🍂Delapan Belas🍂

11.3K 616 6
                                    

"Jeruk sekilo berapa Bang?"

"Dua puluh lima ribu."

"Sekilo ya Bang," aku mengeluarkan uang tiga puluh ribu kemudian setelah Abang penjual memberikan aku sekantung jeruk, barulah aku memberikan uangku kepadanya, "terima kasih, Bang," ucapku.

"Kembaliannya, Neng."

"Ga usah, ambil aja, Bang," ucapku lantas melanjutkan langkahku menuju ke rumah Ibu.

Tadi aku sengaja naik taksi dan turun di pasar karena aku ingin membelikan jeruk untuk Ibu dan juga Rose, buah ini adalah buah kesukaan mereka. Jarak dari pasar ini ke rumah Ibu juga enggak begitu jauh, hanya sekitar lima menit jika berjalan kaki.

Sesampainya di rumah Ibu, aku membuka gerbangnya dan mengetuk pintu rumah. Saat pintu itu terbuka, wajah Rosa terpampang di sana. "Mbak!" peluknya riang, dia melirik ke kiri dan ke kanan, "Jasminenya mana? Enggak ikut?"

Aku menggeleng. "Dia lagi ikut Papinya ke percetakan."

Rosa mengangguk lantas dia menggeser tubuhnya, memberikan jalan agar aku masuk. "Ibu," panggilku saat melihat Ibu sedang duduk di kursi ruang tamu. Aku menyalaminya dan meletakkan kantung berisi jeruk di meja, "Manda bawa jeruk."

"Makasih, Nda," Ibu melirik ke arah luar pintu, "Nak Gandra dan Jasmine enggak ikut?"

Aku menggeleng lantas Ibu mengusap bahuku pelan. "Suami kamu sesibuk itu ya?" tanya Ibu yang membuat aku terdiam sebentar.

Bukan sibuk sih, lebih tepatnya emang enggak mau memberikan waktunya untuk keluargaku.

"Iya, Bu," aku tersenyum kecil, "Kak Gandra baru buka cabang percetakan lagi. Dia juga menghandle seluruh percetakannya yang lain. Jadi maklum sibuk."

Ibu mengangguk seolah dia paham keadaan menantunya. "Jasmine ikut Papinya? Kenapa enggak diajak ke sini aja?" tanya Ibu lagi.

"Setiap Sabtu Jasmine kan les, Bu. Habis pulang les dijemput sama Papinya langsung ke percetakan. Jasmine minta ikut ke percetakan," alasanku. Padahal aku berbohong, Jasmine sebenarnya ingin main ke rumah Ibu lagi, tapi Kak Gandra melarangnya.

Ibu kembali mengangguk. Ketika dia ingin mengeluarkan suara, aku buru-buru mengeluarkan topik pembicaraan lain. "Kontrakan bulan ini belum dibayar ya?" tanyaku cepat.

"Nanti aja, Nda. Masih awal bulan ini. Belum ditagih juga sama Ibu kosnya."

"Bayar aja, Bu. Uangnya udah dikasih sama Kak Gandra buat bayar kontrakan rumah ini sampai tiga bulan ke depan," aku mengeluarkan dompetku lantas mengambil beberapa puluh lembar uang merah dari dalamnya. Aku memberikannya ke tangan Ibu, "ini uangnya."

Ibu terdiam tanpa suara dan juga tanpa pergerakan. Dia menatapku lurus beberapa detik sebelum suara keluar dari mulutnya. "Ibu sebenarnya enggak enak sama Nak Gandra. Dia yang membayar semua kebutuhan keluarga kita."

Aku buru-buru menggeleng. "Enggak, Bu. Kan Manda juga kerja. Uang gaji Manda juga digabung sama uang Kak Gandra. Jadi uang yang Manda kasih ke Ibu, enggak sepenuhnya uang Kak Gandra."

"Tapi pasti uang Gandra lebih banyak daripada uang kamu."

Iya, benar.

Gaji sebulanku aja enggak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluargaku sebulan sehingga perlu banyak tambahan dari uang Kak Gandra.

Pandangan Ibu menyapu ke sudut-sudut rumah. "Rumah kontrakan ini terlalu besar. Ibu mau pindah aja ke rumah yang lebih kecil biar harga sewanya lebih murah, Nda. Enggak perlu kontrakan, kos-an juga cukup buat Ibu dan Rosa."

Aku menggeleng cepat-cepat. "Di sini aja. Kita mampu kok bayarnya, Bu. Di sini kan enak, ada halamannya Ibu bisa berjemur setiap pagi. Kamarnya juga luas. Ibu dan Rosa pasti lebih nyaman di sini."

"Iya nyaman, tapi kalau bukan karena uang Nak Gandra kita enggak mampu bayar."

"Yaudah Bu," aku berusaha kembali mengalihkan topik pembicaraan, "Ibu siap-siap yuk sekarang. Kita mau ke rumah sakit, nanti kalau siang, keburu ramai di sana."

Selepas kepergian Ibu, aku tersenyum miris.

Kami akan terus mampu membayar sewa rumah ini. Kami akan terus mampu memenuhi seluruh kebutuhan Ibu dan juga Rosa.

Selama aku mampu mempertahankan pernikahanku dengan Kak Gandra.

Sekarang sudah tersedia versi baca duluan sampai part ke-34!

Pembelian dapat melalui Karyakarsa versi web atau WhatsApp (085810258853)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pembelian dapat melalui Karyakarsa versi web atau WhatsApp (085810258853)

Cara pembelian melalui Karyakarsa
(Versi Web)

1. Masuk ke website Karyakarsa
2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya.
3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut.
4. Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.
5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).
6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".

Mutualism MarriageWhere stories live. Discover now