🍂Empat Puluh Satu🍂

15.2K 797 75
                                    

Aku punya dua kabar. Kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya yaitu Mine sudah mendapatkan donor darah yang cocok sehingga saat ini Mine sedang ditangani oleh dokter. Kabar buruknya yaitu mertuaku sudah berada di parkiran rumah sakit, mereka sedang dijemput oleh Kak Gandra untuk naik ke lantai ini.

Serius, aku ketar-ketir.

Mengingat pertemuan terakhirku dengan Mommy Eli yang tidak menyenangkan. Aku jadi takut untuk bertemu dengannya lagi. Dia enggak jahat, sama sekali enggak jahat, tapi mulutnya ketus dan suka merendahkan orang lain. Itu yang aku enggak suka.

"Mommy," aku berusaha memberikan senyum terbaikku saat dia datang, "apa kabar?" tanyaku sambil menyalaminya.

Perempuan paruh baya itu dengan rambut yang disanggul mengulurkan tangannya. "Baik," jawabnya singkat.

Aku menatap penampilannya lebih detail. Penampilannya enggak berbeda dari yang terakhir kali aku lihat. Penampilan selalu fashionable, aku tebak bajunya pasti dirancang oleh desainer ternama. Perhiasan tidak banyak yang dia gunakan, hanya anting dan juga cincin. Namun, siapa sangka cincin yang dia pakai harganya sebanding dengan harga rumah dua lantai di Jakarta.

"Berapa lama dari Australia ke Indonesia, Mom?" tanyaku lagi.

Bukannya menjawab, perempuan itu malah berdecak sebal. "Kebanyakan basa-basi kamu. Sekarang cucu saya bagaimana? Kok bisa sampai kecelakaan? Kamu menjaganya enggak becus ya? Kalau cucu sampai kenapa-kenapa, kamu saya tuntut ke polisi ya, jang-" ucapan Mom Eli terputus saat Dad Rusdi datang.

"Ini rumah sakit, Mom," ucap Dad Rusdi berusaha menenangkan istrinya.

Aku yang berdiri di depan mereka hanya terdiam. Terpaku di tempat. Ini pertengkaran yang sudah aku duga sebelumnya, aku sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi ini. Namun, saat terjadi, nyatanya aku enggak kuat juga. Aku tetap kaget.

Mom Eli menarikku untuk duduk di kursi dan dia juga ikut duduk di sebelahku. "Kamu seharusnya sadar diri. Kamu dinikahkan anak saya bukan karena dia cinta, bukan karena kamu cantik, bukan juga karena kamu istimewa. Gandra menikahkan kamu karena dia percaya dan yakin bahwa kamu bisa mengurus Mine."

Ekspresi kagetku ini berubah menjadi ekspresi sedih. Seharusnya enggak perlu diingatkan lagi, aku juga sudah tahu dan sadar diri. Namun, kali ini kan konteksnya berbeda. Ibuku sedang sakit, aku ingin membawa Mine untuk ikut ke rumah sakit, tapi Kak Gandra melarang. Pria itu bilang kalau dia bisa mengurus Jasmine, tapi nyatanya apa? Kak Gandra lalai. Ketika Jasmine kecelakaan, yang disalahkan oleh pihak keluarganya adalah aku.

"Tapi melihat anaknya kecelakaan. Pasti Gandra kecewa sama kamu," Mom Eli menoleh ke arah Kak Gandra, "iya kan Dra? Kamu kecewa sama istri kamu yang enggak becus ini?" tanyanya.

Aku menatap ke arah Kak Gandra lekat. Memberikan tatapan permohonan agar dia membelaku. Atau setidaknya dia bilang bahwa kecelakaan Jasmine terjadi karena kelalaiannya.

Bukannya menjawab, pria itu hanya bungkam. Diam. Dan tidak bergeming.

"Lihat kan? Anak saya saking kecewanya sampai enggak mau bicara," ucap Mom Eli lagi.

Aku mau nangis. Serius. Mau nangis banget. Kenapa sih Kak Gandra memilih bungkam. Kenapa sih seolah dia membiarkan aku yang dikambinghitamkan oleh keluarganya.

"Kalau cucu saya kenapa-kenapa," Mom Eli menoleh menatap Kak Gandra, "kita harus ambil tindakan tegas, Dra. Mom akan tuntut dia ke kepolisian, sedangkan kamu ceraikan dia."

Aku enggak tahan lagi.

Air mata seketika membanjiri pipiku.

Orang yang aku harapkan bisa membelaku, nyatanya dia hanya diam. Mematung. Seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Padahal dia tahu semuanya. Bahkan kelalaiannyalah yang menyebabkan Jasmine kecelakaan.

Setelah berbicara seperti itu, Mom Eli dan Dad Rusdi pergi ke depan kamar Jasmine, sedangkan Kak Gandra masih terdiam di posisi yang sama.

"Kak," aku mengelap air mataku yang terus terjauh, "bela aku kak. Bela aku."

Kak Gandra terdiam sambil menatapku, tetapi tidak ada satu kata pun yang keluar.

"Kak Gandra. Kalau bukan Kakak siapa yang lagi membela aku? Please, bantu aku Kak, setidaknya didepan keluarga Kakak aja."

Pria itu masih saja diam.

Helaan napas frustrasi keluar dari mulutku. "Kenapa aku? Kenapa Kakak tega mengambinghitamkan aku?" tanyaku lirih.

Teruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Full ebook

Full ebook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp46

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp46.000 kalian bisa akses full e-booknya

Tersedia juga ebook versi baca duluan

Tersedia juga ebook versi baca duluan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cara Pembelian:

1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.

2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Part Ke-1 sampai Part Ke-61 (Ending) _ Mutualism Marriage _ TheDarkNight_)

3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. Harganya Rp46.000.

4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.

Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.

5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).

6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".

Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Mutualism MarriageWhere stories live. Discover now