.SEASON 9 (153)❤️

290 28 6
                                    

..

Setelah pak Angga berpamitan pulang,

Tama dan Zahira yang masih berada di ruang tamu

"Tama" panggil Radi pada Tama yang masih berdiri di dekatnya

Tama menoleh ke arah Radi,
"Eh, i'iya pak Radi?"

"Kamu boleh melanjutkan pekerjaan mu sekarang, terimakasih sudah menjadi saksi disini" pinta Radi pada Tama

Tama mengangguk mengerti,
"Em, baik pak" balas Tama

Tama pun keluar dari ruang tamu,

Sudah terdapat Alfian dan juga Hesti berada di bar Coffe menunggu Tama

"Itu si Tama!" Seru Hesti pada Alfian sembari menunjuk ke arah Tama yang tengah berjalan ke arah Hesti dan juga Alfian

Setelah Tama mendekat ke arah mereka berdua,
"Eh, Gimana Tam?"
"Si Kipli masih ngga terima ya? Kok gue lihat tadi dia kabur gitu, ya ngga kak?" Tanya Hesti sembari mencolek Alfian, senior nya

"Iya tuh, kok dia kabur gitu ya? Ada apa sebenarnya?" Tanya Alfian pada Tama

Tama mengangguk senyum,
"Aman pokoknya"

"Semua terkendali sama pak Radi sendiri, sampai2 tu anak kabur duluan dari bapaknya" jelas Tama pada Hesti dan juga Alfian

"Eh, serius Tam??"
"Jadi tu anak kabur setelah manggil bapaknya??" Tanya Alfian pada Tama

"Iya" balas Tama

"Haha"
"Ada-ada aja si Kipli itu" balas Hesti

Hesti dan juga Alfian pun terkekeh mendengar penjelasan Tama,

°°

-Ruang Tamu

Radi pun kembali duduk di ruang tamu Zahra juga duduk di samping Radi

Radi mengalihkan pandangannya ke arah Zahira yang masih berdiri,

Zahira meneguk salivanya,
Ia baru pertama kali melihat sang ayah mengucapkan kata-kata pedas kepada orang lain

Selama ini, ia mengira sang ayah sangat lugu dan bisa menahan amarahnya untuk orang lain, namun ia salah,

Sang ayah juga menempatkan posisinya dengan tegas di situasi tertentu seperti tadi

"Ara kok Ndak duduk?" Tanya sang ayah pada Zahira

"Eh, eng'engga kok yah"
"A'Ara-- mau masuk kamar dulu" balas Zahira

Radi sedikit tersenyum, ia mengangguk mengerti,

"Yasudah"
"Kalo Ara mau istirahat, istirahat saja, besok Ara masih sekolah, jangan kecapean ya" pinta Radi pada Zahira

Zahira mengangguk mengerti,
Ia tersenyum,
"Baik ayah"

Setelah Zahira berlalu,
Hanya tinggal Radi dan Zahra saja di ruang tamu

"Em"
"Ndak biasanya lho mas tadi kaya gitu" ucap Zahra pada Radi

Radi menghela nafas,
Ia tersenyum sembari mengusap2 tangan Zahra

"Maaf ya"
"Mas agak sedikit terbawa emosi tadi" ucap Radi pada Zahra

Zahra mengangguk mengerti,
"Mas begitu kan memang anak tadi yang mulai duluan"
"Dan juga-- kata-kata nya tadi membuat hati merasa Ndak nyaman" balas Zahra

"Adek itu tau betul sifat lho mas Radi"
"Mas Radi Ndak bakal mulai duluan kalo Ndak ada yang mancing suatu perkara yang benar-benar bisa membuat mas tersinggung" jelas Zahra pada Radi

Suamiku Adalah Adik KelaskuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon