🍂Empat Puluh Sembilan🍂

9.7K 658 69
                                    

Malam ini, aku meminta tolong kepada Rosa untuk membantu kami menjaga Jasmine. Rosa menyetujuinya dan di sinilah kami berada, di kamar inap Jasmine. Aku dan Kak Gandra bersiap-siap ingin pulang karena ada sesuatu hal yang harus aku ambil.

Sebenarnya itu adalah alasan kedua. Alasan pertamanya karena aku ingin mengobrol berdua dengan Kak Gandra. Aku memilih tempatnya di luar rumah sakit agar mengobrolnya bisa lebih nyaman.

"Rosa mau menitip makanan apa?" tanyaku yang langsung direspons dengan gelengan kepala.

"Rosa sudah makan," ucapnya sambil mengelus-elus tangan Jasmine.

Aku mengangguk kemudian setelah itu aku dan Kak Gandra pergi dari rumah sakit menuju ke rumah. "Kak," tanyaku saat kami sudah berada di dalam mobil, "aku mau cerai."

Mobil tiba-tiba direm mendadak. Pria di sebelahku menatapku dengan tatapan kaget. "Ngomong apa kamu?" tanyanya.

"Aku mau cerai," ucapku yang lagi-lagi membuat Kak Gandra mengerem mobilnya secara mendadak.

"Ngomong apa?"

"Ya itu. Kakak enggak salah dengar. Aku mau cerai."

Wajah Kak Gandra langsung berubah menjadi memerah. Entah karena marah atau ingin menangis. Enggak tahu. Namun, yang jelas dia tidak berbicara lagi sampai kami tiba di rumah.

"Saya naikkan uang bulanan kamu tiga kali lipat, tapi jangan minta cerai," ucapnya sebelum aku keluar dari mobil.

Aku terdiam sebentar lantas menoleh ke arahnya. "Ini bukan lagi tentang uang, Kak," ucapku kemudian keluar lantas menutup pintu mobil dengan gebrakan kencang.

"Terus tentang apa?" teriak Kak Gandra yang ikut keluar mobil, "kenapa kamu bisa minta cerai segampang itu? Pernikahan kita sudah sejauh ini, Nda."

"Sejauh apa?" teriakku tidak kalah kencang, "hubungan kita dari awal enggak ke mana-mana, Kak. Kita masih ditahap awal. Masih terpaku pada konsep pertukaran uang dan pelayanan. Enggak lebih daripada itu kan?" ucapku kencang.

Kak Gandra menarikku masuk ke dalam rumah. Mungkin dia juga malu kalau harus bertengkar di halaman rumah. Takut terdengar tetangga.

"Aku sudah enggak butuh uang Kakak lagi," ucapku saat kami menaiki tangga, "aku sudah enggak butuh uang bulanan kakak yang berlimpah itu. Mau dilipatgandakan sebanyak apa pun, itu enggak berpengaruh."

Kak Gandra tidak menjawab, dia malah semakin cepat menaiki tangga. Sesaat kami di depan kamar, dia langsung menarikku masuk. Tanpa basa-basi, dia langsung mencium tepat bibirku. Aku yang enggak siap hanya bisa diam terpaku merasakan ciuman itu.

"Jangan minta cerai," Kak Gandra melepaskan ciuman kami bertepatan dengan air matanya yang terjatuh, "jangan minta cerai," ulangnya.

Kak Gandra menangis?

Cuma karena aku minta cerai?

"Kenapa," aku menjauhkan tubuhku darinya, "aku sudah enggak butuh uang Kakak. Berarti pernikahan kita bisa diakhiri karena sudah tidak ada lagi pertukaran kan?"

"Mine butuh kamu," dia mendekat dan menyentuh kedua bahuku, "Mine masih koma, dia masih butuh kamu."

"Tapi harus berapa lama lagi aku terus tersakiti dalam pernikahan ini Kak?" nada bicaraku meninggi, "harus berapa lama lagi?!"

"Manda," suaranya terdengar lirih, "saya menyakiti kamu sebanyak itu ya?"

"Banyak!" aku menunjuk ke arah hatiku, "berulang kali hatiku sakit, berulang kali otakku meyakinkan aku untuk terus bertahan dipernikahan ini. Namun, sekarang aku sudah enggak punya alasan lagi untuk bertahan. Ibu sudah meninggal."

"Saya enggak tahu kesalahan saya apa saja, tapi ada tiga kesalahan saya yang yakin itu menyakitimu. Saya melakukan s*x dengan paksa, saya berselingkuh, dan saya yang telat datang ketika pemakaman Ibu. "

"Manda," dia meraih tanganku dan menuntunku untuk duduk di pinggir ranjang, "saya bisa jelaskan ketiga kesalahan saya."

Aku terdiam.

"Mau yang mana dulu?"

Teruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa 

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853

Full ebook 

Full ebook 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp46

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp46.000 kalian bisa akses full e-booknya 

Tersedia juga ebook versi baca duluan 

Cara Pembelian:

1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.

2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Part Ke-1 sampai Part Ke-61 (Ending) _ Mutualism Marriage _ TheDarkNight_)

3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. Harganya Rp46.000.

4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.

Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.

5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).

6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka".

Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Mutualism MarriageWhere stories live. Discover now