🍂Empat Puluh🍂

15K 733 29
                                    

Mendengar kabar itu, aku mau langsung ke rumah sakit tempat Mine dirawat. Namun, Kak Gandra bersikeras ingin menjemputku sehingga saat ini aku masih berdiam diri di dalam kamar inap Ibu, menunggu kedatangan pria itu.

Pikiranku kacau balau dan bertambah kacau lagi saat Kak Gandra menemuiku di sini. Tidak ada kalimat yang dia ucapkan, tetapi sebuah pelukan erat yang dia berikan mampu menggambarkan betapa hancurnya pria itu.

"Saya gagal, Nda."

"Di luar aja Kak. Di luar, Ibu lagi tidur," aku melepaskan pelukannya kemudian keluar dari kamar inap Ibu.

Saat di luar Kak Gandra kembali memelukku erat, bahkan isak tangis terdengar. Aku mengusap punggungnya memberikan penenangan, tetapi saat ini pikiran dan hatiku juga sedang kacau sehingga yang terjadi malah kami menangis berdua.

"Terus sekarang keadaannya gimana?"

"Sudah ditangani dokter. Mine enggak sadarkan diri," Kak Gandra melepaskan pelukannya lantas kami saling berpandangan, "saya enggak kuat untuk melihat keadaannya, Nda. Saya lemah. Saya butuh kamu. Kuatkan saya. Dampingi saya, Nda."

Aku mengangguk kemudian tanganku bergerak mengusap air matanya. "Iya. Iya. Ayo kita ke sana. Aku ambil tas dulu sebentar." Aku mengambil tas kemudian berpamitan dengan Rosa setelah itu barulah aku dan Kak Gandra pergi.

Di dalam mobil, aku sesekali menggenggam tangan Kak Gandra berusaha menguatkan pria ini. "Kakak enggak sendiri. Ada aku. Aku akan dampingi Kakak. Kita rawat Mine bersama ya."

Kak Gandra mengangguk. Dia Memberhentikan mobilnya saat lampu merah lantas tangannya bergerak mengecup tanganku. "Jangan tinggalkan saya ya. Saya butuh kamu, Manda."

"Iya, aku enggak ke mana-mana. Paling cuma ke sekolah, rumah Ibu, atau rumah sakit tempat Ibu dirawat. Selebihnya, aku akan terus sama Kakak."

Dia mengangguk kemudian kembali mengendarai mobilnya. "Terima kasih, Manda. Kuatkan saya terus ya."

Aku terdiam lantas membuang pandanganku ke arah luar jendela. Meskipun selama dua tahun ini, Kak Gandra enggak pernah menguatkanku secara moral dan enggak pernah mendampingiku saat aku ada masalah. Namun, saat dia seperti ini, seolah enggak ada rasa dendam. Aku dengan tulus menguatkan dan mendampinginya.

Beberapa saat kemudian, kami sudah sampai di rumah sakit. Kak Gandra terus merangkul pinggangku seolah enggak membiarkan aku pergi ke mana pun.

Aku dan Kak Gandra berdiri di depan kamar Mine. Kami melihat kondisi Mine yang masih tertidur dengan perban di kepalanya. Wajahnya terlihat lebam. Luka juga tersebar di kedua tangan dan kakinya. Terlihat jelas bahwa kecelakaan yang menimpanya cukup parah.

"Kondisinya masih mengkhawatirkan, Jasmine kehilangan banyak darah. Dia masih belum melewati masa kritisnya dan saat ini kami masih mencari donor darah yang tepat," penjelasan dari dokter.

"Tolong carikan donor darah secepatnya, Dok. Saya akan bayar berapa pun."

Dokter itu pun mengangguk. "Pihak rumah sakit akan berusaha mencari secepatnya."

Sesudah dokter pergi, barulah aku membuka obrolan dengan Kak Gandra. "Golongan darah Kakak apa?"

"AB."

"Golongan darah Mine?"

"A. Dia sama dengan golongan darah Vinka."

Aku menghela napas berat. Kalau saja golongan darahku A, pasti aku akan mendonorkan darahku untuk Mine, tetapi golongan darahku B.

Aku merangkul Kak Gandra kemudian mengusap-usap lengan pria itu. "Tenang. Tenang. Sedang dicarikan dokter donor yang tepat."

"Tadi saya mengabarkan Mommy dan Daddy juga. Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini. Mommy golongan darahnya A. Mungkin kalau waktunya memungkinkan, dia bisa mendonorkan darahnya untuk Mine."

Tatapanku mendadak kosong.

Mommy.

Ibu mertuaku yang paling aku hindari kini sedang dalam perjalanan menuju ke Indonesia. 

Aku memejamkan mataku dan terus berdoa semoga tidak terjadi keributan.

Teruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853

Full ebook 

Full ebook 

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Hanya dengan Rp46

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Hanya dengan Rp46.000 kalian bisa akses full e-booknya 

Tersedia juga ebook versi baca duluan

Tersedia juga ebook versi baca duluan

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Cara Pembelian:

1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.

2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Part Ke-1 sampai Part Ke-61 (Ending) _ Mutualism Marriage _ TheDarkNight_)

3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. Harganya Rp46.000.

4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.

Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.

5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).

6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".

Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Mutualism MarriageOnde histórias criam vida. Descubra agora