SEASON 9 (146) ❤️

185 21 0
                                    

..

Zahra dan Radi keluar dari kamar dan menuju ke ruang makan,

Radi duduk di kursi di ruang makan tersebut,

"Secukupnya kan yah? Atau mau nambah dikit" Tanya Zahra pada Radi Mengenai sebanyak centong nasi yang akan Zahra berikan di atas piring Radi

Radi mengangguk,
"Secukupnya saja bun"

Zahra mengangguk mengerti,

Tak lama dari itu, munculah Rendi, ia duduk di samping Radi
"Uh, bunda Endi lapal" ucap Rendi pada Zahra

Zahra tersenyum ke arah Rendi,
"Sebentar ya sayang, bunda layani ayah kamu dulu"

Rendi mengangguk senyum,
"Iya Bunda"

"Rendi" panggil sang ayah yang ada di sebelahnya pada Rendi

Rendi mengalihkan pandangannya ke arah sang ayah,
"Iya ayah?"

"Kakak kamu-- kemana? Kok Ndak kelihatan nak" Tanya Radi pada putranya

Rendi seperti berpikir,
"Endi nggak tau yah"
"Tadi Endi di Kamal, jadi Endi ngga tau kakak kemana" balas Rendi

Radi pun mengangguk,
"Ah gitu"
"Mungkin di depan kali ya" ucap Radi

Tak lama, Radi meraih sebuah teko, lalu mengisi gelas kosong yang ada di sampingnya dengan air yang ada di dalam teko tersebut dan langsung meneguk nya

Setelah Zahra memberikan piring yang berisi nasi secukupnya tersebut kepada Radi, Radi meraih beberapa lauk yang tersaji di atas meja makan,

Di tengah ia menikmati makanannya,
Radi mengingat bahwa sang putri sebentar lagi akan lulus SMA,

"Bun"

"Iya yah?"

"Zahira kan sebentar lagi lulus SMA, dia mau lanjut kuliah atau kerja ya bun?" Tanya Radi pada Zahra mengenai keputusan Zahira lanjut kuliah atau langsung bekerja,

mendengar pernyataan Radi Zahra sedikit menghela nafas,
"Sebenarnya-- bunda juga belum nanya sama Zahira langsung tentang pertanyaan ayah tadi"
"Tapi-- nanti bunda tanyakan sama Zahira nya langsung"

Radi mengangguk mengerti,

"Tapi-- menurut bunda Zahira itu lanjut kuliah atau kerja?" Tanya Radi pada Zahra

"Bisa jadi dua-duanya sih yah"
"Tapi itu kemungkinan kecil" balas Zahra pada Radi

"Kalo kemungkinan besarnya dia lanjut kuliah" tambah Zahra pada Radi

Radi kembali mengangguk,
"Apa bunda bisa bujuk Zahira buat nerusin perusahaan milik papah?" Pinta Radi pada Zahra

Sontak saja, Zahra langsung menatap ke arah Radi dan mengerutkan keningnya, ia meneguk salivanya,
"A'apa yah?"
"P'perusahaan papah?"
"Perusahaan-- sebesar itu, ayah menginginkan Zahira menanggung beban dengan mengemban tugas sebagai pemimpin perusahaan sebesar itu di usia nya yang belum genap 20 tahun?" jelas Zahra pada Radi

Zahra menghela nafas dan menggeleng cepat,
"Maaf ayah, Bunda Ndak mengizinkan kalo soal ini" tambah Zahra pada Radi

"Seharusnya, ayah sudah tau dan sudah paham, kalo Zahira itu Ndak se-pintar dan se-jenius ayah"
"Dia masih butuh bimbingan kita, kita Ndak bisa melepasnya begitu saja ayah" tambah Zahra lagi pada Radi

Jelas, Zahra sangat khawatir apabila Zahira terjun ke dunia bisnis perusahaan milik sang kakek

Sementara itu, Zahra tau Zahira sama sekali tak memiliki Bakat murni untuk memimpin suatu perusahaan

Suamiku Adalah Adik KelaskuWhere stories live. Discover now