sayang," ucapku kemudian kami berdua berjalan ke meja makan.

Aku duduk di sebelah Gandra, sedangkan Jasmine di hadapan kami. Seperti pada biasanya, aku menyendokkan nasi beserta lauk ke piring Kak Gandra dan juga Jasmine. "Habis nggak segini?" mereka mengangguk kemudian kami sibuk menyantap hidangannya.

"Karena ini hari Sabtu, Mine enggak lupa kan kalau ada les bahasa Inggris?" Jasmine mengangguk lantas dia menggeser piringnya yang sudah kosong, "nanti Papi yang antar Mine ke tempat les. Mami langsung ke rumah sakit ya? Mau ngantar Nenek."

Jasmine mengangguk. Anak gadis itu sudah paham karena memang sudah menjadi rutinitas setiap hari Sabtu. "Nanti setelah Mine diantar Papi ke tempat les, sehabis itu Papi langsung ikut Mami kan buat mengantar Nenek ke rumah sakit?" ucapan Jasmine yang membuat aku dan Kak Gandra saling berpandangan.

"Enggak. Nanti Mine diantar Papi ke tempat les. Mami pergi sendiri, Mine," jawabanku yang sepertinya membuat Jasmine sebal.

"Kenapa Papi enggak antar Mami dan Nenek? Kasihan tahu masa setiap ke rumah sakit pakai motor terus."

"Enggak, Mine. Biasanya Mami ke rumah Nenek naik motor, tapi nanti ke rumah sakitnya naik bajaj," ucapku lagi berusaha memberikan penjelasan.

Aku berusaha memberikan pemahaman agar Jasmine enggak terus-menerus memaksa Papinya untuk mengantarku. Karena aku tahu jawabannya, Kak Gandra pasti enggak akan mau.

"Kenapa harus naik bajaj?" Jasmine menunjuk ke arah pekarangan depan, "padahal Papi punya dua mobil."

"Nanti Papi antar," kedua mataku sontak melebar saat Kak Gandra mengeluarkan kalimat itu, "siap-siap, Sayang. Aku dan Jasmine tunggu di mobil ya."

Senyumku melebar.

Aku tahu ini cuma pura-pura. Aku tahu Kak Gandra bersikap penuh cinta kepadaku jika hanya di depan Jasmine. Aku tahu dia melakukan ini dengan terpaksa.

Namun, entah mengapa aku senang, walaupun aku tahu dia melakukan ini bukan karena ketulusan hatinya.

Namun, entah mengapa aku senang, walaupun aku tahu dia melakukan ini bukan karena ketulusan hatinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ini sudah tersedia versi baca duluan!

Saat ini sudah tersedia versi baca duluan!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp9

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp9.900 sudah bisa akses file tersebut!

Pembelian dapat melalui Karyakarsa atau WhatsApp (085810258853)

Cara pembelian melalui Karyakarsa
(Versi Web)

1. Masuk ke website Karyakarsa
2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Part Ke-1 sampai Ke-14 _ Mutualism Marriage _ TheDarkNight_)
3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. Harganya Rp 9.900.
4. Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.
5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).
6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".

Mutualism MarriageWhere stories live. Discover now