🍂Tujuh🍂

13.4K 747 14
                                    

"Kakak bohongin aku!" aku mengambil undangan pernikahan Faisal lantas menjatuhkan benda itu di sisi sofa yang sedang Kak Gandra duduki, "kata Kakak mau temani aku kondangan, tapi sekarang alasan mau mengurus percetakan di cabang Jakarta Barat."

Kak Gandra mengambil kopi lantas menyeruputnya. Dia masih bersikap santai, sedangkan aku sudah naik pitam. "Saya ke percetakan juga ngajak Mine," sahutnya.

"Sebelum ngomong sama Kakak. Aku udah ngomong sama Mine. Dia mau kok ke rumah Ibu, dia mau main sama Rosa. Kita titip sebentar Mine di sana. Enggak apa-apa kok."

Kak Gandra meletakkan cangkir kopinya di meja. "Mine saya ajak ke percetakan aja."

"Kenapa sih kalau dititip di rumah Ibu? Kakak enggak percaya kalau keluarga aku bisa jaga Mine dengan baik?" tanyaku dengan napas memburu.

"Mine ikut kondangan aja."

Aku menarik napas kemudian menunjuk ke arah lantai atas. "Coba tanya anaknya, mau ikut kondangan nggak? Kakak enggak ingat terakhir kali kita kondangan ngajak dia, dia nangis-nangis minta pulang? Padahal salaman sama pengantin aja belum. Terus akhirnya aku ditinggal dan kalian pergi ke kedai es krim biar Mine enggak nangis lagi," cerocosku panjang lebar.

"Solusinya, kita ga usah kondangan."

"Enggak gitu. Itu bukan solusi."

"Kamu pergi kondangan sendiri," Kak Gandra bangun dari duduknya, "itu solusi terakhir."

Begitu Kak Gandra pergi dari ruangan ini, tangisku pecah. Aku sedih banget. Aku tahu pernikahan ini memang bukan pernikahan pada umumnya, tapi aku ingin sedikit aja Kak Gandra bisa paham kebutuhanku yang lainnya selain uang.

Akh cuma ingin ditemani saat kondangan, apalagi ini kondangan Faisal, mantanku. Aku malu kalau harus datang sendiri. Kelihatan banget kalau suami aku enggak peduli.

"Mami kok nangis, kenapa?" teriak Jasmine yang entah sejak kapan sudah masuk ke ruangan ini.

Aku buru-buru mengelap air mataku, tetapi air mataku terus turun tiada henti. "Mami kenapa?" Jasmine mendekat lantas tangan mungilnya dia gunakan untuk mengusap air mataku.

"Siapa yang bikin Mami nangis?"

Aku menggeleng sambil berusaha tersenyum kecil. "Mami enggak apa-apa. Enggak ada yang bikin Mami nangis kok."

"Bilang sama Mine. Papi galakin Mami ya? Iya? Mami sampai nangis begini," dia memelukku erat, "Mine sayang sama Mami. Mine jadi sedih kalau Mami nangis."

Aku jadi terharu.

Kak Gandra memang enggak sayang aku, tapi anaknya begitu menyayangiku.

"Papi enggak mau mengantar Mami kondangan, Mine. Papi juga enggak ngebolehin kamu main ke rumah Nenek," ucapku mengadu.

"Mau kok. Papi mau mengantar Mami," Mine melepaskan pelukannya kemudian dia menatapku penuh keyakinan, "Papi kan sayang dan cinta banget sama Mami. Pasti dia mau kok mengantar Mami kondangan."

"Papi kamu enggak mau."

"Mau," lagi-lagi Mine mengusap air mataku, "sini Mine yang bilang ke Papi."

Belum sempat aku cegah, gadis kecil itu sudah berlari keluar ruangan. Tidak lama kemudian, Kak Gandra masuk ke dalam dan dia berjalan mendekat ke arahku. "Siap-siap sana," perintah pria itu.

Aku mengusap air mataku lalu menatapnya sekilas. "Siap-siap ke mana?" tanyaku memperjelas.

"Ke rumah Ibumu lalu ke acara Faisal."

"Kita ke kondangannya berdua?"

"Iya," ucapnya. Aku mau tersenyum, tetapi aku tahan. Gengsi soalnya.

"Yaudah aku siap-siap dulu," aku bangun dari dudukku, sedangkan Kak Gandra sudah berjalan ke arah pintu, "Kak. Aku pakai dress navy, Kakak pakai kemeja navy juga ya. Biar couplean."

Langkah Kak Gandra terhenti. "Jangan ngatur," dia memutar tubuh ke belakang dan menatapku lurus, "jangan memperalat anak saya juga."

Saat ini sudah tersedia versi baca duluan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini sudah tersedia versi baca duluan!

Saat ini sudah tersedia versi baca duluan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya dengan Rp9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya dengan Rp9.900 sudah bisa akses file tersebut!

Pembelian dapat melalui Karyakarsa atau WhatsApp (085810258853)

Cara pembelian melalui Karyakarsa
(Versi Web)

1. Masuk ke website Karyakarsa
2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Part Ke-1 sampai Ke-14 _ Mutualism Marriage _ TheDarkNight_)
3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. Harganya Rp 9.900.
4. Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.
5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).
6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".

Mutualism MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang