-122- SEASON 8 (3)

305 41 7
                                    

..

"Oma" panggil Zahira pada sang nenek

Sang nenek menoleh ke arah cucunya,
"Iya Zahira?"

"Em, Apa-- Zahira boleh keluar sebentar? Zahira-- au lihat air mancur dari dekat" pinta Zahira pada sang nenek

Sang nenek tersenyum dan mengangguk mengerti, Air mancur tersebut memang indah, wajar aja, siapa saja bakal terpesona dengan keindahan air mancur tersebut

Zahira mengangguk senyum,

Ia berdiri dan beranjak keluar rumah menuju ke air mancur yang sedari tadi seperti membuat nya terkesan dengan air yang menjulang tinggi tersebut

Zahira mengulurkan tangannya, Terada jelas percikan air dari air mancur tersebut mengenai tangan dari Zahira

Raut wajah Zahira jelas nampak senang, ia tersenyum

"Jadi-- ini adalah tempat dimana masa kecil bunda dulu ya" Gumam Zahira

Tak lama dari itu,
Mobil kelas Eropa masuk hingga terparkir di halaman rumah

Zahira pun mengalihkan pandangannya ke arah mobil tersebut

Ia mengerutkan keningnya,

Mobil siapa itu?
Dan-- siapa orang yang ada di dalam mobil itu?

Gumam Zahira dalam hati

Ia melihat seseorang yang baru saja turun dari mobil tersebut berjalan ke arah nya

Ia tidak tau bahwa orang itu adalah kakeknya (Welly), Zahira berpikir bahwa orang tersebut adalah Tamu yang datang menemui sang nenek

Sementara itu,
Sang kakek yang berdiri tepat di depan Zahira, ia menatap Zahira dengan tatapan penuh pertanyaan

Beliau berpikir, anak siapa yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah nya tanpa seizin dirinya terlebih dahulu

Zahira yang tidak tau pun hanya menundukkan wajahnya, karena orang yang berada tepat di depannya seperti akan memarahinya

Dengan tubuh gemetar nya, ia meminta maaf karena ia hanya ingin melihat air mancur lebih dekat,
"M'maaf"
"Saya-- hanya ingin lihat air mancur ini saja dari dekat, i'itu saja" ucap Zahira pada seseorang di depannya

Welly pun mengerutkan keningnya,
"Kamu-- siapa? Dan kenapa kamu ada di sini?" Tanya Welly pada Zahira

Zahira nampak menunduk ia tak berani menatap wajah seseorang di depan nya yang tengah bertanya kepadanya,

Namun setelah Welly cermati, wajah anak yang berada di depannya, sama persis dengan wajah Zahra waktu Zahra duduk di bangku SMA dulu,

Tunggu,

Kenapa-- wajah anak ini mirip dengan seseorang?

Iya
Mirip seseorang,

Putriku,
Zahra

Pikir Welly saat itu

"Em, Bukan-- bukan itu pertanyaannya"
"K'kenapa-- wajah kamu mirip sama anak saya waktu remaja dulu"
"Apa jangan-jangan kamu--
"Ah bukan"
"Dia kan sudah bersuami"
"Dan-- lagi pula dia sudah ngga se-remaja ini"
"Pasti aku hanya mimpi melihat putriku di masa lalu" ucap Welly, ia menghela nafas dan beranjak meninggalkan Zahira dan berjalan melewati satu persatu anak tangga sebelum sampai di pintu depan

Zahira mendongakkan wajahnya ke arah Welly,
"Bunda?"
"Apa-- yang anda maksud itu-- Bunda? Ayah juga mengatakan hal itu, wajah ku ini mirip sekali dengan bunda waktu remaja dulu" ucap Zahira pada Welly

Hal itu membuat Welly memberhentikan langkahnya menuju anak tangga, beliau langsung mengalihkan pandangannya ke arah anak perempuan yang tengah mengajaknya bicara

Welly mengerutkan keningnya,
"Bunda?" Tanya Welly kebingungan,

Zahira mengangguk dengan sedikit senyumnya,
"Bunda Zahra" balas Zahira

Welly membelalakkan kedua matanya, beliau baru sadar bahwa tadi Radi mengatakan ia juga mengajak kedua anaknya

Di saat itu, Welly sangat terkejut mendapati sang cucu yang sudah tumbuh sebesar ini

Naluri sang kakek menang tidak pernah salah, ia tahu betul wajah sang putri yang sama persis dengan wajah sang cucu saat ini,

Itu adalah pertemuan pertama sang kakek dengan Zahira setelah Zahira tumbuh dewasa

"J'jadi kamu--
"Kamu-- anak dari Zahra?" Tanya Welly pada Zahira

Zahira mengangguk dengan sedikit senyumnya,
"Iya, saya Zahira"
"Saya anak dari bunda Zahra"
"Apa anda mengenal ibu saya?" Tanya Zahira pada Welly

Meski kedua matanya berkaca-kaca, namun Welly tetap tersenyum lega

Sama hal nya dengan sang istri, Welly juga sangat merindukan cucunya

Welly mengangguk dengan sedikit senyumnya,
"Iya, Saya kenal" balas Welly pada Zahira

"Sangat kenal" tambah Welly lagu pada Zahira

Zahira pun mengerutkan keningnya,
"Kalo anda sangat mengenal ibu saya, jadi-- anda juga tahu ayah saya juga?" Tanya Zahira lagi pada Welly

Zahira tidak tau siapa seseorang yang ia ajak bicara, ia hanya ingin tau kenapa seseorang ini sangat mengenal ibunya

Welly mengangguk senyum,
"Iya, ayah kamu juga"
"Ayah kamu adalah seorang pekerja keras, demi menghidupi keluarga kecilnya, pria yang dulunya bekerja sebagai pembuat Kopi dan roti panggang di sebuah Caffe di dekat pusat kota" jelas Welly pada Zahira

"Siapa lagi kalo bukan Raditya Khazari, dia menikah dengan seorang wanita yang bernama Zahra, dan pernikahan tersebut sudah menginjak usia lebih dari 20 tahun" tambah Welly lagi

Setelah itu, Welly sedikit tersenyum

Zahira meneguk salivanya,

Ia terkejut dengan orang yang ada di depannya, bahkan orang yang berada di depannya bisa bicara seperti sebuah fakta yang belum pernah dia ketahui sebelumnya,

Ia hanya tau bahwa Radi memang dulu bekerja di sebuah Caffe, itu saja, dan tidak lebih

Itupun ia tahu karena sang ibu yang bercerita waktu itu,

Tapi seseorang yang berada di depannya tau pasti tentang pekerjaan ayah dari Zahira

"K'kenapa anda bisa tau tentang pekerjaan ayah sebelumnya?"
"S'siapa anda sebenarnya?" Tanya Zahira pada Welly, penasaran

Welly menghela nafas,
"Saya suami dari Sari Widya Cempaka" nama ibu dari Zahra

Zahira menggeleng cepat,
"Maaf"
"S'saya-- tidak mengenal nama yang anda ucapkan tadi" balas Zahira

"Zahira"
"Saya adalah kakek kamu" ucap Welly pada Zahira

Zahira membelalakkan kedua matanya,

"Kakek kandung kamu, sekaligus, Ayah dari ibu kamu, Zahra" jelas Welly pada Zahira

Bibir Zahira pun seperti gemetar,
"K'kakek" ucap Zahira

Welly mengangguk senyum,
"Sini, peluk kakek" ucap Welly sembari mengulurkan kedua tangannya

"Kakek rindu sama cucu kakek" ucap Welly lagi

"Kakek!" Zahira setengah berlari menuju ke arah Welly dan memeluknya

Nampak Welly membalas pelukan

Zahira mendongakkan wajahnya ke arah sang kakek,
"Bunda sering cerita banyak soal kakek" ucap Zahira pada welly

Kakek tersenyum,
"Oh ya?"

Zahira mengangguk senyum,
"Iya kek"

"Yasudah, kalo begitu, kita kedalam, menemui ayah sama ibu kamu" pinta kakek pada Zahira

Zahira pun mengangguk mengerti

°°°°

Next

Ada komentar?

Suamiku Adalah Adik KelaskuWhere stories live. Discover now