🍂Tiga Puluh Empat🍂

14.2K 758 25
                                    

Sesampainya di rumah Mine masuk ke dalam kamarnya, sedangkan aku dan Kak Gandra masuk ke dalam kamar kami. "Bukannya saya sudah pernah bilang jangan dekat sama dia," kalimat pertama yang Kak Gandra luncurkan.

Kedua alisku mendadak bertaut. "Kakak enggak pernah bilang. Kakak cuma bilang, jangan sampai terlihat dekat di depan Mine. Berarti di belakang Mine boleh kan," ucapku membela diri.

"Sudah hampir tiga Minggu kamu begini. Setiap beberapa hari sekali pergi, ada aja alasan. Padahal kan Mine juga sedang libur kenaikan kelas sehingga seharusnya enggak ada kegiatan di sekolah. Saya tahu, alasan sebenarnya karena kamu ingin pacaran sama Angga kan? Dandan lebih cantik biar dipuji sama dia."

Rasa takutku melayang entah ke mana, saat ini malah emosiku yang kian meluap. Kalau mau bertengkar, ayo aja. Aku juga sudah cape berada di pernikahan ini. Pernikahan yang penuh sandiwara.

"Memangnya masalah? Hah? Mau aku pacaran sama pria lain, enggak masalah kan? Pernikahan kita juga akan baik-baik aja," aku mengatur deru napasku yang tidak beraturan, "seperti yang sering Kakak bilang. Pernikahan kita akan baik-baik aja kalau uang di rekening Kak Gandra banyak dan juga kalau aku mengurus Kak Gandra dan juga Jasmine dengan baik. Iya kan?"

Bukannya menjawab, pria itu malah mengambil botol minyak wangiku lantas melemparnya.

Untung tidak pecah.

"Lagian memangnya kenapa kalau aku dandan biar dipuji pria lain? Enggak masalah kan? Seharusnya Kakak malah berterima kasih sama Pak Angga. Karena dia aku enggak perlu lagi memohon-mohon sama Kakak biar Kakak mau memuji aku."

"Kamu dikasih uang berapa sama dia sampai berani ngomong begini? Lebih kaya siapa saya atau dia? Jawab?!"

Air mataku turun bersamaan dengan tanganku yang tergenggam keras. Kenapa semuanya harus melibatkan uang. Seolah aku adalah perempuan matre yang apa-apa harus dibayar pakai uang.

"Lebih kaya Kakak," aku berjalan ke arahnya lantas aku menunjuk tepat di dadanya, "tapi dia tulus pakai ini,  pakai hati. Bukan seperti Kakak yang gemar bersandiwara."

"Manda!"

Aku terdiam sebentar sebelum akhirnya kembali bersuara. "Selama ini aku berjuang demi dicintai oleh suamiku sendiri. Aku melakukan apa saja, sampai menjadi bayang-bayang perempuan lain pun sudah aku lakukan, tapi apa?" aku tersenyum miris, "Kakak enggak pernah mencintai aku, walau secuil aja."

Dia terdiam, kemudian aku kembali berbicara.

"Kak, aku dicintai dengan hebat sama Pak Angga. Aku disayang. Aku dipedulikan. Aku diperhatikan. Dia memberikan semua yang enggak Kakak kasih ke aku!" teriakku melengking.

"Oh begitu ya. Kamu senang dan bahagia sama dia ya," tiba-tiba tangan Kak Gandra sudah mendarat dikancing bajuku, "sampai-sampai kamu mau memberikan mahkotamu kepadanya? Iya?!"

Aku menggeleng. Enggak menyangka banget kalau aku sampai dituduh melakukan itu sama Pak Angga. Pasti karena Kak Gandra melihat aku ke rumah Pak Angga.

"Padahal kamu belum memberikan itu ke saya. Kalau saya minta kebutuhan saya yang satu itu, kamu mau kan?" tangannya membuka kancing baju atasku.

Aku menggeleng keras-keras. "Jangan. Aku enggak melakukan itu," perlahan tapi pasti tangannya semakin turun membuka kancing-kancing bajuku, "aku memang mau memberikan kebutuhan Kakak yang satu itu, tapi jangan seperti ini."

Aku berusaha berlari, tetapi Kak Gandra langsung menarik tanganku kencang. "Kakak jangan! Aku enggak mau melakukan itu untuk pertama kali dengan keadaan Kakak emosi begini."

"Diam! Dan berikan saya sesuatu yang telah kamu berikan untuk pria itu! Perempuan murahan" ucapnya kemudian mengambil sesuatu yang menjadi haknya.

Disepanjang kegiatan kami, aku terus menangis.

Kepera*ananku diambil dengan cara yang tragis.

Dan karena ulah pria bereng*ek ini aku merasakan trauma yang mendalam.

Teruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853

Full ebook 

Full ebook 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp46

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp46.000 kalian bisa akses full e-booknya 

Tersedia juga ebook versi baca duluan

Tersedia juga ebook versi baca duluan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cara Pembelian:

1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.

2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Part Ke-1 sampai Part Ke-61 (Ending) _ Mutualism Marriage _ TheDarkNight_)

3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. Harganya Rp46.000.

4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.

Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.

5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).

6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".

Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Mutualism MarriageWhere stories live. Discover now